On Mic

Hari ini, jadwal Rana tak begitu padat. Setelah selesai kuliah dan mengerjakan tugas, Ia langsung pulang di sore hari. Mungkin karena ini hari Jumat ya, jadi kampus sepi di sore hari, karena banyak mahasiswa yang jadi menyempatkan diri untuk pulang kampung saat weekend. 

Kalau dipikir-pikir, Rana juga ingin pulang. Tapi rumahnya tuh jauh di Jawa Timur, sedangkan Ia berkuliah di Jakarta. Butuh biaya besar hanya untuk pulang ke rumah. Sehingga, Rana tidak bisa sering-sering pulang. Paling hanya saat liburan semester. 

Disini, dia benar-benar merantau, sendirian. Tak ada saudara, keluarga, teman atau apapun. Lalu saat pengenalan mana, Rana satu kelompok dengan Shaka. Mereka jadi akrab. Eh ternyata malah sekelas juga. Jadi makin akrab dan sering bersama. 

Selain Shaka, bisa dibilang Rana tak punya teman lain. Padahal bisa dibilang Rana ini juga bukan tipe cewek pendiam, bukan juga cewek angkuh atau yang lain. Dia ramah, lumayan lucu, ya asik asik aja lah sebenarnya. 

Hanya saja bisa dibilang, Rana masuk golongan minoritas. Bukan gadis kaya atau yang lainnya. Tapi bisa dibilang, dia sangat cantik, putih, dan seksi. Sudah pernah dibahas sebelumnya kalau tubuhnya pun berisi. Mungkin karena itu ya jadi jarang ada perempuan yang mau berteman dengan Rana. Insecure mungkin? Rana tak paham dan gadis itu juga tak terlalu peduli. 

Sedangkan kalau cowok, banyak sekali yang mendekati Rana. Dari mulai teman seangkatan, kakak tingkat, beda jurusan, beda fakultas. Ada saja. Hanya saja, ya ini, Rana ada pawangnya. Shaka selalu menghalangi para pria hidung belang ini. Selalu ada saja alasan Shaka. Namun sekali lagi, Rana tak terlalu peduli jadi dia fine fine aja. 

Lalu seorang pemuda pro player ML yang mesum muncul, Aksara. Jujur saja, Rana tak dapat menepis kehadiran Aksa ini. Gadis ini menerima Aksara dengan tangan terbuka, karena awalannya yang sangat halus. Hanya akhir-akhir ini aja dia gas terus, modus terus bikin Rana agak oleng. 

Apalagi karena Rana kenalnya dari game, jadi tidak terdeteksi oleh Shaka, sehingga tidak ada yang melarang Rana. Rana juga tak pernah cerita, toh buat apa, Shaka juga lagian punya pacar. 

Akhirnya hubungan Rana dengan Aksa mulus seperti jalan tol. Tapi mereka tak pernah bertemu. 

Nah ini. 

Rana juga tak mengerti apakah dirinya dengan Aksa benar-benar ada hubungan, atau hanya Rana saja yang baper. Ya nggak sebaper itu sih tapi lumayan kepikiran juga. 

Ampun bang jago : halo Kirana cantik

Ya, gimana nggak kepikiran kalau sapaannya begini? 

Kirana999 : halo kak Aksa

Ampun bang jago : Temenin main classic yuk, mau nyoba hero

Tumben bener ini Bapak Hanzo. Tapi baiklah, sekalian Rana bisa nyoba hero juga. 

Kirana999 : boleh kak, emang mau pake hero apa? 

Ampun bang jago : Aamon hehe. Pake Angela coba Kirana. Mau nggak? 

Angela ya? Kirana sama sekali tak pernah pakai Angela. Tapi ya bolehlah. Toh classic juga kan gak masalah beban beban dikit. 

Ampun bang jago : tapi on mic ya? Biar enak koordinasinya

Eh gimana? 

Rana tak pernah sekalipun on mic saat main game, karena aneh gitu ada yang dengar suaranya. Tapi entah mengapa gadis itu menuruti saja saat Aksa yang memintanya. 

Mikrofon diaktifkan, gadis itu berdehem, "halo."

"Halo, Kirana. Akhirnya bisa dengerin suaranya Kirana hehe." Suara dari seberang terdengar lembut sekaligus berat. Terdengar manly sekali di telinga Rana. 

"Iya nih, Kak. Eh tapi nanti ada yang on mic lagi nggak ya selain kita, Kak?"

