Chapter 15...

Tanpa Santa sadari ada seseorang yang melihat ke arahnya. Orang itu pun mendekat ke arah Santa saat menyadari jika dirinya mengenal Santa.

" Santa, bukan ? " tanya orang itu saat berada di dekat Santa dengan penampilan rapi dan tidak lupa orang itu menggunakan jas putih kebanggaannya.

Santa pun melihat ke arah orang itu. Ia merasa tidak asing dengan orang yang barusan menyapanya. Seketika Santa mengubah ekspresi wajahnya setelah ia mengingat siapa orang tersebut.

" Dokter Bima ! " sebut Santa setelah mengingat nama dokter tersebut.

Bima pun tersenyum senang karna Santa masih mengingatnya. Kalau di ingat-ingat, sudah hampir 11 tahun dia tidak bertemu dengannya. Apalagi melihat Santa dalam keadaan sehat membuat dirinya lebih merasa bahagia.

" Apa kabar, Santa ? " tanya Bima seraya mengulurkan telapak tangannya ke arah Santa.

" Seperti yang Dokter lihat, keadaan ku baik-baik saja " Jawab Santa sambil menjabat tangan dokter Bima

" Syukurlah !! , Saya senang melihat anda baik-baik saja " ucap dokter Bima sambil tersenyum lembut

" Ini semua berkat anda Dokter ! , Seandainya dulu anda tidak menyuruh saya berobat ke Amerika, mungkin saat ini saya tidak akan berada di hadapan Dokter. Apalagi kenalan anda sangat hebat untuk mengatasi penyakit itu " sahut Santa hingga membuat Bima tersenyum senang saat mendengar pujian dari Santa untuk dirinya.

" Lalu keadaan kamu sekarang gimana ? " tanya sang dokter

" Sangat sehat dok. Dan saya di nyatakan sembuh setelah lima tahun berobat di sana " ucap Santa menjelaskan

" Lagi-lagi saya ikut senang mendengar nya , Ngomong-ngomong kamu kesini mau menjenguk siapa ? " tanya Bima penasaran

" Aku gak lagi jenguk siapa-siapa dok. Aku kesini hanya mengantar teman ku nebus obat vitamin " ucap Santa dan Bima pun mengangguk paham

" Dokter sendiri mau kemana? Bukannya jam segini Dokter masih ada praktek ? " tanya Santa

" Sudah ada yang menggantikan nya . Barusan saya di telpon suruh pulang, katanya ada acara penting ! " jawab Bima seraya melihat jam tangannya.

" Kalau gitu saya per- " ucapan Bima terhenti saat mendengar ada seseorang yang memanggil nama Santa hingga membuat dua orang itu menatap kearah suara tersebut

" Santa, aku sudah dapet obatnya. ayo Kita pulang sekarang " ucap Rina seraya sibuk melihat obat-obatan nya yang ada di dalam kantong.

Saat itu Rina belum menyadari jika bukan Santa saja yang berdiri di sana. Sementara Bima sedikit terkejut saat melihat Rina yang berjalan menghampiri mereka tanpa melihat kearah keduanya

" Nona Rina .... " panggil Bima hingga membuat Santa menatap heran saat Bima menyapa wanita itu

Sementara Rina yang mendengarnya pun langsung menghentikan pergerakan tangannya yang saat itu sedang melihat obatnya di dalam kantong, ia masih ingat jelas dengan suara itu, suara yang baru saja ia temui di Rumah Sakit ini kemarin .

Perlahan Rina mendongakkan kepalanya untuk menatap orang yang sudah menyapanya itu , ia berharap orang di depannya itu berbeda dengan orang yang ia maksud.

Duaaar

seketika Rina melebarkan kedua matanya saat melihat Dokter Bima berdiri tepat di hadapannya, ia ingat betul siapa orang itu. Dia adalah dokter yang kemaren Rina temui.

Rina sedikit melirik ke arah Santa, ia ingin tau seperti apa reaksinya. Dan benar saja, reaksi Santa sengat terkejut. Rina berpikir, bagaimana bisa Santa dan Bima saling berbicara?

" Apa mereka saling kenal ? " tanya Rina dalam hati

Kenapa ia tidak menyadari jika orang yang sedang berbicara dengan Santa adalah dokter yang sudah memeriksanya?

Padahal tadi Rina sempat melihat sebentar ke arah Santa yang sedang bicara dengan seorang dokter, namun karna posisi Bima menghadap ke arah Santa, ia tidak tau jika orang itu adalah dokternya. Karna ia hanya melihat punggungnya saja.

" Dok-dokter ! " sapa Rina gugup namun mencoba untuk tetap bersikap biasa saat melihat Bima walaupun ia merasa benar-benar gugup saat ini

" Bagaimana ?, Apakah anda sudah pikirkan tawaran saya kemaren ? , Kalau bisa jangan terlalu lama nona " ucap Bima seraya kembali melihat jam tangannya.

" Kalau begitu saya permisi dulu " ucap Bima lagi berpamitan pada Bian dan Santa.

