Part 14

"Hai Nona Aurora," wanita yang baru saja turun dari mobil menyapa Aurora, tapi jangan abai kan tatapan nya yang meneliti tubuh Aurora dari bawah sampai atas.

"Tidak terlalu menarik," ucap wanita itu blak-blakan hendak mempermalu kan Aurora.

"Cih, wanita murahan," batin Aurora. Namun mata nya melirik ke arah mobil, dia menunggu rekan bisnis nya yang pasti nya duduk di mobil itu

"Apa anda karyawan baru di sini Nona? Atau anda sedang melamar pekerjaan? Jika ya, tolong perhati kan pakaian anda yang kurang bahan, jika anda tidak bisa membeli nya anda boleh mengemis pada karyawan saya, mungkin mereka mau berbaik hati," ujar Aurora dengan senyum khas seorang CEO.

"Nona, saya hanya memiliki ini" seorang wanita berkacamata bulat datang-datang dan memberi kan yang pecahan lima puluh ribu pada tangan wanita tadi.

"Tapi Nona dia memiliki mobil yang bagus, bagaimana seorang pengemis bisa seperti itu, atau dia pura-pura kaya pada hal sebenar nya pengemis?" ucap si wanita berkacamata bulat sambil mengamati wanita berpakaian kurang bahan diam di depan nya.

Hahahahahaha

Affinis tertawa terbahak-bahak, dia tidak bisa lagi menahan tawa nya. Wanita berkacamata di depan nya ini sebenar nya berpura-pura bodoh atau bagaimana. Tapi jika di lihat dari wajah nya itu, dia sama sekali tidak berpura-pura.

"Hahaaha, tebakan mu benar semua," ujar Affinis di sela tawa nya.

Si pria berkacamata melebar kan mata nya. Apa dia sedang di bodoh-bodohi oleh wanita di depan nya.

Srek

Wanita berkacamata bulat dengan sigap langsung mengambil uang pecahan lima puluh yang di kasih nya tadi.

"Aku ambil kembali, kau penipu," ucap nya lagi dengan mata sipit nya yang di buat melebar meski pun tetap tak besar.

"Hahahah, lucu ....lucu, kau pelit nona berkacamata," kompor Affinis.

Ternyata ya.ng di ejek sejak tadi adalah tunangan AL, dia sejak tadi sudah memerah wajah nya menahan amarah. Dia marah karena berani-berani nya wanita cupu di depan nya ini meledek nya, bah kan itu terjadi di muka umum dan banyak orang yang mendengar nya.

"Kau wanita cupu sialan," banyak Clarias ingin maju dan menggempur si cupu. Spontan wanita berkacamata bulat langsung menghindar dan ketakutan. Untung saja Affinis bisa menahan Clarias.

"Wo....wo...wo.... Wanita tidak melaku kan kekerasan Nona, biasa nya wanita hanya beradu mulut, apa kau menunjuk kan bahwa diri mu tidak mampu?" ucap Affinis, secara langsung dia mengejek Clarias. Wanita itu merasa malu bukan main

"Nona, saya saran kan anda segera angkat kaki dari perusahaan ini karena saya tidak menerima seorang wanita MALAM di sini," ujar Aurora. Dia sengaja mendekat kan mulut nya ke telinga Aurora dan menekan kata wanita malam.

Setelah itu tanpa menunggu jawaban apa pun lagi Aurora segera pergi dari sana dan meninggal kan Clarias yang berontak dari satpam dan sedang mengumpati nya.

Tiba-tiba Helen sudah bergabung dengan Aurora dan berjalan dari belakang.

"Nona, seperti nya Tuan Al tidak datang bersama dengan wanita itu," ucap Helen mencoba menelusuri ke adaan dan bersifat seperti detektif.

Tepat memasuki lift, Aurora menatap heran ke arah sekertaris nya itu.

"Apa aku bertanya?" kening Aurora berkerut, namun tak di pungkiri ada perasaan lega di sana.

"Tapi..."

"Seperti nya profesi mu sudah berganti," ujar Aurora dengan malas.

"Jangan langsung berprasangka buruk Nona," ujar Helen lagi penuh perhatian.

"Kapan rapat di mulai?" Aurora mengalih kan topik pembicaraan.

Tiba-tiba saja jiwa profesional Helen kembali dan dia mulai menjelas kan detail isi rapat yang akan di bahas.

****

"Kenapa wanita itu bisa membawa mobil ku?" Al menatap tajam ke arah pengawal yang berjaga di basemen.

