Luka part 2 ...

Sekitar jam lima pagi, Rina terbangun dari tidurnya. kini kedua matanya menatap sendu ke arah sampingnya , di mana bekas tidur Arga yang kini terlihat kosong. Entah sejak kapan sang empu pergi dari rumahnya.

suara isakkan tangis terdengar jelas di dalam kamar wanita manis itu , mungkin siapapun orang yang mendengar tangisan itu akan merasakan betapa sakit dan rapuhnya sosok Rina saat ini .

" Bee.. rindu.. aku rindu kamu Bee hiks..hiks..aku Rindu kamu yang dulu. Sampai kapan kamu akan berubah seperti ini padaku hiks..hiks.. " ucap Rina dengan suara paruh dan lirih

" Untuk apa semua ini , jika kamu berubah. Lebih baik aku hidup pas-pasan dari pada hidup mewah seperti ini dan kehilangan mu hiks..hiks..".

Rina terus menangisi hidupnya yang mulai berubah, siap tidak siap ia harus bisa menerima semua ini. Kesendirian , itulah yang di alami oleh sosok Rina saat ini.

semua sahabat dan teman-teman nya sudah ia tinggali sejak ia memutuskan untuk hidup bersama dengan Arga, karna sosok Arga tidak ingin melihat kedekatan Rina dengan orang lain selain dirinya, tapi apa yang terjadi sekarang ?.

Rina menghentikan tangisannya saat ia merasakan sesuatu yang keluar dari hidungnya.

" Darah ?! "

Lagi-lagi darah itu keluar disaat dirinya merasa sangat tertekan. kini sudah hampir 1 tahun Rina merasakan hal itu, rasa sakit di kepalanya semakin lama semakin terasa sangat menyakitkan untuk nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kini jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan sudah lebih dari lima jam Rina menunggu kepulangan Arga namun sampai detik ini tidak ada tanda-tanda kedatangan sosok pria tampan itu.

Rina melihat ke arah meja makan yang sudah di penuh dengan makanan yang terlihat dingin, pertanda bahwa makanan itu sudah di siapkan dalam beberapa jam yang lalu.

Dulu, sebelum Arga berubah, dia tidak pernah lupa untuk pulang tepat waktu, bahkan Arga tidak akan pernah membiarkan masakan yang di masak wanita manis itu menjadi dingin terlalu lama.

Tapi sejak Arga berubah, rutinitas itu perlahan di lupakan. Sudah sering sekali masakan yang Rina buat terlalu lama dingin dan mirisnya makanan itu terbuang dan tidak tersentuh sampai pagi hari.

Rina merasa sangat penasaran dengan sosok yang saat ini menjalin hubungan dengan suaminya, seberapa besar pesona orang itu sehingga mampu membuat Arga berubah total seperti saat ini.

Padahal dulu banyak sekali yang ingin merebut Arga darinya, tapi tidak ada satupun yang mampu membuat Arga berpaling. Alasannya karna Sabrina lah hidupnya, hatinya dan cintanya.

Tapi itu dulu...

Ceklek !!!

Seketika lamunan Rina buyar saat mendengar suara pintu yang terbuka dan terlihat sosok yang ia tunggu sudah ada di dalam rumahnya.

" Bee..." panggil Rina saat melihat Arga yang terus berjalan melewati meja makan seolah tak melihat keberadaannya di sana

sudah jelas ada dirinya yang duduk di salah satu kursi itu akan tapi kenapa Arga tidak melihat ke arahnya. Seolah dirinya tidak terlihat.

Arga menghentikan langkahnya karna mendengar panggilan Rina, namun tatapan pria itu terus tertuju kearah depannya tanpa menatap kearah Rina yang saat ini berada dibelakangnya.

