"aduh aku merasa gugup sekali" ucap Ayra di dalam kamar hotel di tempat yang telah disewakan ansel untuk acara pernikahan mereka berlangsung.
saat MUA masuk ke dalam kamar Ayra untuk mendandani Ayra. rasa gugup Ayra semakin memuncak.
"apakah Mbak Ayra sudah siap?" ucap MUA itu pada Ayra.
Ayra hanya mengangguk saja karena rasa gugupnya. Ayra perlu memakan waktu selama 3 jam untuk proses make up Ayra. setelah selesai Ayra langsung dipakaikan baju pengantin oleh mua-nya saat memakai baju pengantin Ayra semakin menjadi-jadi rasa gugupnya keringat dingin mulai mengucur pada kepalanya mua yang melihat Ayra gugup merasa khawatir make up nya akan luntur.
"mbaknya jangan khawatir keringatnya bisa membuat make up nya nanti rusak" ucap mua-nya pada Ayra.
Ayra tersenyum malu pada muanya karena ketahuan gugup. wajah Ayra sangat merah karena dia merasa deg-degan sekali acara ini adalah acara yang akan dilakukan sekali dalam seumur hidup Ayra. Ayra tidak ingin lagi akan ada pernikahan kedua kalinya karena Ayra hanya ingin menikah dengan orang yang benar-benar mencintainya satu kali dalam seumur hidupnya.
saat pukul 09.00 pagi akan dilaksanakan. ansel sudah datang tadi pagi di hotel itu bersama adik dan ibunya yang di make up di hotel.
saat acara akad dimulai ansel terlihat gugup tapi ansel berusaha untuk tetap tenang. ansel membacakan ijab kabulnya dengan benar hanya dengan sekali tarikan nafas. wali Aira adalah papinya sendiri. kenapa papinya bisa menjadi wali Ayra karena keluarga wijaya adalah tamu VIP. ansel taunya orang tua Ayra tidak dapat datang dari luar negeri dan tidak bisa dihubungi jadi harus mencari wali pengganti dan keluarga wijaya adalah Papi kandung Ayra mengajukan diri untuk menjadi walinya secara langsung padahal dia memang orang tua kandung Aira.
"wah beruntung sekali pengantin wanitanya diwalikan oleh pemilik perusahaan Wijaya" ucap salah satu tamu yang hadir di acara tersebut.
ansel merasa senang dan terhormat karena tamu vip-nya pemimpin perusahaan Wijaya secara langsung mau mewakili ayah Ayra menjadi wali dalam acara pernikahannya.
selesai Aira keluar dari kamar hotelnya di bawa dan dibimbing oleh temannya dara dan Nova. Ayra sangat terlihat cantik dengan gaun yang dia pakai menuruni tangga ke tempat acara dilaksanakan.
Ayra rasanya ingin memeluk mami dan papinya. Ayta tidak tahan melihat mami dan papinya hadir dalam acara pernikahannya Ayra rasanya ingin menangis tapi maminya langsung tersenyum dan menggelengkan kepalanya menandakan bahwa Ayra tidak boleh menangis di acara bahagianya.
[mami papi rasanya aku ingin memeluk kalian, Aku tidak menyangka bahwa hari ini akan hadir dalam hidupku tapi aku harus merahasiakan bahwa kalian orang tuaku Aku tidak ingin orang-orang mengetahui Aku adalah Putri dari keluarga Wijaya karena banyak yang akan memanfaatkan ku nantinya aku sangat nyaman dengan ketulusan orang-orang yang menyayangiku Aku tidak ingin ketulusan itu menjadi pura-pura karena mereka tahu statusku, maafkan Ayra ya mami papi.] gumam Aira dalam hatinya.
Di pelaminan Ayra Dan ansel duduk berdua dengan canggung dan malu-malu karena mereka memang belum dekat sekali karena mereka baru kenal beberapa bulan bahkan belum sampai 3 bulan.
satu persatu tamu naik ke atas pelaminan untuk menyalami pengantin itu. Mereka memberi selamat kepada Ansel dan Aira.
setelah selesai salam-salaman bersama mereka menikmati hidangan yang sudah disediakan oleh ansel sebelumnya.
Ansel turun dari pelaminan untuk mengambilkan makanan karena dia tahu ayra pasti belum makan dan pasti akan susah bagi Ayra untuk turun naik ke atas pelaminan jadi Ansel berinisiatif mengambil makanan untuk Ayra, saat ansel mengambil makanan untuk Ayra adik dan ibu Ansel naik ke atas pelaminan.
