Perdebatan di pagi hari

Perdebatan di pagi hari

Di tempat lain, " kamu baik-baik aja Jo, aku khawatir?"

"nih kamu liat, aku tidak kenapa-kenapa, udah ya aku mau pulang, males di sini" ucap Jo.

"eitss....no Jo, kamu harus di rawat, meskipun kamu luka ringan tapi siapa tau nanti Lo sesak nafas abis itu Lo meninggal" ucap Alena frontal membuat jonathan melotot pada Alena.

"kamu sumpahin aku mati ya Al, jahat banget kamu" Jonathan tak habis pikir pada sahabatnya ini yang bicara tak di saring.

"bukan Jo, aku lebih sering liat pasien yang begitu, tiba-tiba udah meninggal padahal lukanya ringan" ujar Alena membuat jonathan mendengus kesal mendengar sahabatnya ini.

"udah deh Alena mendingan kamu pulang, nanti kamu di cari ayah kamu"

"tapi jo aku mau nginap di sini"

"tidak perlu tuan putri,aku udah sehat tidak perlu di rawat disini, kata dokter aku sudah boleh pulang"

"tapi jo-"

"udah ya Alena, yang rusak parah itu mobil aku, dan aku tidak apa-apa" jelas Jonathan dan mengusir halus Alena agar mengerti.

"huff ya sudah aku pulang dulu ya, kabarin kalau kamu butuh sesuatu" ucap Alena dan berpamitan pada kedua orang tua Jonathan.

"aku pulang dulu Tante, om, kalau butuh sesuatu hubungi Alena ya" ucap Alena.

"iya nak Alena, terimakasih sudah datang" ucap kedua orang tua Jonathan.

Kemudian Alena keluar dari ruangan Jonathan lalu pergi dan melewati lorong rumah sakit tempatnya bertugas. Iya hanya menemui Jonathan saja karena dia tidak ada jadwal ship.

***

Pagi hari

Alena sudah siap dengan stelan kerjanya, dia menggunakan celana kain dan atasan blus yang begitu sempurna dengan tubuhnya yang tinggi dan badannya kecil namun berisi.

Iya berjalan menuruni tangga menuju meja makan. Iya kembali memasang mode datar saat berhadapan pada dua orang yang sedang ada di sana.

Alena hanya menyapa sang ayah yang tengah tersenyum padanya. Dan kedua wanita beda usia di sana iya tak pedulikan.

Celine menatap Alena sinis, iya menganggap Alena sombong dan terlalu percaya diri. Iya iri dengan kehidupan Alena yang sangat mewah dengan harta kekayaan orang tua yang berlimpah.

Semakin membuat Celine sakit hati dan bertekad kuat merebut segalanya dari Alena dan Alona saudara kembar.

"sayang, sini duduk sama ayah, kamu sarapan dulu" ucap tuan David menunjuk kursi di samping kirinya, karena di samping kanan ada sang istri tercinta yang selalu melayaninya.

"Alena, mama ambilkan makanannya" suara wanita yang membuat Alena benci kini dengan berani menawarkan akan mengambilkannya makanan namun Alena menatap datar wanita itu.

Mila sedikit gugup dengan tatapan Alena yang terkesan datar dan dingin membuat atmosfer di ruangan itu sedikit berubah.

"maaf tapi saya bisa ambil sendiri" Alena tak ingin bersikap baik maupun acuh, dia hanya mengatakan dengan ucapan yang santai tanpa menyinggung sang ibu tiri namun juga tak merespon baik.

Alena mengambil roti dan selai coklat kesukaan nya lalu mengoleskan pada roti kemudian iya langsung memakannya dengan santai.

Celine tak berhenti menatap pada Alena, sedangkan yang di tatap hanya cuek saja.

Alona turun dari kamarnya dan segera bergabung pada mereka yang sedang menikmati sarapan di meja makan.

"pagi ayah, pagi Al" suara Alona mengalihkan tatapan mereka.

"pagi lon"

"pagi sayang"

ucap tuan David dan Alena bersama. Bahkan tak melihat ke arah dua orang yang sedari tadi hanya diam saja.

"ayo duduk di samping Alena" titah tuan David melihat anak gadis satunya masih terlihat bermalas-malasan dan terlihat belum mandi.

"kamu belum mandi?" tanya Alena pada Alona.

"nanti aja Al, aku ada kerjaan, sibuk setelah sarapan aku lanjut kerjakan semua" jelas Alona.

Suara mereka kembali hening saat mereka sedang menikmati sarapan masing-masing.

