Mengharapkan Cinta Kasih

Mengharapkan Cinta Kasih

Season 1 Mengharapkan Cinta Kasih - Bab 1 Gadis yg Malang

...****************...

(Pov Sarah)

Aku adalah anak dari seorang pengusaha sukses di kota Jakarta. Mama ku adalah single Mom yg sangat hebat di mata ku. Dia menghidupi Aku dan Adikku sedari Papa meninggal dunia hingga sekarang seorang diri. Terhitung dari usia ku 5 tahun hingga kini aku berusia 16 tahun.

sedangkan Adikku berusia 14 tahun. Kami terpaut 2 tahun saja. Kehidupan kami sangatlah berkecukupan. Mama selalu bekerja keras untuk bisa menghidupi dan menyekolahkan kami berdua. Akan tetapi yg berbeda antara aku dan adikku adalah, perlakukan Mama terhadap kami berdua.

Entah mengapa, Mama selalu saja memarahi ku untuk segala hal. Bahkan yg aku tidak perbuat pun Mama kerap menyalahkan aku. Mama tidak lagi berpikir panjang jika ingin menyakitiku. Ia kerap memukulku dengan tangannya sendiri maupun dengan benda yg ada di sekitarnya.

Berbeda jauh dengan nasib adikku yg selalu mendapatkan kasih sayang dari Mama. Aku sudah pernah mencoba bertanya, apa yg membuat Mama begitu membedakan antara aku dan adikku. Akan tetapi hanya omelan dan makian yg aku terima.

...****************...

Pagi ini aku sedang memasak sarapan pagi untukku Mama dan juga adikku. Aku memasak sandwich dan juga membuat minuman teh hangat untuk menjadi menu sarapan pagi kami hari ini.

"Ini sarapannya Ma." Ucapku pada Mama yg seperti biasa, tidak akan menjawab apapun. Bahkan dari raut wajahnya aku hanya bisa melihat wajah suram dan tidak senang ketika melihatku. Padahal jelas, aku tersenyum lebar saat mengucapkan hal tersebut.

"Wah ini sepertinya enak kak!" Riang semangat adikku Noela yg selalu berusaha mengalihkan ku dari kesedihan akibat perlakuan Mama. Seketika aku menoleh dan tersenyum ke arah nya.

"Tentu saja enak dek. Ayo di mak__" Ucapanku terputus kala tidak sengaja menyenggol gelas berisi teh hangat milik adikku. Dan air teh tersebut mengalir ke bawah dan mengenai sepatu milik adikku. Padahal tadi adikku sudah berusaha untuk menghindar namun tetap saja ia terkena cucuran air yg tumpah.

"aakkkhh!" Pekik adikku merasa sedikit panas mungkin. sontak aku langsung turun ke bawah dan melihat kondisi kaki adikku.

"sudah kak ak___"

Prang.....!!!!!

"Apa yg bisa kamu lakukan untuk bisa lebih baik dari ini Sarah! Kamu selalu saja membuatku sakit kepala setiap hari nya! enyahlah dari hidupku selamanya!! Selamanya! Aku sangat muak padamu!" Murka Mama menghardikku pagi itu. Hati ku sakit sekali. akan tetapi sebisa mungkin aku harus tegar. Bukankah hal seperti ini sudah makanan ku setiap hari nya. Lalu tanpa aku ketahui, tiba-tiba...

"aakkkk sakit Ma! Sakit sekali! Tolong lepaskan rambutku Ma!" Teriakku menahan sakit akibat jambakkan Mama ku. Terlihat juga adikku berusaha untuk melepaskan kaitan jari mama yg menarik kasar rambutku.

"Mama! Kasihan kak Sarah Ma! Lepas Ma! Aku tidak apa-apa!" Bujuk Noela berusaha membantuku. Namun Mama seolah buta. kilatan mata nya terlihat ia sangat lah murka padaku. Hanya karena aku tidak sengaja menyakiti anak kesayangannya itu.

"Mati kamu! Mati saja kamu Sarah! Hidupmu sangat tidak berarti untukku! Mati!" Cerca Mama semakin brutal.

"Mama! Apa-apaan sih Ma! Sudah lah Ma!"

