Seorang pria berjalan memasuki mansion besar yang sudah beberapa tahun ini sering di kunjungi nya. Dia berjalan dengan santai seperti sudah sangat mengenal mansion ini. Bahkan para pengawal menunduk menghormati pria yang sudah lama lalu lalang di mansion tuan mereka.
Dia memasuki mansion yang terlihat sangat sepi.
"Bibi Meri, kenapa mansion ini begitu sepi?" tanya nya dengan sopan.
Dia adalah authynus Affinis, pria dengan wajah rupawan, kaya tampan dan ples nya adalah sopan, ramah, dan bisa di katakan dia adalah pria paling ramah yang pernah menginjak kan kaki di mansion ini.
Yang di panggil bibi Meri tersenyum dengan lembut. Wajah tampan dan sikap ramah pria itu membuat siapapun akan terpesona pada pria ini.
"Nyonya Rosaline dan Nona Aurora pergi ke taman kanak-kanak untuk membawa Tuan muda kecil Brian refreshing Tuan," ucap Bibi Meri.
"Tumben sekali wanita itu, biasa nya dia adalah orang paling sibuk sejagat raya. Apa dia tidak memiliki pekerjaan?"
Lagi-lagi bibi Meri tersenyum lembut. Mereka mengenal pria ini adalah tunangan dari putri majikan mereka yaitu Aurora. Terlihat dari jari mandi ke dua nya yang terisi, Aurora dan Affinis terlihat serasi. Begitulah tanggapa-tanggapan yang di berikan oleh orang-orang mansion dan luar.
Tapi mereka tidak tau sama sekali kapan resepsi itu di laksanakan, mungkin di laksanakan secara private hingga publik sama sekali tidak mengetahui nya, bahkan para wartawan tidak mencium bau-bau pertunangan dua keluarga konglomerat itu.
"tentang itu anda bisa bertanya pada Nona safira Tuan. Saya permisi untuk melanjut kan pekerjaan.
Setalah mendengar penjelasan bibi Meri, Di. Segera bergegas ke luar dari mansion dan dengan tujuan akan menyusul Aurora.
Siapa yang tidak tau wanita, mereka bisa saja berjalan dengan tubuh membengkok, alias tubuh mereka terseret oleh toko-toko brand yang mer ka lihat. Jika harus menunggu di mansion itu akan amat sangat membosan kan dan ada baik nya segera pergi ke tempat dimana mereka berada.
***
"Mom... mommy...pa..." suara Brian yang keluar membiar dua pandangan yang saling beradu menjadi berhenti.
Tangan Brian yang menarik-narik Aurora membaut wanita itu harus menunduk dan menggendong Brian.
"Ada apa sayang Hmmmm?" tanya Aurora penuh sayang.
"mom...mommy..mom," ucap Brian dengan mulut nya yang masih tergelincir imut.
Deg
Jantung seorang pria berdetak tak karuan mendengar ucapan anak kecil yang berada di gendongan wanita yang sudah sangat ia rindukan.
"Nona, Tuan, kembang gula nya sudah jadi," ucap si pelayan toko dengan penuh senyum
Aurora mengambil kembang gula yang berbentuk lingkaran bulat itu.
Pandangan Aurora yang mengarah ke arah pandangan Brian beralih ke arah pedagang kembang gula.
Dengan penuh semangat Brian langsung merampas makanan manis itu dari tangan Aurora dan segera mencicipi nya.
"Aurora," suara berarti itu mengalun di telinga Aurora membuat jantung wanita itu bergerak tak karuan.
"Nona Aurora Tuan, apa kita sedekat itu?" jawab Aurora dengan hati yang teguh. Tidak, ini sudah berlalu. Waktu dia tahun sudah cukup untuk nya untuk melupakan pria di depan nya.
"Sayang pelan-pelan, tidak ada yang merebut nya dari mu," ucap Aurora mengelap bibir Brian yang belepotan dengan jari jempol nya.
Pandangan Al kini beralih ke arah jari manis Aurora yang sudah berisi cincin manis dengan mata Ruby berwarna merah.