"Alona mama ambilkan sarapan kamu ya, kmu mau makan apa?" tanya Mila. Namun yang di tanya menatap sinis dan berdecak sebal melihat dua ornag yang ingin iya buang jauh itu.

"Tante tidak usah terlalu bersikap sok baik deh, Tante sengaja kan pura-pura baik biar di lihat ayah" Alona tanpa saring mengucapkan kata-kata pedas untuk Mila. Inilah salah satu kebiasaan Alona yang suka bicara tanpa saring.

"Alona, mama kamu niatnya baik Lo, kenapa kamu bicara tidak sopan?" tuan david merasa geram dengan kelakuan Alona

"emang aku salah apa yah,aku hanya berbicara dengan nya karena memang itu kenyataannya kan" Alona tak habis pikir pada ayahnya yang membela istrinya daripada iya yang sebagai anak.

"kamu terlalu tidak sopan Alona, kamu harus hormati dia sama seperti menghormati ayah" tegur tuan David membuat Alena yang di sampingnya memutar bola matanya malas.

"sudah yah, tidak apa-apa mama mengerti, mereka hanya belum mau menerima aku di sini sebagai pengganti ibu mereka".

Lagi-lagi Alena dan Alona memutar bola matanya malas mendengar ucapan Mila yang dia buat selembut mungkin. agar terdengar sedang tersakiti di pendengaran si kembar.

"ayah, mama kan bicaranya baik-baik, kenapa mereka jahat sama mama" Celine seakan ingin menangis melihat sikap kedua saudara sambungnya yang terlihat angkuh di matanya. Iya berusaha membuat raut wajahnya sesedih mungkin agar tuan David mempercayai nya.

"Alena, Alona mama Mila kan bicaranya baik sayang, kenapa begitu jawabnya?"

Alona lagi lagi memutar bola matanya malas melihat drama menyedihkan di depannya membuatnya ingin muntah. Celine terlalu lebay pikir Alona.

Sedangkan Alena, hanya memasang wajah datar, dan itupun tak luput dari perhatian Celine yang semakin kesal dengan tingkah Alena.

"memang kenyataannya kan, mama kamu itu selalu berusaha mengambil hati ayah saja, biar kalian di kasihani"

"pokoknya Tante tidak usah mencampuri urusan ku dan Alena, cukup urus saja anakmu yang sok polos itu" sengit Alona.

"cukup" tuan David membentak Alona yang bicara keterlaluan.

"Alona, ayo sarapan, kamu hari ini tidak boleh keluar rumah, itu hukuman dari ayah" tegas tuan David.

Sedangkan kedua wanita di samping tuan David tersenyum senang melihat ayah dan anak itu berdebat.

"ayah mau hukum Alona lagi ya, maaf ayah aku tidak mau" ucap Alona.

"atau ayah akan kirim kamu ke luar negeri dan tinggal di sana" ucap tuan David.

"sudah ayah, jangan di lanjutkan, silahkan sarapan ayah, Alena akan berangkat ke rumah sakit" potong Alena menghindari agar ayahnya tidak tersulut emosi dan Alona bisa di kendalikan.

"Hem, baiklah nak, pergilah hati-hati di jalan" ucap tuan David.

"Hem, ya ayah" Kemudian Alena segera pergi dari sana dengan wajah dingin dan tak lupa menyeret Alona dari sana.

"awwwww" pekik Alona meringis karena tangannya di tarik Alena.

Sesampainya mereka di luar, Alona melepaskan tangannya yang sedikit membiru bekas cekakan tangan Alena.

"Len, kamu kenapa, sakit tau" kesal Alona.

"aku sudah bilang sama kamu, jika kamu banyak bicara dan terpancing emosi sama mereka, ayah tidak akan pikir dua kali untuk mengirim kamu ke luar negri. Apa kamu mau buat ayah menderita dan di kuasai oleh mereka?" ucap Alena.

"em, maaf" cicit Alona. jika iya di marahi Alena, Alona akan menjadi seperti kucing kecil yang tak berdaya.

"bodoh, jangan buat mereka senang karena bisa memancing emosi kamu" tegas Alena lagi.

"iyaa aku mengerti, janji tidak akan ulangi lagi" ucap Alona.

"baiklah, aku berangkat, ingat tetap di rumah jangan keluar atau pun sekedar keluar halaman, mereka hanya akan membuat kamu selalu di salahkan oleh ayah" ucap Alena dan Alona mengangguk mengerti.

"ya sudah aku pergi, kabari jika terjadi sesuatu" Alena menaiki mobilnya dan berkendara meninggalkan kediaman nya.

.

.

.

.

.

minta dukungannya, biar author semangat nulisnya, masih lembek nih😭

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!