Part 6

"Bagaimana Sayang? Kau menerima nya?" Rhadika duduk di samping sang putri berharap perkataan putri nya tadi benar.

"Yah benar, aku menerima nya Dad."

"Bagus lah. Kakak bisa datang ke perusahaan besok. Kita akan mengumpul kan para pemegang saham," ucap Shine.

Rosaline yang berada di samping nya mengelus lembut punggung sang putri.

"Mom, Dad, apa aku menyusah kan kalian?" tanya Aurora. Entah kenapa kalimat itu benar-benar ingin Aurora tanya kan.

Sontak semua orang yang ada di sana kaget bukan main.

"Apa maksud mu nak?" tanya Aurora.

"Otak kakak seperti nya rusak." ucapan yang di keluar kan Shine mendapat kan upah geplakan dari sang istri. Brian yang ada di pangkuan Safira tertawa melihat Dad nya kesakitan.

"No Sayang, kau pertama kami. Ejekan kapan wanita mandiri yang belum menikah sampe sekarang menyusah kan." ujar Rhadika tenang.

"Tapi Dad menurut ku kakak ipar menyusah kan," Safira menatap tersenyum pada kakak ipar nya.

Yang lain malah menatap tajam Safira namun Safira membalas nya dengan penuh senyuman. Shine memutar tubuh nya melihat sang istri

"BaBy, apa kau mencari mati?"

"Ya memang nyata nya seperti itu, bukti nya aku harus berusaha mendekat kan kakak ipar dengan pria-pria di luaran sana karena Kakak ipar tidak laku-laku sampai sekarang, huhhh," ucap Safira dengan membuang napas seperti orang yang sudah lelah bertahun-tahun

Spontan Rosaline tertawa mendengar penuturan menantu nya yang awal nya membuat tegang

Rhadika juga tersenyum tipis mendengar penuturan menantu nya dan Shine menghela napas mendengar ucapan sang istri, dia pikir apa.

"Aku tidak menyuruh mu!" ucap Aurora kesal. Dia sangat sensitif jika pembahasan bersangkutan dengan jodoh dan menikah.

"Maaf kakak ipar , aku juga tidak berniat tapi mommy, dia selalu mendesak ku," ucap Safira di buat lemah-lemah.

"Berhentilah menggoda ku adik ipar!" kesal Aurora berdiri dan malah mengambil Brian dari pangkuan Safira dan membawa ponakan kecil nya dari sana. Dia tidak mau tetap di sana karena dia yakin pembahasan akan di lanjut kan oleh mommy nya.

"Lihat lah anak itu, aku hanya ingin dia menerima Affinis, apa kurang nya pria itu," ucap Rosaline yang tau niat putri nya menghindar karena diri nya akan bicara lebih jauh

Rhadika dengan penuh sayang langsung memeluk istri nya.

"Baby, biarkan Aurora menjalan kan nya sendiri. Cinta tidak bisa di paksa kan Baby. Memang nya kalau kau di paksa kan untuk menikahi orang lain kau mau?"

"Pertanyaan macam apa itu?" ucap Rosaline marah dengan marah.

"Begitulah Aurora mommy," ucap Shine di sana jengah karena mommy nya selalu berusaha menjodoh kan Aurora dengan pria bermarga Barack itu.

Rosaline malu sendiri dengan apa yang di kata kan oleh putra nya. Dia duduk sendiri dan menatap tajam sang putra. Shine bisa melihat itu.

"Apa mommy ingin menikah lagi jika di jodoh kan?" tanya Shine dengan senyuman menjengkelkan nya

"Berhenti lah menggoda istri ku!" peringat Rhadika dengan tatapan tajam nya.

"Sayang sudah, kau ingin Daddy mematah kan tangan mu?" bisik Safira pelan di telinga Shine. Tapi meski pun pelan, telinga tajam Rhadika masih mampu mendengar nya dengan baik.

"Dia, pria tua itu ingin mematah kan tangan ku? Apa tidak terbalik Baby?" kekeh Shine melirik sinis ke arah Daddy nya.

Krak

Terdengar retakan dari arah sebelah kanan Rhadika. Dua pria tadi yang saling berdebat langsung menciut nyali nya ketika salah satu mainan Brian tertinggal di meja itu, bisa di katakan seperti tongkat golf. Makanan Brain itu terbelah menjadi dua karena tangan Rosaline yang mematah kan benda itu.