" Iya dok ! " Jawab Rina dengan senyumannya. Sementara Santa hanya mengangguk kecil membalas ucapan dokter tersebut

Rina pun melihat kearah Bima yang mulai menjauh dari pandangan nya , entah kenapa seketika ia merasa bingung harus berbuat apa saat ini.

Rina berusaha menutupi soal penyakitnya pada Santa namun entah kenapa masih tetap terbongkar juga.

Seketika Rina merasakan hawa dingin saat berada di samping Santa, ia pun melirik ke arahnya dan melihat tatapan Santa yang begitu tajam kearah nya seolah tengah menuntut penjelasan saat ini.

Rina pun menundukkan kepalanya dan ia tetap berusaha setenang mungkin, meskipun perasaannya saat ini mulai berdegup tak karuan.

" Ayo, kita pulang ! Malah bengong ! " ajak Rina berusaha mencairkan suasana

Rina berusaha bersikap biasa saja dan berharap Santa tidak mengerti dengan apa yang Bima maksud tadi .

Namun saat Rina hendak membuka pintu mobil milik Santa tiba-tiba gerakannya terhenti saat mendengar suara Santa.

" Sejak kapan ? " tanya Santa seketika hingga membuat Rina menghela napas lelahnya.

kini Rina masih terdiam di depan pintu mobil Santa tanpa bergerak sedikit pun .

" Maksud kamu apa , Santa ? . Aku gak ngerti ! " sahut Rina tanpa membalikkan badannya. Begitu juga dengan Santa yang masih berdiri di tempat yang sama.

Santa pun membalikkan badannya hingga tatapan matanya menatap kearah punggung kecil wanita itu , dengan cepat Santa membalikkan tubuh Rina agar berhadapan dengannya.

" Aku tanya itu sejak kapan, Rina ?" tanya Santa lagi dengan suara meninggi hingga membuat Rina menundukkan kepalanya.

Tiba-tiba saja Rina merasa takut saat mendengar suara Santa yang penuh dengan tekanan itu . Seolah pertanyaan Santa harus di jawab tanpa ada penolakan.

" Kenapa kamu diam ! Aku tanya sejak kapan ? " tanya Santa lagi hingga membuat Rina mendongakkan kepalanya saat Santa meninggikan suaranya.

Untung saja di sekitar mereka dalam keadaan sepi saat ini jika tidak Rina tak tau harus bagaimana lagi , pikirnya.

" A-aku gak nger-ti maksud kamu , santa ? " ucap Rina tetap kekeh dengan pendiriannya.

Ia tidak ingin memberi tahu Santa soal penyakitnya. Apalagi tadi dokter Bima tidak menyebutkan penyakit yang ia alami sekarang, jadi Rina akan tetap berusaha untuk menutupi penyakit itu dari orang-orang terdekatnya.

" Jangan kamu pikir aku tidak tau dengan ucapan Dokter Bima ! Aku sangat tau apa yang di maksud dokter itu. Aku sangat tau Dokter Bima adalah dokter spesialis Kanker " ucap Santa panjang lebar hingga membuat Rina terdiam mematung saat mendengar penjelasan Santa.

Rina berfikir keras di kepalanya , bagaimana Santa tau soal dokter Bima itu .

" Apa kamu lupa jika aku dulu pernah memiliki penyakit si*lan itu. Dan kamu harus tau, jika dokter Bima adalah dokter yang menangani penyakit ku dulu dan dia juga yang sudah menyuruh ku untuk berobat di Amerika. Jadi stop berpura-pura bodoh di depanku , Rina " sambung Santa dengan suara tingginya

Santa sangat terkejut saat dokter Bima mengatakan kata-kata yang ia dengar tadi , Ia berharap jika Rina tidak mengalami hal yang sama pada dirinya dulu.

Santa masih ingat betapa sakitnya penyakit itu saat menggerogoti tubuhnya dulu . Untung saja Santa dulu masih stadium awal, dan masih punya kesempatan untuk sembuh dan hidup lebih lama.

Tapi kenapa hari ini ia harus mendengar kata itu lagi. Dan parahnya, kata itu di tujukan pada wanita yang sangat ia sayangi itu . Orang yang sangat ia cintai dari dulu hingga sekarang.

Santa pun menarik tubuh Rina ke dalam pelukannya saat ia melihat tubuh Rina yang mulai bergetar dan ingin menangis ,

Rina pun membalas pelukan Santa dan ia pun menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan pria itu.

Santa akhirnya pun tau bahwa Rina memiliki penyakit itu, walaupun ia tidak mendapatkan jawaban dari mulutnya secara langsung. namun saat melihat reaksi wanita itu sekarang cukup menjadi jawaban untuk dirinya saat ini .

Santa memeluk tubuh Bian begitu erat, mencoba untuk memberikan semangat di dalam pelukannya itu . Pantas saja wanita itu terlihat pucat dan kurus, ternyata ada penyakit yang sedang menggerogoti tubuhnya saat ini .

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang melihat mereka berdua berpelukan. hingga membuat Kedua tangan itu mengepal dan meremat kuat dengan tatapannya yang terlihat marah dan cemburu.

Terpopuler

Comments

Yana Sudarna

Yana Sudarna

trus thorr semangat apdet nya yang banyak thor

2023-07-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!