Taman

"Hai Baby Boy," ucap Aurora menyambut anak kecul yang sedang berjalan tersendat-sendat ke arah nya seperti orang mabuk yang tak tau arah.

So kecil yang saat ini memakai popok untuk menutupi bagian kecil nya dan tubuh lain nya yang sangat rentan masih tidak di tutupi oelh sehelai benang pun

"Hati-hati baby Boy," ucap Aurora berjalan ke arah anak kecil yang baru saja keluar dari lift.

"oon... oon. ..oonnn" ucap anak itu berjalan sempoyongan dan hampir terus saja jatuh.

"Sayang hahahah, bukankah kamu yang akan menjadi seorang CEO. Kenapa keponakan mu mengata kan kamu oon dan kamu memberikan nya , hahahaha," suara Rosaline memecahkan kesenangan Aurora yang menyambut keponakannya yang amat sangat gemas.

"Mommy," kesal Aurora menatap jengah ke arah mommy nya.

Bukan tidak mungkin sang mommy tidak mengetahui apa maksud Brian keponakan kecil nya. Nama nya juga anak kecil berusia menjelang dua tahun, entah kenapa mengatakan aunti terasa sangat sulit untuk ponakan nya ini.

Kenapa mengatakan Mom dan Dad, anak ini begitu lancar, Grandma dan Grandpa juag meskipun kadang entah apa yang di katakan anak kecil ini namun sesekali pasti benar, hanya gelar nya saja yang susah.

Brain selalu mengata kan aunti itu "oon," entah dari mana bisa berganti haluan seperti itu

"Apa adik ipar tidak marah Brian di bawa ke sini?" tanya Aurora.

"Tentu saja marah dan tidak rela, namun akting mommy mu ini begitu hebat memperdaya menantu itu, apa lagi putra ku yang pengertian selalu mendukung ku," ucap Rosaline penuh bangga.

Aurora hanya menggelengkan kepalanya tak tahan melihat tingkah mommy nya yang sombong. Yah, jika menyangkut Brian pasti mommy nya ini lah yang akan selalu menang dari segala sudut.

"Berarti aku juga bisa bukan membawa Brian ke apartemen ku?" ucap Aurora tiba-tiba menjadi senang.

"Ta..ta...ta. Oon...oon," seakan setuju, Brian memanggil -manggil aunti nya.

"Look, He agree with me mom," ucap Aurora senang mencium pipi tembem Brian.

"ouh tentu saja tidak Nona, Brian akan tetap bersama Grandma nya." Rosaline tentu saja tidak setuju. Drama yang di buatnya di mansion sang menantu sudah sangat penuh usaha dan apa, membawa Brian. Dalam mimpi.

"Pergilah bekerja, bukan kah seorang calon CEO harus lelah, cape dan jadwal nya padat. Kenapa kamu masih sempat-sempatnya datang kemari?" Hal yang sama sekali tidak pernah di ucap kan Rosaline pada anak-anak nya yaitu mengusir secara halus, tapi kali ini dia benar-benar ingin mengusir perebut keponakan nya.

"Fine, jika begitu boleh kah kita keluar bersama mom membawa Brian? Aku yakin si kecil ku Ini akan sangat senang," ucap Aurora mencari jalan tengah.

"Okay, Mommy izin sama dad dan menantu," ucap Rosaline langsung menelepon Safira dan suami nya.

Setelah mendapat kan izin ke dua wanita itu begitu bersemangat ke Laur dari mansion menuju teman kanak-kanak di mana Brian di di perkirakan akan begitu senang.

Yah, keluarga besar ini saat ini sudah berkumpul di New York karena permintaan dari Nyonya besar, begitu juga dengan Aurora, dia sudah tinggal dia new you juga, bisnis yang berada di tempat nya tinggal dulu sudah di pindah kan ketempat ini meski pun belum seluruh nya. Klan wanita itu sudah di lepas begitu juga dengan klan Black Sky, sesuai keinginan nyonya besar yang ingin hidup damai dan tidak ingin cucu kecil nya mengenal dunia itu, cukup sampai generasi Shine.

"Ponakan aunti, kita akan pergi bermain-main," ucap Aurora memakaikan Brian pakaian mahal milik anak kecil itu.

Tidak norak seperti anak-pada umum nya seperti ada gambar Spiderman atau Batman, namun pakaian tetap termasuk pakaian heboh karena memiliki warna yang begitu menyilaukan warna seperti anak-anak lain. Ini adalah pilihan Aurora, dia tidak mau ponakan nya memiliki warna baju Yang sama seperti adik dan Dad nya, selalu hitam seperti pakaian orang melayat saja.

"Let's go Baby Boy," ujar Aurora begitu bersemangat ria.

