Bab 5

Tok.... Tok... Tok....

ketukan dipintu semakin keras, Diana dan Feby bersembunyi dibawah selimut sambil sesekali menahan nafas. Feby yang biasanya tidak mengenal takut sekarang mulai merasa sedikit takut sejak mendengar cerita Diana.

"Diana! "

Diana dan Feby saling bertatapan "Bian? "

Kedua sahabat itu menghembuskan nafas lega, Diana keluar terlebih dari selimut untuk membukakan pintu.

"Diana! " panggil Bian kembali,

"Iya, sebentar, " Sahut Diana berjalan tergesa-gesa.

"Ada apa? Udah hampir jam dua belas bukannya tidur malah gangguin orang, "gerutu Diana setelah membuka pintu.

"Nih, ponsel kamu ketinggalan tadi didapur. Harusnya berterimakasih sama aku karena sudah berbaik hati mengantarkan kesini, " cibir Bian sambil menyodorkan ponsel berlogo apel dengan casing biru laut itu.

"Makasih, " ucap Diana lalu kembali masuk kedalam.

"Gitu doang? " Bian menahan daun pintu yang hendak ditutup oleh Diana

Diana mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya 'kenapa? '

"Aku gak ditawarin masuk dulu?, "

"Heh, udah malam. Sana balik! " dengus Diana menggeplak lengan Bian cukup keras, lalu Diana langsung menutup pintu kamar.

"Ada yang lagi pdkt nih, " goda Feby menarik turunkan sebelah alisnya, Diana mendelik sebal lalu duduk diatas ranjang disebelah Feby.

"Bian ganteng ya, Na? Dia juga dewasa, kayaknya udah siap menikah tuh, "

"Terus? Kamu mau nikah sama Bian?"

"Ya, enggak lah. Bian-nya buat kamu aja. Dihati aku cuma ada Erlangga, si manusia dingin berhati malaikat," kata Feby dramatis. Gadis itu memang sudah sejak lama menyukai Erlangga Nugraha, pemilik klub sepakat bola terkenal di kota tempat mereka dibesarkan.

"Dih, masih aja berharap sama Erlangga, " cibir Diana dengan wajah ditekuk. Bukan hanya Feby yang menyukai Erlangga, Diana juga jatuh cinta pada pria sejuta pesona itu.

Sejak duduk di bangku perkuliahan kedua sahabat itu bersaing dalam usaha mereka mendapatkan secuil perhatian Erlangga, Lelaki tampan yang juga kakak tingkat mereka di Universitas. Kerap kali Diana dan Feby bersiteru perihal Erlangga. Misalnya ketika tanpa sengaja Diana satu organisasi dengan Erlangga membuat Feby menjauhinya selama satu minggu. Mereka berdua bahkan tidak pacaran saat kuliah karena sibuk mengejar Erlangga.

Hingga pada semester lima mereka harus berhenti mengejar Erlangga karena pria tersebut sudah menemukan tambatan hatinya. Diana dan Feby jelas patah hati mendengar kabar Pria impian mereka akan menikah.

"Menurutmu apa Erlangga bahagia sama istrinya? " tanya Feby sambil berbaring.

"Pasti. Kalau tidak dia tidak akan menikahi perempuan itu, " kesal Diana ikut berbaring.

"Kalau diingat lagi kita dulu memang naif ,ya, kita berdua terus mengejar Erlangga padahal dia tidak berlari sama sekali. Ia berjalan ditempat, tapi tempat itu bukan radar kita, " Ujar Feby mengingat masa lalu, sampai hari ini nama pria itu masih tersimpan rapi didalam hatinya.

"Kamu benar. Erlangga yang tampan, kaya dan terhormat, tidak mungkin memimpikan kita berdua untuk menjadi pendamping hidupnya. meski mengetahui kenyataan tersebut, aku tetap berharap bisa memilikinya. Dan sialnya aku beneran patah hati ketika dia nikah, " Diana menghela nafas panjang, ia menatap rumit langit-langit kamar. Erlangga adalah cinta pertamanya, tentu saja nama dia masih ada di ruang tersendiri disudut hati Diana. Bagaimana pun setelah itu Diana tidak pernah lagi jatuh cinta, mungkin karena masih berharap bisa memiliki Erlangga.

"Sudah hampir enam tahun, " gumam Feby

"Aku masih penasaran siapa yang jadi istrinya, "

"Aku juga ingin tahu wanita beruntung mana yang berhasil memiliki hatinya. " Ujar Feby mulai memejamkan matanya. Diana sudah sedari tadi terpejam meskipun belum terlelap.

Diana juga penasaran siapa istri Erlangga, pernikahan nya bersifat rahasia yang hanya dihadiri oleh keluarga kedua mempelai. Sebagai anak bungsu penjabat penting dikota mereka kala itu harusnya ada beberapa foto yang bocor ke publik. Tapi sayangnya tidak ada, mereka hanya mengabarkan pernikahan tapi tidak pernah mempublikasikan moment bahagia tersebut. Mungkin karena itulah Diana dan Feby masih berharap, pernah berpikir kalau Erlangga belum menikah.