"Lanjut kan, Nyonya Browns akan setia mendengar kan kalian berdua," ucap Rosaline dengan wajah tenang nya, namun tiga orang di sana mengerti ke mana arah pembicaraan Rosaline.

"Mommy, sepert.... seperti nya cucu mu merindu kan ku, aku bisa merasa kan nya. Permisi Mom, Dad," ucap Safira tak mau ikut campur dengan kemarahan mertua nya.

Rosaline sama sekali tidak menatap Safira dan malah tersenyum manis melihat Shine dan sang suami secara bergantian.

Rhadika dan Shine menelan ludah nya dengan kasar. Kenapa mereka lupa memancing sang istri ketika wanita itu berbicara serius.

Satu

Dua

Tiga

Gocha. Sebelum benda panjang itu menyentuh tubuh Rhadika, Shien dan Rhadika dengan kode kedipan mata yang pas berhasil melompat dari posisi mereka dan benda panjang yang ada di ayun kan Safira hanya mengenai sandaran manusi.

Jauh Daris ana setelah berhasil lolos dari maut sementara, Shine dan Rhadika berdiri bersampingan dengan tubuh tegap dan mereka serentak menunduk, tangan mereka di dada

"Maaf kan kami Nyonya Browns," ucap mereka serentak lalu mereka berlari terbirit-birit tanpa mendengar jawaban Rosaline.

"Dasar, anak ayah. Seperti anak yang baru lahir bisa jalan saja, hebohhh," ucap Rosaline kesal.

"Kakak ipar," sapa Safira ketika dirj nya sudah duduk di samping Aurora

"Hmmm, kenapa?" tanya Aurora malas. Dia masih kesal dengan adik ipar nya itu.

"Brian tidur?"

"Hmmm."

"Berikan pada ku."

Setelah diam beberapa saat dan Brian sangat mendukung nya dengan keadaan tidur nya saat ini

"Aku bertemu Affinis tadi," ucap Safira.

Aurora tau ke mana arah pembicaraan adik ipar nya.

"Tidak perlu di bahas," ucap Aurora datar

"Kakak bertemu dengan nya?" tanya Safira santai.

"Kakak bilang gak perlu di bahas!" ucap Aurora bertambah dingin

"Kakak masih sayang gak sama dia?"

"Itu tidak ada urusan nya dengan mu Safira. Dan jangan pernah bahas.oria itu lagi. Kakak tau mana jalan yang terbaik, tidak usah ikut campur," ucap Aurora bangkit dari sana dan hendak pergi.

"Yah Kakak ipar memang tau mana jalan yang terbaik, tapi kakak ipar sama sekali mana orang yang terbaik untuk Kakak ipar," ucap Safira

Aurora tersenyum hambar.

"Bukan tidak tau mana yang terbaik adik ipar, tapi kakak tau mana jalan yang benar untuk masa depan kakak," ucap Aurora lalu bergegas dari sana.

Yah begitu lah ketiak Safira akan membahas Alaska kekasih yang sangat di ci tai kakak ipar nya, dari mata nya saja, Safira bisa melihat bahwa Aurora masih fokus menaruh cinta pada Alaska mantan Kakak ipar nya.

"Aku bingung harus melakukan apa," batin Safira.

"Tapi seperti nya kakak ipar seperti memasang benteng yang besar, ini tidak mungkin hanya karena anak ku yang sudah di alam, karena permasalahan sebenar nya sudah di ketahui," batin Safira lagi.

Yah Aurora seperti sangat memb mci Al, entah apa penyebab nya. Saat Aurora kemaren juga memasuki markas Al, wanita itu seperti menahan sesuatu yang meledak dalam diri nya dan itu bisa di simpul kan bukan berasal dari permasalahan yang mereka hadapi saat itu.

Jangan lupa like nya 😊👍👍👍👍

Agar author nya semangat up nya 🙂👍👍👍👍

Terpopuler

Comments

Eva Karmita

Eva Karmita

lanjut otor 🔥💪🥰

2023-08-09

0

As Lamiah

As Lamiah

🤔🤔🤔 sepertinya safir bisa menjadi detektif nih mbantuin rora dan Al bersatu dan menguray benang kusut yg runyem 🤭 semangat Kaka otour semoga sehat selalu 💪💪💪😘

2023-08-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!