Bab 2

"Apa yang kamu lakukan disini? "

Diana terlonjak kaget, ia menoleh kebelakang.

Ternyata madam susan, kepala asrama yang bertanggungjawab mengelola asrama Buana. Perempuan yang sudah berusia lebih dari setengah abad itu menatap tajam kearahnya. Rambutnya yang sebagian sudah beruban disanggul sedemikian rupa, ia juga mengenakan gaun lengan panjang bewarna hitam yang membuatnya nampak anggun.

"Selamat malam madam, " sapa Diana sambil tersenyum canggung,ia sedikit merinding. Wajah judes dan tatapan tajam madam Susan membuat Diana tak nyaman.

"Malam. Kenapa kamu belum tidur? Kamu peneliti baru kan?," tanya madam Susan dengan tatapan menyelidik.

"Tadi saya mau kedapur, madam. Tapi ketika saya lewat didepan kamar ini, saya mendengar suara tangisan.... "

"Siapa yang akan menangis didalam sana? kamar ini sudah lama tidak ditempati dan sudah dijadikan gudang," potong madam Susan sambil tersenyum geli.

"Sebaiknya kamu istirahat, sepertinya kamu kelelahan. " lanjut madam susan menarik tangan Diana lalu menuntun Diana kembali ke kamarnya.

Meski sedikit ragu Diana mengikuti kepala asrama. Ia yakin mendengar suara tangisan, tapi kalau kamar itu beneran kosong lalu siapa yang menangis?

*

"jangan, "

" Il ne sait pas,.. "

" berhenti!,"

" et si nous étions les prochains, sortons d'ici. "

Diana seketika terbangun mendengar suara pelan yang datang dari kamar sebelah. Ada yang berbicara didalam sana dengan bahasa yang dicampur-campur. Tangan Diana terulur mengambil ponsel diatas nakas, pukul satu dini hari. Siapa yang mengobrol tengah malam begini?

Diana bangun dari ranjangnya lalu berjalan kedekat lemari, menempelkan telinganya di dinding untuk mendengar lebih jelas.

Hening.

Tidak ada suara apapun. Apa yang tadi itu mimpi? Ah, mungkin saja tadi Diana memang sedang bermimpi. Diana menghela nafas panjang lalu kembali ke tempat tidur.

"combien de temps sommes-nous ici ?"

Suara itu kembali terdengar ketika Diana baru saja hendak kembali ke ranjang. Suara lirih yang berbicara pelan sekali, hampir berbisik namun mampu didengar oleh Diana dengan jelas.

"Hallo, kamu tidak tidur? Ini sudah malam lho," Diana mengetuk pelan dinding.

Tidak ada jawaban. Kamar tersebut kembali hening,

Diana mengerutkan dahi lalu matanya sedikit melotot teringat perkataan kepala asrama tadi, kamar sebelah kan kosong. Dengan jantung berdegup kencang Diana kembali ke ranjang, Diana membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut. Berharap matanya kembali terlelap.

Kamar itu jelas kosong. Ada makhluk lain yang tinggal disana, membayangkan ada makhluk lain yang tinggal disana membuat tubuh Diana gemetar. Kantuk nya sudah hilang sedari tadi.

"Diana... "

"Diana.... "

Suara itu tiba tiba memanggil namanya, Diana semakin gemetar. Kedua telapak tangannya menekap erat telinga.

"Diane, s'il te plaît... "

Namun suara itu seakan masuk kedalam otaknya,

"Si-siapa?, " cicit Diana, suaranya hampir tercekat ditenggorokan.

Tidak ada jawaban.

Sekali lagi hening.

Diana menarik nafas lega sambil mengubah posisinya menjadi duduk. Punggungnya basah oleh keringat, Diana mengambil ponsel untuk menghubungi Feby yang merupakan rekan peneliti sekaligus teman dekatnya di Lab. Kebetulan dia juga tinggal di asrama Buana, tepatnya di kamar nomor 5. Cukup jauh dari kamar Diana.

Memanggil......

Tapi sialnya ponsel Feby tidak aktif. Kenapa disaat seperti ini sahabatnya itu tidak bisa dihubungi ? Ingin sekali Diana pergi ke kamar Feby tapi untuk keluar kamar saja Diana sudah sangat takut.

Saat sedang panik menghubungi Feby, dari kamar sebelah terdengar suara alat operasi yang sedang digunakan. Diana menatap takut kearah dinding, dadanya naik turun, nafasnya tersendat-sendat.

Suara itu awalnya terdengar tidak begitu keras namun makin lama semakin keras dan nyaris membuat gendang telinga Diana pecah.

"Lorena, "

Diambang ketakutannya Diana refleks memanggil Lorena. Entah kenapa nama itu yang keluar dari mulutnya.

Suara itu berhenti.

"Huuh..." Diana mengembuskan nafas lega. Lalu tanpa berpikir panjang Diana keluar kamar sambil melawan ketakutannya.