Meski menurut mereka Erlangga belum menikah, Diana dan Feby tidak lagi mengejar pria itu. Kedua sahabat itu hanya menatap dari jauh pria idaman mereka jika kembali ke kota kelahiran mereka.

Jam dinding berputar teratur seperti biasa, Diana dan Feby tertidur dalam mengenang masa lalu.

Tepat pukul satu malam, dinding kamar empat belas bergetar. Di luar asrama angin berhembus sedikit kencang,

Krakkk...

Suara patahan ranting yang cukup keras di dekat jendela membuat Diana terbangun. Ia menoleh kesamping, Feby masih tertidur pulas tidak terganggu sama sekali.

Diana melirik jam, baru pukul satu dini hari. Ia menarik selimut lalu kembali tidur.

Je vous parle d'un temps...

Sebelum mata Diana terpejam Diana mendengar suara perempuan sedang bernyanyi, suaranya pelan dan indah.

Que les moins de vingt ans....

Ne peuvent pas connaître......

Siapa yang bernyanyi tengah malam begini?

Montmartre en ce temps-là...

Diana bangun dari tidurnya, ia duduk di tepi ranjang sambil menatap kearah dinding.

Accrochait ses lilas....

Jusque sous nos fenêtres....

Nyanyian itu terus berlanjut, suaranya makin jauh dan pelan. Diana tidak begitu mendengar liriknya

Et si l'humble garni......

Qui nous servait de nid....

Ne payait pas de mine....

C'est là qu'on s'est connu....

Suara itu makin jauh sebelum akhirnya sepenuhnya hilang. Meski tidak mengerti dengan bahasanya Diana yakin lagu yang baru saja ia dengar berbahasa Prancis.

"Feby, feby!, " Diana mencoba membangunkan Feby, suasana malam cukup aneh, Diana merasa tak nyaman, ia butuh seseorang untuk diajak bicara.

"Feby!" Diana mengguncang tubuh feby,

"Eungh... " Feby menggeliat tak nyaman "kenapa, na? "

"Bangun, feb. Aku baru saja dengar orang nyanyi, " kata Diana pelan

"Hah? Apa? " Feby langsung duduk, menatap Diana agar mengulang kembali perkataannya.

"Aku baru saja dengar orang nyanyi, " ulang Diana.

"Kamar sebelah kali, " Feby mengangkat bahunya tak acuh kembali hendak berbaring.

"Kamu lupa kamar sebelah kosong, "

Feby melotot kaget, tidak jadi berbaring " terus kita harus ngapain? "Tanyanya.

" ayo kita selidiki, " Diana mencoba mengumpulkan keberanian dengan menatap meyakinkan pada feby.

"Ogah. Mending tidur aja, yuk! "

Tiba-tiba lampu kamar berkedip-kedip,

Mereka berdua termangu sambil bertatapan.

Lampu terus berkedi-kedip selama satu menit, lalu mati total.

"Asrama belum bayar listrik ya? " celetuk Feby, ia menjangkau ponselnya yang diletakan disamping bantal.

Feby hendak meraih ponselnya yang terasa sangat dingin dan berat. Dahinya mengerut, kenapa jadi begitu berat? Ia meraba-raba sekitar, ia dapat merasakan sekarang kalau yang dipegang bukanlah ponsel melainkan sebuah tangan. Feby dapat merasakan ruas-ruas jarinya,

"Lama banget. Katanya mau hidupin senter HP, " ujar Diana yang sedari tadi menunggu Feby menyalakan senter,

"Feb, kok diam? Kamu tidur lagi ya? " tanya Diana lalu memutuskan untuk menggunakan ponselnya.

Ketika lampu senter menyoroti Feby, gadis itu terdiam dengan wajah sedikit pucat.

"Hei, kamu kenapa? " Diana mengguncang bahu Feby

"A-ada tangan, " gagap Feby

"tangan? " Diana menatap bingung "tanganmu kenapa? "

"bukan tangan aku,na, " Feby meneguk salivanya gugup, ia menatap serius kesamping ranjang.

Tidak ada apa-apa. hanya lantai marmer putih yang terdapat setitik cat warna merah.

tunggu?

Feby melihat lebih dekat, cat merah menyala yang nampak kontras dilantai warna putih. oh tidak! itu bukan cat, melainkan...

setetes darah.

Bersambung.......

...***...

Note : Untuk terjemahan lirik lagu akan ditulis pada bab yang nanti berhubungan lebih jelas dan intens dengan rahasia kamar empat belas. untuk sekarang biarkan saja lagu tersebut menjadi misteri.

Terpopuler

Comments

yg pasti aku orng:)

yg pasti aku orng:)

sebenernya lagu itu gk misterius juga sihh, soalnya kan ada..ekhem, google translate, hehe😄🙏

2024-01-30

0

Eti Susilawati

Eti Susilawati

mulai merinding

2023-11-12

1

Mecca

Mecca

Dialognya seperti bicara dengan teman sejati.

2023-09-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Pengumuman
111 Pengumuman 2
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Pengumuman
111
Pengumuman 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!