Teman Mabar

Suasana kos terasa begitu sepi saat gadis itu tertawa sendirian. Hari ini, atau mungkin lebih tepatnya mulai beberapa hari yang lalu, Ia punya teman mabar yang menurut dia ok, seru lagi anaknya. Namanya Aksara. Nggak tahu ini nama asli apa bukan, intinya begitu.

Ampun bang jago : gue sih ga masalah ya kalau dia toxic tapi jago. masalahnya, banyak juga bocil sudah toxic, beban lagi. ujung2nya coklat wkwk

Iya banget. Kirana menyetujui dalam hati. Gadis itu juga sering menemui tim yang begini. Aneh banget. Mungkin karena dia user mm ya jadi sering kena sasaran hujatan. Bilang mm gak guna lah, gak bisa main lah, apa lah. Segala macam dikasih tutor segala. Padahal kalau dilihat di akhir juga, lebih seringnya skor Kirana lebih bagus dari si penghujat ini. Aneh kan?

Kirana999 : wkwk. Aku tapi kalau ada yang toxic terlalu parah, sampe ngomong2 yang ga bener, tetep aku report loh kak. Ga peduli dia pro apa ngga wkwk.

Memang benar, gak banyak omong, Kirana akan langsung mereport orang semacam itu. Biar tau rasa tuh. Jadi buat kalian yang suka toxic di ML, jangan sampai bertemu Kirana di lobby ya. Nanti tau-tau credit score berkurang. 

Ampun bang jago : anjir hahahah tipe cewe alim banget kayaknya dek Kirana ini. tapi bagus, gue setuju. nanti gue bantuin report juga hahaha

Waduh, cewek alim gimana nih maksudnya? Kirana mengulum senyum membaca pesan teman mabarnya ini. Entah kenapa jadi malu sendiri.

Saat ini, mereka memang membahas tentang para bocil toxic yang doyan menghujat saat game. Ganggu banget. Tapi ya udah sih, mungkin itu kali ya serunya main game online?

Tapi buat Kirana yang hatinya selembut sutra, yang dia dibentak dikit aja bisa nangis, lumayan bikin kepikiran juga kalau udah dihujat tim kayak gitu. Itu yang bikin dia ketar-ketir tiap main rank. 

Tapi entah kenapa, sekarang dia merasa nyaman ketika ada teman mabarnya ini. Yang ngakunya bernama Aksara ini. Btw namanya bagus banget kayak di novel. 

Semenjak bermain bersama Aksara, dia tidak terlalu takut lagi. Karena Aksara selalu membelanya. Selain itu, Aksara juga sering melindunginya di game jadi dia nggak jadi beban-beban banget lah. Aksara juga pro banget jadi gampang banget kalau mau nggendong si Rana ini.

Tapi ya gitu. Main sama pro player sebenarnya seram juga. Soalnya musuhnya juga pada banyak yang pro, jadi terasa semakin susah buat Rana. 

Tapi nggak papa kalau ada Aksara mah. 

Entah kenapa, Rana mulai menggantungkan nasibnya di game pada Aksara. Jadi akhir-akhir ini Ia hanya akan main ketika Aksara mengajaknya bermain.

Bukan, bukan Rana mau digendong juga. Hanya dia merasa nyaman dan jadi tidak terlalu khawatir, karena ada yang peduli padanya. 

Ampun bang jago : kamu nggak tidur?

Kirana menoleh pada jam dinding di kamarnya. Sudah hampir jam setengah 1. gadis itu belum tidur karena saking asyiknya berkirim pesan dengan Aksara. 

Eh, gimana sih konsepnya? Kenapa chat-chatan sampai malam gini ya? Padahal nggak lagi mabar juga.

Ampun bang jago : tidur gih. mau aku temenin juga tidurnya?

EHHH

Ini nih. Bocah pro player tapi mesum. Tapi bukan Kirana namanya kalau gampang baper dan jadi malu-malu kucing. 

Kirana999 : hehehe, aku lebih takut kamu daripada hantu kak. 

