Bab 17

Diana membuka matanya, ia meringis merasakan perih di lehernya, netra cokelatnya mencoba terbuka lebih lebar untuk melihat lebih jelas. Ia tidak dapat melihat apapun. gelap.

Tangannya terangkat memijat pelan keningnya, kepalanya berdenyut saat ingat sosok menyeramkan yang tadi hampir membunuhnya. Diana cepat cepat bangun, Ia masih tidak tahu dimana ia berada sekarang

Hampir saja Diana terjatuh jika tidak segera menyeimbangkan diri. Ia meraba-raba disekitar lantai mencari senter yang tadi ia jatuhkan.

Sial.

Ia tidak dapat melihat apapun, sepertinya hari sudah malam. Sejak pindah ke asrama Buana Diana tidak lagi menyukai malam, padahal sebelumnya ia adalah penikmat malam yang menurutnya sangat menyenangkan. Pandangan itu berubah semenjak tiba disini, malam tidak lagi menyenangkan,

Jendela.

Tadi ia melihat jendela, ia harus melihat keadaan diluar dari situ. Tapi tentu saja ia harus menemukan senternya terlebih dahulu. 

Diana waspada takut sosok menyeramkan tadi kembali untuk membunuhnya, meskipun Diana tidak mengerti alasan kenapa ia mau dibunuh, ia bahkan tidak mengenal sosok itu. lantas kenapa pulan sosok perenouan bergaun merah itu meminta tubuhnya pada Diana. Hal itu membuat Diana lebih kaget dan agak heran, ia bahkan tidak pernah menyembunyikan tubuh siapapun lalu kenapa sosok itu meminta tubuhnya pada Diana. Dan siapa pula sosok perempuan bergaun merah itu? Diana bahkan bingung sekarang berada dimana. Lorong itu membawanya ke ruangan ini, Semakin lama Diana semakin merasa Asrama Buana memang menyembunyikan sesuatu.

ah, akhirnya, menemukan senter yang ia cari, ia langsung menyalakannya. Ternyata ia masih berada di ruangan tadi. Diana memerhatikan sekilas ranjang dimana ia berbaring tadi, siapa yang memindahkannya ke ranjang? Tadi sebelum pingsan ia melihat sosok pria yang diceritakan Feby datang mengusir makhluk menyeramkan tersebut. Tangan Diana memegang lehernya.

"oh, ****... " ringis Diana menekan perban yang membalut lehernya. Bisa jadi pria itu yang menolongnya, tapi untuk alasan apa?

Yaa... diana tahu mungkin memang ada beberapa orang yang mau menolong tanpa alasan, melakukan kebaikan kecil sebagai sesama makhluk sosial, tapi bagi Diana ia tidak mempercayai pertolongan tanpa pamrih. Pasti ada sesuatu yang mendasari kenapa pria itu mau menolongnya.

Diana mendekati jendela, ia menyibak gorden warna abu-abu tua itu dan dari tempat nya berdiri sekarang ia dapat melihat halaman yang cukup luas namun tidak terawat, juga pagar besi setinggi sepuluh meter yang mengelilingi halaman tersebut. Diana menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas, dibalik pagar besi itu terdapat banyak pohon pohon besar..

"Hutan? Rumah ini berada di hutan? " gumam Diana. Sekarang ia memiliki tebakan dimana ia berada.

Diana sekarang yakin ia berada didalam Mansion yang ia lihat dari asrama. Jadi lorong panjang itu adalah jalan menuju Mansion ini?

Menarik.

Apa yang sebenarnya disembunyikan Asrama Buana sampai memiliki lorong yang terhubung dengan Mansion yang terletak di tengah hutan.

Diana mengambil ponselnya dari dalam tas, ia melirik layar ponsel sekilas, jam setengah delapan malam. Apakah ia pingsan selama itu, ketika bangun bahkan hari sudah gelap.

Diana kembali menutup gorden, ia harus kembali ke asrama, khawatir sosok menyeramkan itu kembali untuk membunuhnya.

"DIANA!!! " Teriak Feby yang baru saja datang dengan nafas ngos-ngosan, ia masih mengenakan jas laboratorium. Ia mengatur nafasnya sambil sedikit menekuk kakinya.

"Feby?! " Diana menyorotkan senter ke wajah Feby " Kamu ngapain kesini? "

"Aku khawatir sama kamu, na. Aku ke kamar kamu tadi. Tapi kamunya gak ada. Aku yakin kamu pasti menyusuri lorong karena itulah aku kesini, tapi btw ini kamar siapa? " jelas Feby panjang lebar sambil memperhatikan sekeliling kamar.

"Kita harus kembali ke asrama. Disini gak aman, " kata Diana berjalan ke dekat Feby.

"Gak aman gi-eh.. Leher kamu kenapa? Jangan bilang kamu kesini mau bunuh diri, " Feby menatap horror leher Diana, ia menekan sedikit leher Diana yang diperban.

