...****************...
(Pov David)
Mendatangi rival bisnis yg paling tidak aku sukai sepanjang masa, membuatku malas sekali untuk sekedar tersenyum. Bahkan untuk senyum palsu pun aku rasa wanita itu tidak pantas mendapatkan nya.
"Pastikan presentasi tidak ada yg salah! Aku tidak ingin berlama-lama berada di dekat dia." Bisikku pada Bayu setelah sudah melihat batang hidung rival ku yg sedang duduk di kursi VIP cafe ini.
"Ya ya kamu tenang saja!" Balas Bayu acuh tak acuh. Aku tidak memperdulikan jawaban Bayu, dengan cepat aku langkahkan kaki lebih unggul dari nya, lalu menghampiri wanita ular tersebut.
"Pagi menjelang siang Nyonya Ziva, apakah anda lama menunggu? Maafkan kami." Sapa Ku se ramah mungkin. Aku memang selalu menyematkan kata Nyonya pada wanita ular ini, Jelas dari nada ku, aku sedang mengejek dia.
"Ya David, tidak, kalian tidak lama, aku dan asisten ku juga baru tiba beberapa menit yg lalu." jawab nya dengan senyuman yg membuatku muak, entahlah aku memang tidak suka dengan wanita ini sejak pertama kali melihatnya, di awali dengan selalu berlaku curang untuk mengambil kemenangan yg harusnya di menangkan olehku. Lalu juga dari paras wanita ini, tetap saja aku seperti mempunyai firasat penuh kepalsuan yg terpancar jelas di wajahnya. Entah hanya aku, atau semua orang memandang begitu, aku pun tak mengerti.
"Benarkah? Baiklah kalau begitu. Oh ya, bagaimana kabar putrimu Sarah? Apakah dia sudah kamu bawa ke dokter?" Tanya ku teringat pada gadis manis itu. Namun tanpa aku duga, Ziva terlihat terkejut lalu salah tingkah dan berusaha untuk merubah raut wajah menjadi datar kembali. Tentu saja hal itu memantik rasa penasaran ku.
"Ehemm... kita disini membahas soal pekerjaan David. Tidak masalah pribadi. Baiklah! Danu, mulailah presentasi nya di depan bapak David." Jawabnya datar cenderung ketus. Sial sekali! Padahal wajar aku bertanya, anaknya telah menabrakku tempo hari. Dasar wanita ular!
...****************...
(Pov Sarah)
Bel pulang telah berbunyi nyaring. Itu artinya jam pulang telah tiba. Aku dan Mita saling menoleh lalu tertawa. "Yeay.. Pulang.. Pulang..." Ucap nya terkikik pelan. Aku pun ikut terkekeh melihat tingkahnya yg lucu.
"Baiklah anak-anak. Sampai bertemu besok. waktu pulang sudah tiba. Bereskan lah buku-buku dan peralatan tulis lainnya."
"Baik bu..." Jawab kami serempak satu kelas ini. Lalu aku melakukan apa yg telah di ucapkan oleh guruku. Aku bereskan semua peralatan dan buku-buku ke dalam tas ransel milikku.
Setelah semua siap, kami pun berhamburan keluar kelas. Mita selalu setia menggandengku. Dari seharian ini bersekolah, tidak ada teman lain selain Mita yg selalu bersama ku. Disini adalah sekolah favorit dan juga elite, wajar jika berteman mereka selalu pilih-pilih terlebih dahulu.
"Kamu senang bersekolah disini Mit?"
"Hmmm.... Suka Rah, karena disini tidak ada yg sok jagoan. Disini semua pada fokus sama pelajaran saja." Jawab Mita mantap. Namun opini nya harus berubah saat itu juga saat ada yg....
Gerudakk!!! "Berani macam-macam lo ya sama gue hah? Minta maaf gak lo sama Bos gue!" Ancam salah satu anak lelaki yg sekolah disini. Tentu aku merasa itu tidak bisa di biarkan begitu saja. Aku spontan melangkah cepat menuju anak yg tengah di tindas oleh anak lelaki yg lagi menarik kerah seragamnya. Langkah ku sempat di hentikan oleh Mita, namun aku segera menepis dan berlari ke arah anak itu. Mita dengan wajah khawatir ikut mendampingiku.
"Heh lepas! Apa-apaan lo narik-narik kerah anak orang!"
"lo siapa! Gak usah ikut campur lo ya!" Ancamnya padaku. Namun aku tak gentar sedikit pun, malah dengan berani aku melototkan mata ku pada anak lelaki yg lebih tinggi dari ku itu. Lalu satu cowok di antara 5 cowok lainnya tampak mendatangi aku dengan wajah datar dan kejam. Aku sedikit ciut saat melihat tatapannya yg tajam. Namun dengan segera, aku alihkan pandangan pada anak yg sudah terluka di bagian bibir bawahnya.