" Kenapa ? " tanya Arga datar

" Kenapa pulangnya malam Bee ? , Biasanya kamu selalu ngabarin aku kalau kamu pulang telat " ucap Rina dengan rasa ragu saat bertanya hal tersebut

" Sibuk ! " jawab Arga singkat dengan nada dingin

Rina tau jika itu bukan alasannya, Rina sangat tau sosok Arga seperti apa. Sesibuk apapun dirinya, Arga tidak akan pernah lupa untuk memberikan kabar padanya.

Dan ia sangat tau apa penyebab Arga pulang malam setiap harinya kalau bukan untuk bersama dengan kekasih barunya itu , namun Rina terus mencoba untuk tetap tenang dan menepis semua rasa sesak dalam dadanya.

Rina pun mendekat ke arah Arga dan seketika hatinya benar-benar terasa sangat sesak saat melihat reaksi Arga saat ini. Terlihat sangat jelas betapa muak nya wajah Arga saat menatap dirinya, seolah dirinya adalah pengganggu untuk pria itu.

" Kamu lapar kan Bee ?. Ayo, kita makan malam bersama , tadi aku sudah memasak makanan kesukaan mu " ucap Rina mencoba untuk mencairkan suasana dan terus menepis rasa sakit di dalam dadanya

" Aku kenyang !! , Lebih baik kamu makan saja sendiri " ucap Arga masih dengan suara datarnya

" Tapi Bee , aku sudah masak banyak. Setidaknya kamu cicipi ya sedikit " ucap Rina terus mohon

namun lagi-lagi yang wanita itu dapatkan hanyalah sebuah penolakan dari sang suami , sudah sering Arga menolak untuk memakan masakan wanita itu . Padahal dulu Arga tidak pernah menolak sama sekali, bahkan jika dirinya sudah makan di luar karna di traktir teman kerjanya , Arga akan tetap menyantap masakan wanita itu, ia tidak peduli jika perutnya akan terasa sakit karna kekenyangan. karna Arga akan merasa sakit jika melihat raut sedih dari wajah wanita itu karna makanannya tidak tersentuh oleh dirinya. Tapi sekarang malah kebalikannya.

" Aku lelah !! , Tolong jangan paksa aku. Setidaknya kamu hargai aku yang sudah lelah bekerja setiap harinya " ucap Arga dengan suara tinggi nya hingga membuat

kedua mata Rina melebar saat dengan bentakan Arga.

Selama ini, Arga tidak pernah membentaknya meskipun akhir-akhir ini dirinya berubah.

Tapi kenapa malam ini pria itu tega membentak dirinya. Sungguh ia tidak sanggup menghadapi sosok Arga yang sekarang, tapi karna rasa cintanya yang begitu besar, ia akan tetap bertahan. Ia yakin jika suatu saat nanti Arga nya akan berubah seperti dulu lagi , pikirnya.

" Aku mau tidur ! , Jangan ganggu aku lagi. Paham ! " ucapnya lagi dan dengan cepat Arga pergi melangkahkan kakinya ke arah kamar tanpa menunggu jawaban dari wanita manis itu

Sementara Rina hanya terdiam menatap kepergian Arga sampai pria itu benar-benar menghilang dari pandangan nya.

Rina kembali duduk di meja makan dan mengambil nasi beserta lauk-lauknya.

Malam ini lagi-lagi Rina harus makan dengan sendirinya.

seketika air mata yang sejak tadi ia bendung akhirnya pun menetes dengan sendirinya tanpa permisi , Rasanya sangat tidak nikmat jika kita makan dengan perasaan yang tengah berantakan dan itu yang terjadi pada Rina saat ini.

Rina terus menyantap makanannya meskipun air matanya terus menetes. Ia tidak peduli dengan rasa asin karna bercampur dengan air matanya.

Mungkin dengan cara makan rasa sakit yang ia rasakan sekarang perlahan akan berkurang, meskipun itu hal yang tidak akan mungkin.

Salahkan saja orang yang bilang dengan cara makan, rasa sakit itu akan berkurang. Nyatanya Rina tidak merasakan hal itu

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!