Ampun bang jago : jujur banget gue suka

Ampun bang jago : eh hahaha sorry sorry

Ampun bang jago : yaudah tidur gih, besok malam aku chat lagi

Ampun bang jago : gnite ya kirana :) 

Kirana mengulum senyum. Memang tidak gampang baper kok. Tapi gimana ya?

Aduh gimana sih Kirana jadi pengen senyum terus rasanya. Seperti ada kupu-kupu yang beterbangan dalam perutnya. 

Tapi aneh tidak sih? Ini kan harusnya teman mabar tapi kenapa jadi teman chat ya?

“Lo semalem online, tapi kok nggak kelihatan main?” 

Pemuda tampan itu bertanya pada Kirana yang tengah asyik menyeruput es tehnya. Setelah lama berjibaku dengan laptop yang sangat menguras tenaga dan pikiran, keduanya tengah asyik menikmati makan siang mereka lengkap dengan menu es nya yang menggugah selera. 

Kirana menoleh sebentar. Tapi urung menjawab karena ya mau jawab apa? Lagi chat sama temen mabar gitu? Yang ada nanti Arshaka, si pemuda ini mengomeli dia, mengatakan bahwa jangan sembarangan kenalan sama orang random dan apa lah itu. Belum lagi kalau dia disidang ditanyain aneh-aneh itu siapa dll, kan Rana jadi pusing.

Tapi sebenarnya heran juga kenapa pemuda ini doyan banget ngomel kalau misal Rana sedang dekat dengan cowok lain. Mengatakan kalau cowok ini nggak bener lah, cowok ini nggak jelas lah, cowok ini playboy lah, cowok ini nggak tulus sama Rana, nggak cocok sama Rana. Banyak banget lah alasan sahabat Rana ini. 

Semacam tidak rela kalau misal Rana berdekatan dengan pemuda lain selain dirinya. Padahal dia sendiri juga sepertinya sedang mendekati cewek juga kan? Aneh tidak tuh teman begitu?

Tapi karena ya Arshaka, atau pemuda dengan panggilan akrab Shaka ini adalah sahabat terbaiknya, jadi Kirana akan maklum aja daripada ribet.

“Hei, Ran, gue nanya kali.” Shaka gemas. Pemuda ini mengambil paksa minuman Kirana membuat gadis itu memberengut.

“Ih, apaan sih kamu, Ka? Emang kalau online harus main?” Kirana menarik esnya kembali. Btw, Kirana memang bukan asli sini, dia merantau karena kuliah. Makanya dia tidak terbiasa menggunakan lo gue seperti kebanyakan teman-temannya.

“Ya nggak gitu.” Arshaka menipiskan bibirnya, bingung mau jawab apa.

Kirana mendecak. “Lagian kamu mantau aku ya? Segala tau aku online.” Gadis itu memberengut, tapi lalu menikmati esnya kembali.

“Enggak, ya aneh aja gitu online terus lama banget tuh ngapain. Masa nyoba hero selama itu?” Kini, pemuda itu mulai menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Lah suka-suka aku dong.” Kirana mencibir. Pandangannya teralihkan pada seorang gadis yang tengah berjalan ke arah mereka. Rana tau, gadis itu adalah adik tingkatnya, masih maba semester 1. Sedangkan dia sendiri adalah mahasiswi semester 3, yang artinya beda 1 tahun.

Gadis itu tersenyum begitu manis pada Shaka, membuat Rana memicingkan alisnya penuh curiga.  

“Cewek kamu?” tanya Rana sedikit berbisik. Yang langsung dibalas cengiran tipis dari Arshaka. 

Jadi beneran pacarnya nih?

“Yaudah, aku ke kelas dulu kalau gitu.” Rana beranjak. Meskipun Shaka menahannya tapi gadis itu tetap membereskan perlengkapannya lalu berdiri. Tak lupa Ia tersenyum manis pada gadis maba ini yang ternyata juga menyapanya. 

Ia berjalan seraya memegang dadanya. Seketika, seperti ada yang menyesakkan dadanya begitu saja. Entah kenapa, terasa nyeri sekali.

Hai haiiii, btw disini ada yang baca tapi bukan pemain ml nggak ya? mudah dipahami nggak kira-kira bahasanya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!