"Ayo bangkit! Jangan mau kamu di tindas sama orang seperti mereka! Mereka ini sampah masyarakat!" Tegas ku sembari membantu anak itu berdiri.
"Apa lo bilang! Bos! mau kita apakan cewek ini."
"Bawa ke markas kita aja Bos! Lumayan semok juga nih cewek!"
"Ya ya.. Ayo Bos tunggu apalagi!"
Ucap mereka semua yg seketika membuatmu mendidih. Aku emosi dan dengan murka aku datangi anak yg di katakan mereka semua adalah Bos. Aku kikis jarak kami menjadi hanya sekitar satu jengkal saja. Namun karena ia lebih tinggi dari ku, dengan terpaksa aku mendongakkan kepala untuk menatap nya tajam. "Kamu! Kamu Bos mereka semua?" Tanya ku tajam. Lalu tampak cowok tersebut mengangguk masih dengan wajar datar namun tatapan yg begitu dingin.
Plak! Plak! Plak! Tiga tamparan mendarat di pipi mereka masing-masing yg telah melecehkan aku melalui mulut kotornya. Tampak semua terkejut melihat aksi ku.
"Saraaahhh!!! aduh! sudah! Sudah! Ayo kita pulang saja!" Pekik Mita ketakutan. Dia menarik-narik lengan ku untuk menjauhi mereka semua. Namun tatapan aku tak lepas dari mereka yg tengah melecehkan ku dan juga Bos nya yg bisu itu. Tampak para anak yg aku tampar tadi ingin mengejarku, namun karena Bos nya diam saja, mereka tidak bisa melakukan apapun. Lalu saat aku sudah lebih jauh dari nya. Tampak senyum tipis tersungging di bibir kiri nya.
...****************...
"Aduh Sarah... Aku takut setelah ini kita akan terus di datangi oleh komplotan tadi!" Ucap Mita masih larut dalam ketakutan.
"Ngapain kamu takut! Biarkan saja! Aku tidak perduli, kalau mereka menggangguku, akan ku berikan jurus mematikan, mereka kira aku cewek lemah apa!" Sargah ku membusungkan dada. Aku memang lulusan terbaik di atlet bela diri wanita. Namun tak banyak yg tahu selain Mita sahabatku. Bahkan adikku Noela pun tidak mengetahui hal ini. Aku mengikuti atlet bela diri sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu aku baru menginjak kelas 5 SD, dan lanjut berkembang hingga sekarang. Namun saat ada perlombaan aku selalu tidak ikut, karena tidak mungkin aku keluar rumah selain kegiatan sekolah saja. Akan tetapi pelatih ku berkata bahwa aku lah yg terbaik.
"Ye... Aku tahu kamu tidak lemah, tapi kamu lemah dalam....."
"Dalam apa? Aku tidak lemah Mita! Aku bisa membanting mereka semua kalau aku mau."
"Kamu lemah kalau sama Mama kamu!"
Aku terdiam saat Mita mengucapkan hal itu. Tidak mungkin juga aku melawan Mama ku sendiri, orang yg aku sayangi. Walau sebenarnya bisa saja aku menangkis semua apa yg Mama perbuat padaku sejak dulu. Namun itu tidak pernah aku lakukan. Aku selalu saja menjadi anak yg lemah di hadapan Mama.
"Kenapa diam? Benarkan ucapanku? Kamu selalu diam saja saat Mama kamu menyiksamu! Padahal dengan mudah kamu bisa menangkis semua itu Rah. Aku sa\_\_\_"
"Sudah Mit! Aku tidak suka membicarakan hal buruk tentang Mama. Aku sayang pada Mamaku." Cegah ku memotong ucapan Mita sahabatku. Aku berjalan lebih dulu dan meninggalkan Mita. Mita mengejar ku sambil berteriak memanggil nama ku terus menerus.
...****************...
(Pov Susi)
Ku dengar Bel berbunyi nyaring. Dan ku lirik dinding untuk melihat jam, ternyata waktu pulang telah tiba. Aku bergegas merapihkan meja kerja ku, dan memasukkan barang-barang milikku di dalam tas yg aku bawa. Kemudian aku keluar ruangan. Namun saat aku keluar ruangan, aku melihat Sarah sedang di seret oleh Mita. Aku terheran, tanpa membuang waktu, aku ikuti langkah mereka. Dan aku mendengar semua yg telah mereka berdua ucapkan. Yg membuatku terkejut adalah, kata-kata terakhir yg di ucapakan Mita pada Sarah.
"Di siksa??"
...****************...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Laura Rivera 🇨🇴❤️
Pembaca setia datang lagi untuk memintamu mengupdate thor!
2023-07-13
1
Donny Chandra
cerita ini ngajarin aku banyak hal, suka banget!
2023-07-13
1