Bab 9 - Di batalkan

...****************...

(Pov David)

Waktu sudah berjalan satu jam lama nya, namun bagi ku itu sudah seperti satu bulan saja! Aku begitu gelisah di pertemuan kali ini. Ziva benar-benar membuat mood ku rusak setiap kali melihatnya. "Bos! kita sudah selesai." Ucap Bayu menyentak ku sedikit keras. Aku terkejut dan sontak melebarkan mata pada nya.

"kamu tidak dengar-dengar saat Danu menyelesaikan presentasinya! Apa Sih yg kamu pikirkan! Fokus dong!" Kesalnya berbisik padaku. Sontak aku menoleh ke arah wanita ular itu, dan benar saja, dia tengah menatapku kesal. Lalu kemudian dengan acuh aku berdehem agak kencang.

"kalau begitu, apakah kita sudah berada di ujung kesepakatan Pak David." Ucap Ziva menekan setiap ucapannya. Tentu aku tahu dirinya kesal padaku, bukannya merasa bersalah, aku malah merasa senang akan hal itu.

"Hmmm...." Aku sengaja menggantung ucapanku sambil menopang dagu dengan kedua tanganku. Wajah aku buat sedang berpikir sekeras mungkin.

"Ayolah David! Sudah sebulan lebih aku menunggu kepastian darimu! Ini kah cara berbisnis mu! Sungguh tidak punya etika!" Ucapnya sarkas menghardikku. Aku malah semakin ingin tertawa saja melihatnya mengamuk padaku. Sebuah senyuman kecil lolos dari bibirku yg tak dapat lagi ku tahan. Dan tanggapan Ziva tentu saja semakin kesal padaku. Ia menggebrak meja lalu bangkit sembari menatap ku tajam.

"Tuan David yg terhormat! Apakah saya sedang membuat lelucon sehingga kamu harus tertawa saat aku berbicara?!" Tukasnya menebar kebencian yg teramat sangat dari sorotan matanya padaku.

"Ehem! Begini Bu Ziva, sebenarnya\_\_"

"Diam kamu Bayu! Kamu tidak berhak menjawab pertanyaanku!" Kata-kata dari mulut wanita ular itu keluar untuk asisten pribadiku Bayu. Tentu aku murka, dengan bergetar menahan emosi, aku bangkit membalas tatapan nya yg tajam.

"Jangan pernah berkata kasar pada asisten ku! Memangnya kamu siapa? Sehingga dia tidak berhak menjawab pertanyaanmu hah! Bahkan untuk bisa merasakan ruangan ini saja, kamu menjual namaku!" Ucapku menohok relung hatinya. Aku sengaja membuat harga dirinya lebih jatuh dari pada asistenku Bayu. Dan memang benar, ruangan VIP yg kami pakai untuk meeting ini adalah tempat termewah di kota ini. Hanya segelintir orang yg bisa memesan tempat ini. Dan yg dilakukan wanita ular ini adalah memakai namaku agar bisa mendapatkan tempat ini.

"Ja-jangan sem-sembarangan kamu." Celah nya menyangkal. Dari suara yg keluar dari mulutnya saja aku sudah tahu, kalau dia gugup setengah mati.

"Oh ya? perlu aku panggilkan pelayan yg\_\_"

"Stop David! Jika kamu tidak ingin menjalin kerja sama denganku, fine! Aku akan batalkan! Danu! Kita pergi!"

Aku semakin ingin tertawa lebih keras saja saat melihat ekspresi wajahnya yg tertekuk berlapis emosi yg bersarang erat. Kali ini ia tidak bisa menahan gejolak emosi nya seperti biasa. Luar biasa menyenangkan sekali karena ke depannya aku tidak perlu bersandiwara lagi dengannya.

"Ini kah rencanamu Vid?" Tanya Bayu skeptis.

"Tidak juga. Aku hanya berlaku natural saja. Namun dengan bodohnya dia memutuskan jalinan kerja sama ini. Bukankah itu sangat menyenangkan Bay? Wah! Sepertinya aku harus membuat pesta syukuran setelah ini hahaha!"

"Dasar anak gila! Sudahlah ayo kita kembali ke kantor saja!" Culas Bayu geram pada ku.

"Hei bukankah kita harus merayakan ini? Hahaha" Jawabku masih saja tertawa puas melihat rival ku kesal seperti tadi.

Menoleh hanya memperlihatkan wajah kesal, Bayu berlalu ikut meninggalkan ku seperti wanita ular itu tadi lakukan.

...****************...

Melihat semua telah pergi, aku pun ingin beranjak dari cafe ini, namun saat aku ingin bangkit, ponsel ku yg masih berada di atas meja berdering dan bergetar. sontak aku alihkan pandangan langsung melihat layar yg menunjukkan nama "Bu Susi". aku ulurkan tangan ku untuk meraih benda pintar itu dan kembali terduduk. "Halo Bu Susi, ada apa? Tumben sekali menghubungiku disaat jam kerja begini?"

"Iya maafkan aku, apakah kamu memang sedang sibuk sekali?" Jawab nya terdengar terburu-buru. Nafas nya juga terdengar memburu. Aku menarik nafas lalu menghela nya perlahan. Aku takut ada hal buruk yg akan aku dengar setelah ini. Maka setidaknya, aku harus mempersiapkan diri.

"Tidak."

"Kenapa singkat sekali kamu menjawab ku anak muda! Dasar tidak sopan!"

"Dasar cerewet! Ada apa! Jangan membuatku penasaran!"

"Dimana kamu?"

"Cafe \*\*\*, kenapa?"

"Bisakah kita bertemu disana? Aku akan menghampiri mu."

Keningku semakin mengkerut saja ketika mendengar permintaan nya, pasti memang ada yg tidak beres sehingga wanita paruh baya itu meminta untuk bertemu secara langsung.

"Baiklah. Aku tunggu." Ucap ku langsung menutup sepihak panggilan.

Aku terus berpikir apa kira-kira yg akan di sampaikan Bu Susi padaku. Kenapa tidak bisa melalui telfon saja. Hraahh! Memikirkan nya sjaa membuatku mati penasaran, lebih baik aku makan saja sembari menunggunya. Sekalian mengumpulkan energi jika saja berita yg ku terima tidak sesuai dengan yg aku harapkan.

...****************...

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Libny Aylin Rodríguez

Libny Aylin Rodríguez

Luar biasa thor, teruslah menulis 🎉

2023-07-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!