Terpuruk

Flashback####

"Aurora, Daddy tidak peduli sama sekali

Siapa dia bagi mu. Dia adalah seorang pembunuh. Jika kau memilih nya, Kau tetap lah bagian dari Browns, tapi ingat Daddy mu ini sudah mati untuk seorang Aurora. Namun jika kau memilih keluarga mu, tambak dia di depan mata Daddy," ucap Rhadika tegas.

Suara yang di luar kan Daddy nya begitu mencekik serasa pasokan oksigen di tarik paksa dari rongga dadanya.

Kenapa selalu saja Aurora tidak beruntung di kehidupan ini. Kenapa diri nya selalu saja mendapatkan cinta dan kasih sayang yang berlatarbelakang, ibu nya, cinta berlatar belakang dendam ke pada mommy nya, kekasih nya berlatar belakang dendam pada Daddy karena salah paham masa lalu hingga menewaskan satu korban.

Bahkan dengan bodoh nya Alaska menerima todongan pistol yang di arah kan ke kening nya.

"Tembak Sayang, tidak ada lagi tujuan hidup ku. Arah ku sudah hilang."

Mendengar ucapan sang kekasih nafas Aurora semakin sesak. Apa sesingkat ini kebahagiaan yang di terima oleh nya, sesingkat ini?

"Apa alasan mau hah, apa alasan mau membunuh keponakan ku?" tanya Aurora menggebu-gebu. Rasa sesak dan sakit serta sedih di dalam tubuh nya kini bersatu.

"Aku membenci seorang pembunuh!"

"Bagaimana diri mu heh, apa aku tidak membenci mu?"

Hening, Aurora akhir nya mengambil jalan terakhir.

"Selamat tinggal,"

Dor

Peluru itu keluar begitu saja tapi tidak menembus tubuh seseorang melainkan kaca transparan yang ada di sana

Aurora tergeletak di lantai dengan tak berdaya. Baru kali ini dia membunuh dengan perasaan kalut dan rasa takut kehilangan yang tinggi.

Untung saja sebuah tangan menghempas kan tangan Aurora dan membuat peluru itu tidak bersarang di kepala sang kekasih.

Aurora mendongak dan melihat siapa yang menghalangi nya. Tidak, dia benci akan kegagalan ini, dia tidak mau kehilangan Daddy nya.

Baru saja Aurora ingin memaki orang yang menghalangi jalan nya, sebuah bentakan keras memenuhi telinga Aurora.

"Kau ingin menjadi pembunuh hah," nyali Aurora langsung menciut melihat wajah yang selalu tersenyum manis dan penuh kasih sayang itu.

"Mom... mommy," gagal Aurora berdiri dan menunduk takut di hadapan mommy nya.

"Jadi ini kekasih mu? Kekasih mu yang juga hampir membunuh mommy dan adik mu?"

Deg

Deg

Dua jantung langsung berdetak tak karuan mendengar ucapan Mommy nya.

"Apa maksud mu mom, apa Al..apa dia pernah menyerang mommy?"

"Yah, bahkan di saat mommy mu hampir mati dia sama sekali tidak ada nurani," ucap Rosaline menggebu.

Rhadika di sana mengusap rambut nya kasar. Kapan, sejak kapan istri nya datang ke sini? Siapa yang memberikan informasi ini?

"Nyonya maaf kan saya....saya hanya..."

"Aurora, pulang! sekarang di hadapan Mommy, putus kan hubungan mu dengan pria ini!" perintah Rosaline dengan tegas menatap nyalang pada pria di depan nya.

Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk putrinya. Yah, Rosaline bertekad akan membersihkan klan mafia yang beredar di keluarga nya termasuk pria di depan nya dan klan Aurora.

"Tidak...aku tidak bisa hidup tanpa mu Aurora. Nyonya maaf kan saya," Al berlutut di hadapan Rosaline. Meskipun dia di katakan pengemis cinta, tak apa. Tak apa dia menjadi budak cinta.

"Cepat Aurora, apa itu lebih sulit dari menembaknya?" bentak Rosaline lagi. Kesabarannya sudah di ambang batas.

"Jika kau tidak bisa membunuhnya biarkan Daddy yang menyelesaikan nya," ucap Rhadika dari sana dan berjalan ke arah Al dengan pistol di tangan nya.