Dilorong sangat gelap tanpa penerangan apapun, pasti kepala asrama yang mematikan lampu lorong. Diana merasa kepala asrama tersebut terlalu berlebihan, seharusnya dia tidak perlu membuat lorong menjadi se-gelap sekarang yang membuat Diana kesulitan berjalan.

Untung saja Diana membawa ponselnya, sedikit lega setelah menghidupkan senter. Tujuan Diana sekarang adalah ke dapur asrama untuk menemui Lorena walaupun kecil kemungkinan dia akan berada disana mengingat sekarang masih jam tidur.

Diana mempercepat langkahnya saat melewati kamar nomor 14, kamar itu membuat bulu kuduk Diana meremang. Ada yang tidak beres dengan kamar tersebut, kamar tersebut lebih suram dibanding kamar lainnya.

Diana membuka pelan pintu dapur, hampir tidak mengeluarkan suara.

"Lorena, "

Disana Lorena sedang sibuk memotong beberapa bahan masakan, meski tidak terlalu terang Diana dapat melihat dengan jelas wajah Lorena masih pucat. Lorena menoleh sekilas sambil tersenyum ramah.

"Ada apa, Diana? Kamu sudah bangun? " tanya Lorena sambil menumis daging. Ia sudah selesai dengan kegiatan memotong,

" eum, Kamu masak sebanyak itu untuk siapa? Kamu gak tidur? " Diana jelas tidak mengerti kenapa perempuan itu memasak sebanyak itu ditengah malam. Apa untuk sarapan besok pagi? Bukankah itu terlalu cepat?

"Aku bangun setengah jam lalu. Tentu saja aku masak sarapan untuk penghuni asrama,"

"Kenapa tidak besok pagi saja?, "

" ini sudah hampir pagi, Diana. Lihat!, " Lorena menunjuk jam dinding yang berada tepat dibelakang Diana.

Diana menoleh kebelakang, pukul setengah lima.

Diana membelalak terkejut, benar sudah hampir pagi. Diana berpikir cepat, tidak mungkin waktu secepat itu berputar, Diana terbangun belum sampai satu jam dan Diana terbangun tepat jam satu. Atau karena suara-suara aneh dari kamar 14 yang membuat Diana tidak sadar sudah lebih dari tiga jam sejak ia terbangun.

"Aku pikir tadi masih malam, " ucap Diana menghampiri Lorena, meski masih sedikit tak yakin namun Diana tidak mau berpikir lebih jauh.

" sepertinya tidurmu tidak terlalu nyenyak? Kamu pasti belum terbiasa tinggal disini, sabar, nanti kamu juga akan betah dan terbiasa, " kata Lorena tersenyum menenangkan,

"Dulu aku juga seperti kamu, pertama kali datang kesini aku kurang nyaman dan hampir seminggu tidak bisa tidur nyenyak. Mungkin karena aku membutuhkan pekerjaan ini jadi lama-kelamaan aku menjadi terbiasa, " lanjut Lorena.

Diana mengangguk kaku, tidak yakin akan terbiasa tidur dengan suara aneh tersebut.

"Apa benar kamar yang disamping kamarku tidak ada yang menempati? " tanya Diana. Meskipun sudah dijelaskan oleh madam Susan jika kamar tersebut memang kosong Diana masih berharap suara yang ia dengar itu berasal dari manusia bukan dari makhluk lain yang hendak mengganggunya.

"tentu saja ada yang tinggal disana, "

"Siapa? Kepala asrama mengatakan tidak ada yang menempati, " kata Diana terkejut.

"Sebenarnya ada staf asrama yang tinggal disana tanpa sepengetahuan kepala asrama, "

Diana mengangguk mengerti lalu kembali bertanya " tadi aku mendengar suara orang berbicara pelan dari sana? Kamu tahu ada berapa orang yang tinggal disana? "

" dua orang. Satu orang staf asrama dan satu lagi seorang dokter spesialis bedah. Mereka memang sering ngobrol seperti itu tengah malam, aku harap kamu tidak terganggu." jelas Lorena.

Diana diam tidak menanggapi atau bertanya lagi. Dalam keadaan yang tidak terlalu terang Diana dapat melihat wajah Lorena yang pucat. Perempuan cantik itu masih sibuk memasak. Ingin sekali Diana menanyakan tentang penyakit apa yang diderita oleh Lorena sehingga wajahnya terlihat pucat. Apa leukemia? Diana menggeleng, tidak, Diana tidak akan menanyakan hal tersebut takut menyinggung perasaan Lorena.

BERSAMBUNG....

...***...

Terpopuler

Comments

Reksa Nanta

Reksa Nanta

betul. setidaknya sisakan beberapa lampu yang menyala. pengiritan tagihan listrik atau gimana ni ? 😅

2025-02-03

0

Reksa Nanta

Reksa Nanta

dokter spesialis bedah tinggal di asrama pegawai laboratorium ?

2025-02-03

0

Reksa Nanta

Reksa Nanta

ada gudang terselip di antara deretan kamar ? 🤔

2025-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Pengumuman
111 Pengumuman 2
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Pengumuman
111
Pengumuman 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!