"bahagialah untuk sekarang dulu Ayra, karena nanti setelah kalian menikah dan tinggal di rumah kau akan menjadi babuku" ucap ibu ansel.
Aira hanya tersenyum mendengar perkataan ibu ansel setelahnya Aira mengedarkan pandangannya kepada mami dan papinya.
melihat kegelisahan Putri mereka akhirnya mami dan papinya naik ke atas panggung ibu dan adik ansel yang tadi berucap kasar pada Ayra berpura-pura baik seperti seorang mertua idaman.
"wah terima kasih ya Pak Wijaya sudah mau menjadi wali menantu saya kalau tidak saya tidak tahu siapa yang akan menjadi walinya karena ayahnya dan ibunya adalah TKI di luar negeri" ucap ibu Ansel
tapi Ayra hanya tersenyum dengan perkataan ibu mertua Ayra.
"apakah aku boleh mengenal menantumu lebih dekat?" tanya Papi Ayra.
"oh tentu saja silakan aku akan meninggalkan kalian di sini untuk berbicara" ucap ibu ansel berpura-pura baik.
"Papi mami rumah yang kalian belikan untuk hadiah acaraku sebaiknya tidak usah dikatakan pada mereka aku ingin tinggal bersama mertuaku aku akan memberi mereka pelajaran" ucap Ayra pada Papi maminya.
"baiklah jika itu maumu sayang Papi hanya akan memberikan sertifikat dan kuncinya padamu ketika kamu memiliki waktu luang nanti" ucap Papi Ayra.
setelahnya Papi dan mami Ayra memberikan sebuah amplop tebal untuk hadiah Ayra yang dilihat oleh mertua dan adik ipar Ayra.
"wah mami papi ini banyak sekali aku kan masih ada tabungan di tabunganku juga masih banyak uang mami dan Papi tidak perlu memberiku hadiah seperti ini" ucap Ayra.
"tidak sayang hadiah ini untukmu yang telah mami dan Papi sediakan ini adalah hadiah uang untuk peralatan rumah tanggamu jika kamu memerlukannya nanti atau sebagai simpananmu karena kamu tidak pernah menyimpan uang cash yang banyak jadi kamu bawa ini ke rumah mertuamu nanti dan simpanlah dengan baik" ucap mami Ayra.
"wah ibu sepertinya kakak iparku mendapatkan hadiah yang banyak dari keluarga Wijaya" ucap adik Ansel.
ibu dan adik ansel menunggu keluarga Wijaya turun dari atas pelaminan untuk menemui Ayra. ketika melihat pemilik keluarga Wijaya itu turun dari pelaminan adik dan ibu ansel langsung naik ke atas pelaminan untuk menemui Ayra.
"heh miskin mana uang yang diberikan mereka tadi untukmu sini berikan padaku" ucap ibu ansel.
"hak Apa kalian meminta uang ini?" tanya Ayra.
"Apa kamu tidak tahu anakku ansel mengeluarkan banyak uang untuk mengadakan acara pernikahan ini padahal dia hanya menikah dengan orang miskin sepertimu, kamu perlu mengganti biayanya" ucap ibu ansel.
Tidak disangka perkataan itu didengar oleh ansel dari belakang mereka, Ayra yang melihat kedatangan ansel langsung berpura-pura takut pada ibu Ansel.
"ini bu, maaf jika aku merepotkan kalian dengan menghabiskan banyak uang hanya untuk acara pernikahan ini seharusnya aku tahu diri aku berasal dari keluarga miskin dan tidak pantas mendapatkan acara sebesar ini" ucap Ayra berpura-pura sedih.
"bagus juga ternyata kamu tahu diri, ingat ya jika ada yang memberikan hadiah uang padamu secara langsung berikan kepadaku setelahnya dan jangan sampai ansel mengetahuinya" ucap ibu ansel.
"Tapi sayangnya aku mengetahui semuanya" ucapkan sel pada ibunya dari belakang yang membuat ibu serta adik ansel kaget.
"bahkan Ayra belum tinggal bersamaku kalian sudah berani merampas hartanya itu bukan hak kalian kembalikan padanya atau kalian akan merasakan akibatnya, Jangan pernah menindas istriku di depan ataupun di belakangku karena aku tahu istriku itu lugu jadi kalian jangan pernah memanfaatkannya" ucap Ansel.
Ansel mendekat dan merebut uang yang berada di tangan ibunya dan mengembalikannya pada Ayra.
"sayang, ini adalah uang milikmu jadi jangan pernah serahkan pada siapapun kalau itu adalah hakmu kau mengerti?" ucap ansel mengembalikan uang itu dan menyuapi ayra makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments