Bab 8

Diana sedang mengerjakan laporan yang kemarin disuruh kerjakan oleh pak Eddie. Seharusnya ia mengerjakan tugas tersebut di asrama, namun karena sibuk mencari tahu tentang Lorena, Diana lupa mengerjakannya.

Tadi pagi ketika baru saja sampai di lab, pak Eddie marah besar karena laporan tersebut belum juga diserahkan oleh Diana. Setelah mendapat omelan panjang lebar dan berakhir tambahan pekerjaan baru disinilah Diana berakhir sekarang, diruang analisis guna menyelesaikan laporan tentang rapat kemarin siang yang dibantu oleh Bian. kebetulan pria itu sedang tidak sibuk, dia dengan senang hati membantu Diana.

setelah selesai dengan laporannya Diana dan Bian pergi ke ruang praktikum, untuk tugas kedua yang diberikan oleh pak Eddie. Pekerjaan kedua yang menurut Diana tidak bermanfaat sama sekali, wakil kepala lab itu menyuruhnya untuk membedah katak, lalu meneliti katak tersebut, mengambil sampel darah, dan terakhir membuat laporan analisis.

"Sial. kenapa aku harus melakukan ini lagi? " umpat Diana, ia menatap horror pada katak yang akan dibedahnya. Entah untuk apa oleh pria tua itu.

"mau aku tolong nge-bedahnya gak?" tanya Bian memperhatikan wajah kesal Diana.

"Gak. aku juga sudah pernah dulu melakukannya sewaktu kuliah." tolak Diana lalu mulai melakukan pekerjaannya. Ia memakai sarung tangan juga masker, lalu meraih pisau bedah yang disodorkan Bian.

"Bian, kamu yakin Lorena sudah balik ke Prancis? " tanya Diana mulai membedah perut katak. Meneliti organ dalam perut katak, mengambil Darah katak lalu diteteskannya pada *objek glass*dan ditutup *cover glass*, kemudian diamati dibawah *mikroskop*.

"Iya. kenapa sih, Na, nanyain dia terus? kamu kenal? " Bian balik bertanya.

"penasaran aja, ada orang Prancis yang kerja di laboratorium negara kita, " ujar Diana, setelah selesai mengamati dan mengambil sampel darah katak, Diana langsung membuat laporan.

"dia cuma kerja di asrama. Selama aku kerja disini dia cuma dua kali datang ke-lab, itupun cuma mengantarkan makanan pak Eddie."

"Ngomong-ngomong soal pak Eddie, dia memang killer dari dulu atau cuma sama aku aja?" tanya Diana dengan wajah cemberut.

"memang killer, Na. Tenang saja, dia tidak dekat sama pemerintah. mungkin karena itu juga dia sekarang digantikan oleh prof. Adams sebagai kepala lab, "

" aku pikir selama ini dia termasuk tangan kanan pemerintah, "cibir Diana tak yakin.

" Enggak, Na, "Bian menggeleng yakin " dia masih tetap dipekerjakan karena otak jeniusnya masih dibutuhkan disini," lanjutnya.

"tahu darimana?" Diana sudah selesai dengan laporannya, ia melirik jam tangan biru yang melingkar pada pergelangan tangannya, tak terasa sudah sekitar dua jam Diana mengerjakan pekerjaan tersebut.

"wah, kamu pasti kaget kalau dulu pak Eddie dan Elise pernah bersiteru hebat disini. tau sendiri lah Elise kan anak jenderal besar, "ujar Bian,

"bersiteru soal apa? " tanya Diana cukup terkejut, Ia juga baru tahu kalau Elise ternyata anak jenderal. Perempuan yang menurut Diana aneh.

"Diana! dipanggil pak Eddie, " Kata Elise yang baru saja masuk.

Diana tersenyum canggung melihat orang yang baru saja mereka bicarakan berjalan dengan wajah datar kearah meja praktikum, khawatir Elise mendengar apa yang tadi mereka bicarakan.

"terimakasih sudah membantuku, Yan. Aku ke ruang pak Eddie dulu" pamit Diana.

"santai aja, Na. lain kali kalau butuh bantuan jangan sungkan bilang sama aku, " ucap Bian.

Diana segera pergi dari sana setelah mengangguk singkat pada Elise yang seperti biasanya hanya diam, mengabaikan nya.

*

Setelah tadi menyerahkan pekerjaannya pada pak Eddie, Diana langsung diperbolehkan pulang oleh wakil kepala lab itu. Dengan jadwal baru yang diberikan padanya. Mulai besok sampai seminggu kedepan Diana akan menjadi asisten pak Eddie melakukan seminar dikota.

Diana baru saja sampai di asrama,ia berhenti didepan kamar empat belas, menatap lamat pada pintu usang dengan cat cokelat tua itu. tangannya terulur untuk membuka, ia memutar kenop pintu yang ternyata terkunci.