"Kamu tidak perlu membela kakak mu ini Noela sayang. Dia tidak perlu kamu bela!" Seringai Mama semakin kejam. Aku hanya mampu menangis tanpa bisa melawan lebih. Tenaga Mama sungguh kuat disaat seperti ini. Aku sama sekali tidak bisa mencegah apalagi menghindar. Pasrah lah yg bisa aku lakukan.

Setelah puas menyiksa ku dengan menjambak rambutku hingga rontok. Juga menendang perutku teramat kencang lalu di tutup dengan menampar wajahku hingga lebam. Barulah Mama berhenti menyiksaku.

"kakak! ya Tuhan kakak! Huhuhu maafkan aku kak!" Ringis Noela menangisi ku yg tengah terkapar di atas lantai dekat meja makan. Aku tidak bisa menjawabnya. Aku hanya bisa mengangguk sembari menahan sakit yg teramat sangat.

Aku tersenyum ke arah Mamaku yg sedang terengah hebat setelah meluapkan emosi nya padaku. Sedikit pun aku tidak membencinya. Hanya saja aku selalu bertanya, apa penyebab Mama selalu kasar padaku. bahkan aku masih berharap, suatu hari nanti, pasti Mama akan bisa menyayangiku, seperti beliau menyayangi Noela adikku yg manis. Lalu setelah memberikan senyum indahku, semua mendadak gelap gulita tanpa ada cahaya sedikit pun. Samar terdengar suara adikku yg memanggil kencang.

"kakak!!!"

...****************...

(Pov Noela)

Begitu terjekut nya aku saat melihat kakakku tengah terbaring lemah dan tak lama setelahnya kehilangan kesadaran. Aku menjerit kencang memanggil kakakku. Dengan derai air mata, perlahan aku guncang tubuh lemah kakak.

"Kakak bangun kak! Mama! Bagaimana ini Ma! Kakak pingsan!" Teriak ku pada Mama. Namun Mama tidak terlihat khawatir sama sekali. Aku menyesali perbuatan Mama yg kerap menyakiti kakak sedemikian parah begini.

karena mendengar kegaduhan di ruang makan. Tampak bibi dan juga supir pribadi rumah ini datang tergesa ke arah kami.

"Non Sarah! Ya ampun, apa yg terjadi padanya non?" Tanya bi Sumi padaku. Aku hanya bisa sekilas melihat Mama dengan tajam lalu kembali melihat ke arah Bi Sumi. Bu sumi langsung mengerti sembari terisak. Ia pegangi tangan kakakku dan mengusap-usap agar kembali tersadar.

"Sudah Noela, kembali makan sarapan mu itu. Lalu kita berangkat ke sekolah. Biar saja anak itu di urus oleh Bi Sumi." Tegas Mama berlalu begitu saja. Sungguh aku kesal sekali dengan Mama. Bisa-bisanya Mama sesantai itu setelah apa yg ia lakukan pada kakak. Aku tidak menuruti ucapan Mama, aku terus saja menangisi kakakku.

"Non berikan ini pada non Sarah. Mana tahu bisa segera sadar." Ucap Pak Jimi padaku. seketika aku menoleh dan melihat tangan gemetarnya sedang memegang botol minyak angin yg biasa di pakai untuk menyadarkan orang yg sedang pingsan. Aku langsung menyambar botol itu. Lalu...

"Noela! kamu membangkang pada Mama? Kamu ingin Mama lebih menyakiti kakak mu itu!" Bentak Mama menggelegar dari arah pintu depan teras. Aku kalut, aku takut jika kakak kembali di siksa oleh Mama. Tetapi aku juga takut kalau kakak tidak kembali sadar saat aku tinggalkan.

"pergi lah non. Biar non Sarah Bibi yg merawatnya." Ucap Bi Sumi yg mengerti kegelisahan ku. Aku semakin menangis. Mengapa orang lain bisa lebih menyayangi kakak di banding kan dengan Mama.

"Pak Jimi! Apa kamu juga mendadak tuli! Aku tidak mau telat ke kantor hanya karena kalian menangisi anak tidak berguna itu!" Kembali Mama berkata kasar. Mau tidak mau kami bergerak cepat menuju Mama. sambil berlari aku menoleh sekali ke arah kakakku yg belum juga tersadar. Dengan berat hati aku harus meninggalkannya. "Maafkan Aku kak!"

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!