Sebenarnya, Rana malu jika ada orang lain yang bergabung dalam percakapannya. Tapi di sisi lain, gadis itu juga deg-degan kalau harus mengobrol berdua saja dengan Aksa. Malah jadi kayak lagi telponan kan? 

"Nggak kayaknya ya. Nggak papa ngobrol sama aku aja toh."

Baiklah. Baiklah. Rana berusaha menetralisir dirinya. Gadis inI mencoba santai. Mengobrol sekaligus bermain game bersama Aksara. Ternyata seru juga. Semakin seru saat mereka mengejar atau dikejar musuh. 

Suatu kali, saat Angela menggunakan ulti nya untuk Aamon, ada yang mengejar mereka hingga darah Aamon hampir habis. Rana panik, serius. Apalagi, ini pertama kalinya Ia pakai Angela. Belum tau harus gimana gimana triknya. 

"Kak, waduh, gimana nih."

"Lari aja, Sayang, selamatkan diri. Bentar lagi aku mati." 

Eh? 

Rana terdiam sesaat. Gadis itu membeku, karena toh heronya juga lagi mati. 

Ini Rana tidak salah dengar ya? 

Sayang? 

Ini modus lagi atau nggak sengaja? 

Permainan telah berakhir. Mereka telah kembali ke lobby. 

Ampun bang jago : Kirana, mainnya cukup dulu ya. Gapapa kan? 

Kirana999 : iya gapapa kak, mau off kah? 

Ampun bang jago : iya hehehe, mau rebahan

Ampun bang jago : minta nomornya Kirana aja boleh? Mau ngobrol aja hehe

Kirana terdiam sejenak. Ini mau lanjut di WA gitu kah? Sudah nggak perlu buka ML lagi nih buat ngobrol? 

Ampun bang jago : boleh nggak Kirana? Atau nggak boleh ya? 

Pemuda itu mengirim pesan lagi. Buru-buru Rana membalasnya. 

Kirana999 : boleh kak 08123456789

Kirana999 : kalau kak Aksa memang capek, istirahat aja gapapa kali kak, nggak perlu memaksakan diri

Tak ada balasan. Namun tak lama, ada nomor baru yang menelponnya. 

Kirana terkaget. Belum siap harus berbicara kembali dengan Aksa. Namun tetap saja, Kirana menjawab telepon itu. 

"Halo?"

"Hai, Kirana."

Suara itu kembali terdengar. Kirana sampai menahan napas mendengarnya. 

"Lagi dimana, Kirana?"

"Lagi di kosan kak."

"Oh kamu ngekos ya. Asal mana Kirana kalau boleh tau?"

Rana diam sejenak. Mulai ragu. Sebenarnya, apa yang dia lakukan? Seperti dia sedang mencoba membuka hati untuk orang ini. 

Sejujurnya Rana takut, Ia akan terjatuh kembali, namun kembali tak ada yang menangkapnya. 

"Kirana? Kalau nggak mau kasih tau juga gak papa kok. Kita ngobrolin yang lain aja ya?"

Tapi, bagaimana Rana tidak membuka hati, jika orangnya sepengertian ini? 

Tapi, Rana takut sekali. Rana harus bagaimana? 

"Kak Aksa." Rana menghela napas panjang. "Kak Aksa kapan bisa nemuin Rana?"

Paling tidak, Rana harus melihat orangnya, jika ingin mencoba membuka hatinya. 

Ada suara helaan napas dari seberang "Besok?" Terdiam sejenak. "Besok aku temuin Kirana deh di kampus. Mau kan? Besok Kirana kuliahnya jam berapa aja? 

Rana terhenyak. Tidak percaya tentang apa yang dia dengar. "Emang Kak Aksa tau kampusku? Tau aku juga?"

"Tau, makanya aku samperin, Kirana cantik. Tadinya mau ngasih surprise sih langsung dateng gitu, tapi karena Kirana nggak sabar, pengen segera ketemu aku, jadi ya gak papa langsung aja."

Demi apapun Rana syok mendengar ini. Jadi Aksa mengenalnya? Jadi Aksa benar-benar akan hadir dalam dunianya? 

"Besok jalan sekalian yuk? Mau nggak?"

Serasa ada kupu-kupu terbang di perut Kirana. Mengepakkan sayapnya tanpa takut patah.  

Gadis itu tersenyum tertahan. Takut sekali jatuh, tapi di satu sisi, tak ingin berhenti. 

 

halooo, boleh sedekah jempolnya yaaaa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!