Rosaline sangat senang melihat putri satu-satu nya menjadi lebih ceria. Aurora nampak tidak terpuruk seperti sebelum-sebelumnya nya yang minim bicara dengan ekspresi datar.

Tapi tidak ada yang tau wajah bahagia Aurora apakah sama dengan hati nya yang di dalam. Apakah dia benar-benar sudah melupakan masa lalu nya yang begitu menyesak kan dad. Semoga saja dia sudah benar-benar melupakan Alaska, pria ke dua yang benar-benar memberikan cinta dan kasih sepenuhnya pada nya, yang pertama akan selalu dan tetap Daddy nya yang tampan.

Tak berbeda jauh dengan sepasang kekasih yang saat ini juga sedang berangkat bersama untuk menuju taman kanak-kanak. Seorang anak kecil yang masih minum dari dot kecil nampak dengan rakus meminum susu nya.

"Hei Boy, jangan rakus boy. Tidak ada yang akan meminta nya dari mu," kekeh pria itu mengusap pipi gembul anak kecil itu. Mata jernih anak kecil itu mengarah ke pria dewasa yang mengusap pelan pipi gembul nya.

Mata nya terbuka dan tertutup secara perlahan menampakkan mata yang putih kecil dan sangat bersinar itu. Gemas dan lucu begitulah penjelasan singkat tentang anak itu.

Berbeda dengan wanita yang berada di samping pria itu. Dia begitu kesal karena perhatian pria nya selalu saja tertuju pada anak kecil yang ada di pangkuan pria itu.

"Sayang, jangan hanya fokus pada nya, bisa kah sedikit memberikan aku perhatian. Ini pertama kali nya kita keluar rumah dan kenapa harus membawa nya? Dia juga masih kecil tidak boleh keluar-keluar," ujar si wanita.

"Diamlah Clarias, tidak ada yang mengajak mu sama sekali," ucapan sarkas itu membuat si wanita semakin panas dan ingin mencakar penyebab pria nya bersikap seperti ini.

"Singkirkan pikiran kotor mu itu atau kau ku lempar dari sini!" peringat pria itu begitu tenang namun menusuk.

*****"

"Baby boy, look ada banyak anak kecil," ucap Aurora menunjukkan banyak anak kecil seumuran Brian.

"Oon...oonn," ujar anak kecil itu berjalan ke arah kerumunan. Tangan Aurora dengan setia memegang tangan si kecil dan kadang menahan tubuh Brian yang kadang akan terjatuh.

Rosaline mengalah, dia memilih untuk duduk di suatu tempat karena dia sudah kelelahan membawa dan mengikuti langkah si kecil yang hiper aktif dan tidak mau diam. Dia sudah lelah sejak tadi, waktunya istirahat.

Aurora dengan senang memperkenalkan Brian pada anak-anak kecil di sana. Tidak ada kekhwatiran sama sekali di mata Aurora, kenapa? Tentu nya karena tidak ada lagi dunia gelap yang mengitari.

Tiba-tiba Brian berhenti dan menatap lekat ke arah anak-anak yang memakan suatu benda yang besar dan mengembang.

"Baby Boy mau kembang gula?" tanya Aurora.

"Oon...oon, ucap Brian dengan semangat empat lima.

"Baiklah baiklah, ikut mommy muda," ucap Aurora tersenyum kecil menggendong Brian. Di Brian kecil sama sekali tidak mau di gendong dan ingin berkeliling ria dengan kaki kecil nya.

Jati kelingking Aurora menjadi pegangan Biran kecil, tangan nya penuh dengan jari kelingking Aurora.

"Oon oon...oonn," suara Brian kecil

"Mommy muda cantik ini akan memesan oke! Sabar yah putra kecil mommy," ucap Aurora dengan senyuman nya ke arah Brian.

"Tuan, Saya pesan satu."

"Saya pesan satu!"

Serempak dua suara yang memiliki isi kalimat yang sama terlontarkan.

"Nyonya dan Tuan, apakah kalian suami istri? Wah kalian sangat cocok, anak kalian juga sangat lucu. aku akan segera membuat nya," ucap penjual itu melihat ke arah Brian kecil

"Mom....m...momiii," ujar Brian kecil menarik-narik hari kelingking Aurora.

Jangan lupa like nya 😊👍👍👍👍

Agar author nya semangat up nya 🙂👍👍👍👍

Terpopuler

Comments

Eva Karmita

Eva Karmita

lanjut....

2023-08-06

0

As Lamiah

As Lamiah

wiiiih pertemuan yg tak terduga bakal gimananih tour 🤔🤔🤔 penasaran banget nih tour lanjut tour 💪💪💪😘 semangat tour semoga sehat selalu dan terimakasih up mu 😘

2023-08-06

0

Desilia Chisfia Lina

Desilia Chisfia Lina

al bertemu aurora 😯

2023-08-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!