Part 19

"Halo? Kenapa Nona? Apa ada urusan pekerjaan?" tanya Al Devgan suara datar dan dinginnya, namun siapa yang tau hati pria itu ternyata berdetak tak karuan.

"Ha...halo Al, ini...ini bukan tentang pekerjaan."

"Lalu?"

"Bisa kita bertemu saja, ini harus di bicarakan dengan tatap muka."

"Maaf, tidak bisa dans saya tidak ada waktu."

"Ku mohon!"

"Benefit yang saya dapatkan?" tanya Al tersenyum miring.

"Sial, bisa-bisa nya pria sialan ini memikirkan tentang benefit, dasar pengusaha sialan tak berotak," umpat si penelepon dengan pelan. Namun sayang nya Al masih bisa mendengar nya dengan jelas.

"Halo?" ucap Al lagi pura-pura tak mendengar suara.

"Jangan membuang-buang waktu ku Nona," ujar Al lagi.

"Baik, apa yang kau ingin kan?"

"Aku yang akan menentukan nya nanti," jawab Al

"Deal."

"Datanglah ke alamat xx, kita akan bertemu di sana," ujar Al menutup panggilannya, dia kembali membuka ponsel dan mulai menelepon seseorang.

"Pastikan dia sampai dengan selamat ke alamat xx," ucap Al singkat. Dia kembali melihat adiknya dan tepat sekali, si kecil sudah tidur dengan nyaman.

"Ke mana malam-malam begini?" tanya Tuan Amos yang masih setia duduk di ruang tamu bersama sang istri.

"Ibu, aku ke luar sebentar, ada urusan yang mendadak," bukan nya menjawab pertanyaan ayahnya, Al malah permisi pada ibu nya.

"Hati-hati nak," ucap Amida.

"Kenapa kau selalu memanjakannya?"

"Kenapa kau selalu mengekangnya?" Pertanyaan di balas dengan pertanyaan membuat Amos muak.

"Cih, anak sama ibu sama saja, keras kepala dan selalu membuat ku muak," ucap Amos juga ikut-ikutan ke luar dari mansion. Amida hanya menatap nanar ke arah ke pergian suaminya, dia sudah tau tabiat suaminya yang suka-suka bermain di dunia malam.

Tapi sebagai istri yang peduli akan ruang tangga, dia memilih diam dan merawat si kecil, Amida tak mau adik Al tumbuh sama seperti Al, tumbuh dan besar tanpa didikan seorang ayah, meski pun Al saat ini sudah berhasil, tapi Amida kasihan karena sampai saat ini Al tidak mendapat kan nya.

Ehemmmm

Deheman itu membuyarkan lamunan seorang wanita yang duduk di sebuah kursi taman.

"Apa kau ingat janji di malam itu?" tanya Al to the point.

"Janji?"

"Jika kau mencari ku itu artinya kau dengan sukarela kembali?" Al tak segan-segan membahas nya.

Hening tercipta sejenak membuat Al memilih duduk di samping wanita itu dan menghadap nya.

"Aurora, kau mendengar ku?" tanya Al lagi.

"Kenapa?"

Al di buat bingung dengan pertanyaan Aurora.

"Kenapa ada luka baru di wajah mu?" tanya Aurora dengan lembut menyentuh wajah Al. Arah mata nya mengikuti setiap luka yang tercetak di sana. Al membiar kan tangan Aurora menjalari wajah nya dan tatapan Al fokus pada wajah cantik Aurora. Dia sudah lama menanti hal ini.

"Kenapa tidak menjawab pertanyaan ku?" ucap Aurora. Kini mata ke dua nya saling menatap satu sama lain. Menatap begitu dalam menyusuri mata indah dan tajam ke dua nya, berharap bisa melihat setitik cinta di mata itu.

"Luka biasa," jawab Al.

"Ah sakitttt," desis Al ketika Aurora menekan luka nya. Al memegang tangan Aurora yang menekan lukanya dengan tujuan agar tekanan itu tidak berlanjut.

"Luka biasa?" tanya Aurora tetap menatap ke dua mata Al yang tajam. Hening beberapa menit, hanya mata ke dua orang berbeda genre itu yang saling memandang satu sama lain.

Grep

Cup

Al mengecup singkat bibir ranum Aurora dan membawa wanita itu ke dalam pangkuan nya.

Aurora menegang dengan mata melotot, ini kisah nya sudah lama sekali, mungkin dia atau tiga tahun Al tak menyentuh bibir nya kembali dan sensasinya saat Ini sangatlah berbeda

Tanpa aba-aba Al memajukan wajah nya dan menubruk kan bibir nya ke bibir Aurora dan menyesap bibir itu dengan antai namun penuh perasaan. Tidak ada perasaan menggebu-gebu dan menginginkan lebih.

Cecapan Al begitu lembut membuat Aurora hanyut di dalam nya dan malah mengalungkan tangan membalas cecapan yang begitu lembut itu.

Merasakan nafas Aurora mencapai batas Al melepas kan tautan nya dengan tak begitu rela.

"Kenapa kau melakukannya?" ucap Aurora sambil memukul dada Al.

"CK, sesuai perjanjian, benefit," ucap Al santai sambil tangan nya menahan pinggang ramping Aurora.

"Dasar mesum. Tidak berubah sama sekali," ucap Aurora kesal.

Dextrosa yang berada Lima meter di belakang mereka menatap datar pemandangan di depannya. Ini lah nasib seorang jomblo ngenes dan asisten ngenes.

"Malam itu..." ucap Aurora menjeda kalimatnya.

"Sangat nikmat," lanjut Al dengan wajah mesumnya. Al malah menganggap nya sebuah puisi dan melanjut kan nya seperti puisi saja.

Jangan lupa like nya 😊👍👍👍👍. Agar author nya semangat up nya 🙂👍👍👍

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Mna kelanjutannya

2025-03-28

0

Alfan

Alfan

ayo Thor up lagi

2023-08-30

0

sinta putri

sinta putri

lanjut thor

2023-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!