"Awwh.. Sakit, Feb. " Diana memukul pelan tangan Feby.

"Aku hampir dibunuh tadi... "

"Siapa yang mau bunuh kamu? Pemilik rumah ini? " potong Feby setengah berbisik.

"Bukan.. "

"Diana, "

"Diana, "

Ucapan Diana terhenti saat suara itu kembali memanggil namanya. Wajah Diana memucat,

"Na, kamu kenapa? " Feby menatap heran, ia mengguncang bahu Diana agak keras.

Sementara Diana sekarang melihat sosok perempuan bergaun merah itu berdiri di pintu, menatap menyeringai pada Diana, dari lehernya tidak lagi keluar darah, lehernya tidak koyak seperti tadi siang, namun seringaian nya masih seperti sebelumnya. Diana menatap takut, ia memegang tangan Feby, memberi isyarat agar sahabatnya itu menoleh kebelakang pada sosok yang sekarang berjalan kearah mereka berdua.

"Kamu kenap... Oh my god!!! " Feby melotot kaget, berbeda dengan sebelumnya, kali ini Feby dapat melihat sosok perempuan bergaun merah itu.

"Ki-kita harus pergi dari sini, feb" Diana meremas kuat tangan Feby, mencoba meminimalisir ketakutannya.

"Sepertinya aku pernah melihatnya, " Feby mencoba mengingat wajah yang agak familiar itu. Ia tidak begitu takut pada sosok tersebut. Feby tetaplah feby, si pemberani yang tidak mengenal takut. Ia sebelumnya adalah orang yang tidak terlalu percaya sama makhluk halus seperti hantu atau arwah gentayangan.

Sosok itu berjalan lambat, rambut panjangnya yang agak kusut terkadang menutupi sebagian wajahnya.

"Dokter Ayla! Itu dokter Ayla, na. Dokter yang meninggal bunuh diri! " kata Feby dengan suara keras.

"Arrrrghhhrhhr.... " Sosok itu menggeram marah, ia terbang cepat kearah Feby, mencekik lehernya seperti yang dilakukan pada Diana . Matanya melotot marah pada Feby, lehernya berputar sembilan puluh derajat,

Sreettttt....

Leher itu terkoyak, mengeluarkan cairan bewarna merah agak kehitaman, darah tersebut menetas membasahi jas lab Feby.

Diana mencoba melepaskan sosok itu dari atas tubuh Feby. Tenaga makhluk itu ternyata sangat kuat, ia tidak akan bisa menolong Feby jika menggunakan tangan kosong. Diana melihat lentera yang tergantung di dinding, ia mengambilnya lalu memukulkan pada kepala perempuan bergaun merah.

"Hihihihih..... hihihihi..." Sosok itu menoleh pada Diana, ia menyeringai lebar, memperlihatkan giginya yang penuh darah. Lalu sebelah tangannya mengcengkeram Diana dan menghempaskan ke dinding dengan keras.

Brakk....

"****..! " umpat Diana meringis kesakitan, punggungnya terasa remuk setelah menabrak dinding. Dilihatnya makhluk itu semakin kuat mencekik feby, wajah sahabatnya itu terlihat lemas.

Diana kembali bangkit. Ia harus menyelamatkan feby, ia berjalan terseok-seok menahan sakit di punggungnya.

"Lepasin sahabat saya!!" teriak Diana menarik keras rambut sosok itu dengan tangan gemetar. Ia jelas berusaha keras menahan ketakutan, ia tidak seberani feby.

Sosok itu nampak semakin marah, dilepaskan cengkeraman pada leher Feby yang sudah mengeluarkan darah karena goresan kukunya dan beralih melemparkan diana ke loteng Kamar.

Brukk....

Tubuh Diana jatuh ke lantai dalam keadaan setengah sadar, darah menetes dari sudut bibirnya. Ia melirik Feby yang sudah tidak sadarkan diri,

Sosok menyeramkan itu mendekati Diana, mencekiknya sampai kehabisan nafas.

Diana pasrah, ia sudah tidak ada tenaga untuk melawan. Diambang setengah Sadar itu pandangan Diana buram , ia seperti dikirim ke sebuah ruangan hitam putih dimana terdapat beberapa peneliti dan dokter sedang mengerjakan sesuatu, mata Diana menyipit, ia tidak dapat melihat wajah mereka dengan jelas.

Wajah mereka seperti diberi efek blur. Dimana ia sekarang? Tempat apa ini?

Bersambung....

...***...

Menurutmu Diana ada dimana?

Jangan lupa like, komen dan rate ya😄

Terpopuler

Comments

Mus

Mus

diana di cekiknya hingga kehilangan nafas,,,..... berarti diana mati

2023-11-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Pengumuman
111 Pengumuman 2
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Pengumuman
111
Pengumuman 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!