"Maaf Tuan, saya sudah mengata kan itu pada Nona Clarias, tapi Nona mengata kan dia sudah izin pada Tuan," ujar pengawal itu dengan takut-takut

Bug

"Aku tidak membayar orang bodoh," ucap Al lalu dia pergi dar sana dan memasuki mobil. Al semakin kesal saja saat mendengar ke mana arah tujuan Clarias membawa mobil nya, sangat menyebal kan.

Dan benar saja, baru sampai di depan gedung pencakar langit milik Aurora, Al melihat beberapa orang sedang gaduh dengan Clarias, apa yang di tebak pria itu memang benar-benar real terjadi.

Dextrosa hanya bisa menggeleng kan kepala nya melihat tingkah tunangan tuan nya.

"Honey, honey, mereka meleceh kan ku," ucap Clarias sedih ketika melihat Al mulai datang ke arah nya.

"Biar kan dia!" ucap Al singkat lalu pergi terlebih dahulu.

"Maaf Nona, anda tetap tidak di biar kan masuk!" pengawal itu tetap melarang Clarias.

"Biar kan dia masuk pak, saya sudah izin pada atasan anda," ucap Dextrosa. Beberapa detik kemudian, ponsel satpam berdering dan ternyata pihak resepsionis yang menelepon nya agar membiar kan Clarias masuk.

Sesampai nya di ruang rapat, Al bisa melihat Shine ada di sana dengan wajah angkuh nya, seperti biasa Al sudah biasa dengan hal itu.

"Personil baru?" tanya Shien terse mengejek ketika melihat Clarias ada di sana. Clarias malah tersenyum menggoda ke arah Shine membuat pria itu jijik dengan sikap wanita murahan

Al dan Aurora menatap satu sama lain dan hanya tatapan biasa yang ke dua nya layang kan seperti tak terjadi apa-apa semalam hingga pagi tadi. Profesional, kata itu sangat cocok mewakili dua orang CEO yang memiliki hubungan masa lalu.

Akhir nya rapat di mulai, semua nya berjalan lancar meski pun ada seseorang yang berkali-kali menghela napas karena bosan. Siapa lagi jika bukan Clarias.

"Perkembangan nya cukup bagus," ucap Shine kembali membuka suara. Dia bisa menafsir kan di sini bahwa ke dua nya saat ini berusaha sama-sama untuk melupa kan satu sama lain. Shine tidak akan memaksa kakak nya karena cinta sama sekali tidak bisa berubah seperti pewarna pakaian, namun akan pudar seperti air yang terus saja merusak bebatuan hingga akhir nya batu itu akan hancur.

Satu persatu orang ke luar dari ruangan sana, tapi tiga orang yang tak bergerak sejak tadi dari kursi nya kini menjadi sepi tak berpenghuni.

"Aku memutus kan tunangan ini!"

Aurora mengernyit mendengar hal itu. Dia bingung apa maksud pria itu.

Brak

"Apa-apaan, aku tidak terima Al," tiba-tiba suara cempreng Clarias memekik kan telinga.

"Aku tidak butuh persetujuan mu."

"Aku akan melapor pada ayah mu!"

"Kau pikir kau bisa mengekang ku?"

Clarias bergegas pergi dari sana dengan air mata yang sudah menetes. Aurora membelalak kan mata nya

"Drama apa ini?" tanya Aurora masih tak mengerti.

"Anda tidak perlu tau Nona, atau anda sedikit senang mendengar nya?"

"Cihh ,menyesal. Bermimpi lah."

"Mari bertaruh"

Aurora tentu saja semakin bingung.

"Jika anda suatu saat mencari saya, apa itu bisa saya Anggap bahwa anda ingin mengejar saya?"

"Itu tidak akan pernah terjadi!" Jawab Aurora dengan tegas.

Meski pun dia sama sekali tidak tau apa maksud Al, tapi mendengar ucapan pria itu tentu saja Aurora bisa menjamin nya

Jangan lupa like nya 😊👍👍👍👍

Agar author nya semangat up nya 🙂👍👍👍👍

Terpopuler

Comments

Eva Karmita

Eva Karmita

ya karena sebentar lagi kamu akan mengandung anaknya Al Rora ..

2023-08-18

0

As Lamiah

As Lamiah

semoga Al dan rora bisa saling memahami keadaan dan cinta yg mungkin salah penempatan nya membuat dua keluarga bisa damai jauh dari perseteruan

2023-08-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!