Jantung Al di remas sekuat mungkin. Dia merasakan betapa hati nya kini sangat sakit.
"Sayang, aku merindukan mu," ucap Al pada akhir nya tidak datang, dia tidak tahan untuk mengatakan hal itu. Hal yang sudah lama ia ingin katakan pada Aurora.
Aurora menatap tajam pria di depan nya yang kian mendekat mungkin hendak memegang tangan Aurora
"Tolong jaga sopan santun anda Tuan, ini di tempat umum dan bisa saja saya berteriak dan kerumunan akan mengeroyok anda," ucap Aurora dengan tegas.
"Aku tidak peduli," ucap Al tidak takut sama sekali dengan ancaman Safira.
"Sayang, tolong beri aku kesempatan hmm, beri aku kesempatan untuk memperbaiki ini semua," ucap Al dengan memohon
"Berhentilah bertindak bodoh Al, anggap saja enam tahun yang kita lalui adalah suatu imajinasi," ucap Aurora datar. Tidak ada ekspresi apa pun
"Imajinasi? Semudah itu untuk mu?"
"Yah, aku tidak mentolerir orang yang mencoba mencelakai keluarga ku."
"Itu sepenuh nya bukan kesalahan ku!"
"Apa maksud mu?"
"Ingat Sayang, baik itu Daddy dna adik mu, jika mereka melarang ku, aku akan berjuang hingga mati meski pun harus terbunuh di tengah jalan," Al tidak menjawab pertanyaan Rora.
"Jangan bertindak bodoh Al, jika mommy tidak ada di sana waktu itu, aku jamin kau sudah mati di tangan Daddy ku," ucap Aurora dengan ajah serius nya.
"Aku tidak peduli. Apa pun akan ku laku kan untuk mendapat kan mu. Pegang janji ku sayang," ucap Al hendak memegang tangan Aurora.
"Hai Boy, hai Sayang," ucap suara yang menghentikan niat Al untuk memeluk Aurora.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aurora dengan datar.
"Tentu saja untuk menemui kalian," ucap pria yang tak lain dan tak bukan adalah Affinis. Tangan prianitu terangkat ke ata mengusap pelan pipi gembul Brian.
Tangan Al mengeras melihat pria lain yang akrab dengan Aurora dengan anak kecil di gendongan wanita yang ia cintai. Al ingin bergerak mematah kan tangan pria yang sok dekat dengan anak kecil milik Aurora, namun gerakan nya lagi-lagi terhenti melihat cincin yang tersemat di jemari pria itu, cincin yang sama dengan milik Rora, perbedaan nya hanya cincin Autinus tidak memiliki mata Ruby seperti milik Aurora.
"Who is this?" tanya Autinus pada Aurora.
Al berharap Aurora mau mengakui diri nya yang pernah singgah dalam hidup wanita nya nya itu.
"Hai Honey, kenapa lama sekali beli kembang gula nya? Dia sudah rewel sejak tadi!" suara wanita yang sudah cemberut menyapa dan memberhentikan percakapan orang-orang yang dalam keadaan canggung di sana.
"See?" ucap Aurora dengan datar dan pergi dari sana.
Autinus kebingungan mendengar ucapan Aurora, apa nya yang harus di lihat? Dia akhir nya hanya mengikuti langkah Aurora saja.
Tatapan Al saat ini begitu menyeram kan. Seperti memendam amarah yang tinggi. Niat nya ingin mencari udara segar bersama adik nya malah menemukan wanita nya sudah bertunangan dengan orang lain dan sial nya, Aurora melihat Clarias bersama nya. Ingin menjelaskan pada Aurora tapi time nya tidak pas.
Al mengambil paksa adik nya dari gendongan tak ikhlas dari Clarias dan berlalu dari sana. Dia akan mencari waktu yang pas untuk berbicara dengan Aurora dari hati ke hati. Yah, dia berjanji untuk hal itu.
Jangan lupa like nya 😊👍👍
Agar author nya semangat up nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 19 Episodes
Comments
As Lamiah
🤔🤔🤔 ruwet nih tapi serunih gimana caranya Al meluluhkan keluarga rahardika
2023-08-07
0