'sebenarnya ada apa didalam sana? suara siapa yang tiap malam didengarnya dari kamar itu? aku harus mencuri kuncinya dari madam susan,' pikir Diana.

karena pintu tersebut dikunci Diana berjalan kearah tangga menuju lantai dua. Di dinding sekitar tangga berjejer beberapa foto, Orang-orang didalamnya sebagian besar menggunakan jas warna putih kebanggan mereka, sementara itu ada berberapa yang mengenakan baju kemeja bercorak hitam putih dengan bawahan yang senada.

Diana menatap lekat pada foto orang yang agak mirip dengan madam susan. Diana mencoba membaca tulisan dibagian bawah foto,

Asrama buana, 1998

Itu artinya foto tersebut diambil dua puluh lima tahun lalu. Sepertinya kepala asrama adalah orang dari keluarga yang sama dari dulu, pikir Diana.

Diana terus berjalan ke lantai dua. Sebagian besar peneliti berada di lab sampai malam, sebagian kecil ada yang pulang sore seperti Diana. sementara untuk beberapa orang ada yang sampai semalam-an berada di lab.

kamar dilantai dua tidak sebanyak lantai satu. di ujung lorong merupakan tempat tinggal madam susan, lalu disebelahnya ada gudang. Tujuan Diana adalah ke gudang.

Mungkin ada sesuatu yang bisa ia temukan di gudang untuk dijadikan petunjuk. Diana membuka pelan pintu gudang yang tidak dikunci, Udara didalam agak pengat dan agak gelap. Satu-satunya penerangan adalah cahaya matahari yang menembus melalui ventilasi.

Diana meneliti ruangan tersebut, ada banyak barang rongsokan yang diletakkan begitu saja, ada juga kardus-kardus yang disusun menumpuk disudut gudang, beberapa lemari usang juga disimpan disana, juga ada rak buku mini yang sudah kosong.

"seharusnya barang-barang tua itu dijual saja, kenapa masih disimpan disini, " dengus Diana berjalan ke sudut gudang untuk memeriksa kardus.

Setelah memeriksa sebagian besar kardus Diana tidak menemukan apapun, hanya buku tentang penelitian yang ada didalam kardus tersebut.

Diana berdiri, lantas membuka lemari. Kosong. juga tidak ada apapun didalamnya.

Diana menghembuskan nafas lelah, ia mendudukan bokongnya dilantai.

"apa itu? " monolog Diana ketika netranya menemukan sebuah kotak berukuran sedang tergeletak disudut gudang diantara tumpukan kardus. ia berdiri lalu membawa kotak itu ke tempat ia duduk.

Sebuah album agak kusam ia temukan didalam kotak tersebut. Diana membuka halaman pertama album,

kosong

Diana terus membalik album tersebut, berharap menemukan sesuatu. Hanya dihalaman terkahir album Diana menemukan foto juga beberapa bercak darah yang sudah mengering. Foto Lorena dan seorang pria, wajah pria itu digunting, hanya menyisakan Lorena dan setengah badan sang pria. Sepertinya foto itu sengaja digunting. Diana memasukan foto tersebut kedalam saku celananya. lalu mengembalikan kotak tersebut.

Setelah itu Diana segera keluar dari dalam gudang.

"kamu ngapain digudang? "

Diana terkejut mendapati madam susan sudah berdiri didepan pintu ketika ia baru saja keluar.

"aku meletakan beberapa barang yang tidak terpakai didalam, madam, " jawab Diana sedikit tersenyum.

"baiklah, lain kali kalau mau ke gudang bilang sama saya. takutnya nanti saya mengunci pintu gudang tanpa mengetahui kamu ada didalam, " ucap madam Susan.

" iya, madam. Maaf tadi gak bilang dulu sama madam,"ucap Diana meminta maaf meski agak heran. kenapa gudang harus dikunci juga? isinya juga barang-barang tua yang sudah tidak terpakai, kepala asrama itu tidak punya pemikiran kalau maling akan masuk kesana kan? Diana yakin tidak akan ada maling yang menjadikan gudang tersebut sebagai sasaran perampokan.

"kalau gitu saya permisi,madam, " kata Diana lalu dengan cepat pergi.

madam susan mengangguk, matanya menatap tajam punggung Diana yang semakin menjauh. setelah memastikan Diana turun ke lantai satu, wanita setengah abad itu masuk kedalam.

***BERSAMBUNG***....

...***...

**Jangan lupa like, komen dan rate ya 😄☺**

Terpopuler

Comments

Kiki Rizkia Apriliani

Kiki Rizkia Apriliani

lorena korban pembunuhan? knpa hrs lwr Diana dia menunjukkan jati dirinya..dan laki2 yg d gunting siapakah? prof killer atau sp

2023-10-16

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Pengumuman
111 Pengumuman 2
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Pengumuman
111
Pengumuman 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!