"Aku tidak membutuhkan kekerasan mu saat ini Sayang, cukup berdiri di sana dan istri tercinta mu ini akan menyelesai kan nya!" ucap Rosaline menatap tajam Rhadika. Suara nya juga sangat rendah dan penuh penekanan. Rhadika tiba-tiba berhenti di tempat nya. Wajah sang istri saat ini dalam mode serius dan itu menakut kan.

Safira hampir tergelak karena melihat wajah ayah mertuanya. Bisa-bisa nya pria tampan tapi tua itu takut istri. Safira juga takut melihat ibu mertua nya yang tiba-tiba datang dan melewati semua orang tanpa rasa takut, Safira berpikir Rosaline akan membunuh Al dengan tangan nya, tapi wanita berhati malaikat itu tidak ingin membalas kekerasan dengan kekerasan.

"Aku Aurora, kekasih mu selama enam tahun memutus kan hubungan dengan mu Al. Baik kau terima ataupun tidak, hubungan kita putus di sini," ucap Aurora dengan tegas tanpa getaran sedikit pun.

Flashback end###

Mengingat itu dada seorang pria yang saat ini memegang wine terasa sesak. Bahkan wine yang ada di tangan nya terjatuh begitu saja. Tangan nya tak mampu hanya mengangkat sebotol wine yang akan di minum nya.

"Apa aku di takdir kan untuk selalu di tinggal kan seseorang yang kucintai dan ku sayangi? Kapan heh, kapan aku bisa merasakan cinta yang ku inginkan," ucap pria itu tertawa hambar.

Mata nya yang sembap menatap ke arah depan dengan tatapan kosongnya. Puluhan botol wine bertebaran di lantai, bahkan ada yang pecah dan berserakan memenuhi lantai kamar itu.

"Kenapa hidup ku sangat lucu? Kenapa tidak sejak dulu aku tidak mencari identitas mu Sayang, kenapa baru sekarang, jika dulu aku tau siapa kau sebenarnya, aku rela, aku rela tak mengingat kakek dan ibu ku demi mu. Aku akan merelakan balas dendam sialan yang tak berguna itu," teriak Al dengan Isak tangis nya.

Dia berbicara sendiri melampiaskan amarah nya sendiri, sambil menikmati kebodohan yang dia ciptakan sendiri untuk merusak hidup nya.

"Alaska, apa yang kau lakukan nak," seorang wanita memeluk Alaska dengan begitu erat. Dia sangat kasihan melihat putra satu-satunya seperti ini. Sudah dia tahun belakangan ini Alaska seperti ini, terpuruk, bertindak bodoh, gila, mabuk-mabukan, meracau tak jelas, menyiksa diri dan bahkan tubuh nya saja tidak di rawat.

"Mommy hikss, aku...aku kehilangan arah.Dia...dia pergi dari sisi ku," ucap Alaska memeluk sang mommy dengan begitu erat.

"Sayang...bukan kau yang meninggal kan nya, dia sudah bahagia sekarang. Relakan Dia Sayang," ucap mommy nya dengan mengusap punggung Al

"Tidak Mom...tidak, sampai kapan pun."

Oke oke oke

Tiba-tiba suara tangis bayi menyela percakapan dua anak dan ibu itu.

"Mommy , adik menangis, pergilah. Aku akan menyusul," ucap Alaska melepaskan pelukan sang mommy dan segera pergi ke arah kamar mandi.

Wanita itu merasa senang sekaligus sedih, putra nya itu akan beranjak dari keterpurukan nya jika sudah mendengar adik nya menangis. Adik nya dan ibunya itu adalah obat untuk Al tetap bertahan di tempat menyesak kan ini.

"Al, jika.kau benar-benar menginginkan wanita itu, berjuanglah nak. Jangan bertindak bodoh dengan mengurung diri, kau harus menunjuk kan diri mu layak untuk nya," ucap wanita itu lalu pergi dari kamar putra nya.

Al berhenti sejenak di depan pintu kamar mandi dan melihat mommy nya yang baru saja menutup pintu kamar nya. Hari nya tergelitik mendengar ucapan sang mommy.

Jangan lupa like nya 😊👍👍👍👍

Agar author nya semangat up nya 🙂👍👍👍

Terpopuler

Comments

As Lamiah

As Lamiah

wah penasaran nih gerakan seperti apa yg akan di lakukan Al untuk mendapatkan restu keluarga brons

2023-08-06

0

Desilia Chisfia Lina

Desilia Chisfia Lina

lanjut

2023-08-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!