Hugo Melker

Kantor Polisi Precinct Manhattan New York

Thea Ramadhan mendatangi kantor Oomnya, Chief Chris Bradford, sebagai seorang pengacara dan beberapa anggota polisi disana tahu jika Thea adalah keponakan Chris.

"Thea !" panggil Detective Muncy yang bertugas di SVU ( Special Victims Unit ).

Detective Catherine 'Cat' Muncy

"Hai, Cat." Thea tersenyum ke arah Detective wanita itu

"Kamu yang mewakili Hugo Melker?" tanya Catherine Muncy yang biasa dipanggil Cat.

"Iya. Mas Nelson dan Oom Travis sudah kebanyakan kasus dan mbak Nadya sedang ada urus kasus di Texas" jawab Thea apa adanya.

"Phoenix kemana?" tanya Cat yang terang-terangan naksir sepupu jauh Thea itu.

"Bang Phoenix ke Boston ada pekerjaan disana. Nanti aku sampaikan salam mu ke bang Phoenix" senyum Thea.

"Thanks Thea. Yuk aku antar ke ruang interogasi." Cat berjalan mendahului Thea dan menuju ruang interogasi. Tampak Hugo Melker terlihat lelah tapi tidak mengurangi wajah tampannya, membuat Thea terpesona. Jujur, Thea adalah salah satu fans berat novel-novel karya pria yang merupakan keturunan imigran Serbia yang sudah resmi menjadi warga negara Amerika Serikat. Dan Thea tahu, Hugo adalah seorang muslim Serbia karena kakak iparnya, Omar Zidane pernah bertemu dengannya di mesjid New York saat sholat Jum'at.

Hugo mendongakkan kepalanya dan melihat seorang gadis dengan pakaian formal berdiri disana.

"Gentlemen, interview is over. Saya adalah Thea Ramadhan dari Blair and Blair Advocate yang akan menjadi pengacara Mr Hugo Melker." Thea menatap ke kedua Detective yang berada di ruang interogasi itu dengan tatapan tegas. "Tolong berikan ruang untuk saya bisa berbicara dengan klien saya. Please?"

Kedua Detective itu pun keluar dan Cat Muncy memberikan kode ke Thea untuk menggunakan ruang itu pribadi tanpa ada gangguan.

Thea menoleh ke arah Hugo yang bingung kenapa bukan salah satu Blair yang datang.

"Maafkan saya, tapi saya memang dari Blair and Blair Advocate. Ini kartu nama saya dan ini notes dari Mr Nelson Blair." Thea menyerahkan kertas yang berisikan tulisan memo dari Nelson.

Sorry, Mr Melker. Thea Ramadhan adalah salah satu pengacara terbaik Blair. Dia yang akan membela anda. Nelson Blair.

"Kemana Nelson?" tanya Hugo ke Thea.

"Mr Blair ada persidangan jadi saya yang akan membela anda." Thea pun duduk di sebelah Hugo. "Mr Melker, bisa anda ceritakan kronologis kejadian semalam?"

Thea Ramadhan

Hugo menatap pengacara cantik yang duduk di hadapannya. "Apa hubungan kamu dengan Nelson?"

"Mas Nelson adalah kakak sepupu saya."

"Jadi kamu adiknya Nelson?"

"Yes. Dan saya juga junior partner Blair and Blair" jawab Thea tenang.

Hugo mengangguk.

"Mr Melker, bisakah ceritakan dari saat pagi anda bangun tidur. Agar saya tidak kehilangan bukti dan pernyataan anda Sir." Thea sudah menyiapkan notes dan bolpoin.

Hugo tampak termenung dan bayangan kondisi istrinya pun muncul kembali.

"Mr Melker?" Thea menatap Hugo.

"Eh, maaf Miss Ramadhan. Baik... saya mencoba mengingat nya. Pagi saya bangun seperti biasa..." Hugo menghela nafas panjang seperti menguatkan dirinya.

Thea pun mendengarkan sambil menulis.

"Saya sholat subuh lalu Salsabila... menyusul untuk sholat sedangkan saya ke dapur... Pagi itu giliran saya membuat sarapan... Kami makan scrambel egg, sosis sapi, kentang rebus dan saus tartar. Jam delapan saya sudah berangkat ke Manhattan... Perpustakaan nasional untuk mengurus acara jumpa fans, tanda tangan dan pembacaan novel terbaru saya..."

"Murder in the Valley" gumam Thea.

"Yes, murder in the Valley... Kamu membacanya juga?" Hugo menatap pengacaranya.

"Baru separuhnya. Lalu setelah itu?" Thea meminta Hugo melanjutkan ceritanya.

"Saya berada di Perpustakaan Nasional seharian hingga pukul sembilan malam dan saya makan siang di bristo dekat central park. Kamu bisa mengeceknya dari kamera CCTV dan keberadaan ponsel saya. Dan pukul sepuluh malam, saya sampai di rumah...dan... saya menemukan Salsabila..."

"Bagaimana dengan jadwal Mrs Melker saat anda berada di Manhattan?" tanya Thea lagi.

"Bila harusnya berada di kantornya di Uptown. Dia seorang desainer interior."

"Apakah... Maaf harus saya menanyakan hal ini. Apakah kalian ada masalah dengan pernikahan anda?"

Hugo terkejut. "Maksudnya... affair?"

"Tidak harus itu. Masalah keuangan atau keluarga..."

"No, miss Ramadhan. Aku dan Bila saling mencintai. Kami sama-sama ada keturunan Serbia dan merasa kami adalah soulmate ! Bila lah yang menjadi pendukung utama ku saat aku terjun di dunia menulis kriminal." Hugo tampak kesal mendapatkan pertanyaan itu dari Thea.

"Dengar Mr Melker, anda harus menceritakan semuanya dengan jujur sebab saya tidak bisa membantu anda jika anda tidak jujur. Apakah ada masalah?"

"Tidak ada Miss Ramadhan. Aku dan Bila saling setia."

"Baik. Selanjutnya... Bagaimana sidik jari anda berada di senjata pembunuh nya?"

"Saat itu aku terpeleset darah... Bila dan terjatuh. Tanpa sengaja aku memegangnya..." Hugo tampak sedih.

"Selanjutnya?"

"Aku menelpon 911 dan mereka langsung membawaku kemari."

Thea mengangguk. "Saya berharap anda mengatakan sejujurnya, Mr Melker."

"Aku mengatakan yang sebenarnya Miss Ramadhan."

Thea akhirnya meminta agar Hugo dilepaskan karena alibinya terbukti dan pihak kepolisian pun juga melihat dari rekaman CCTV perpustakaan Nasional Manhattan kalau Hugo berada disana seharian.

Hugo dilepaskan dari kantor polisi tapi oleh Thea diminta untuk tinggal di hotel dan pihak kepolisian pun tidak mau kehilangan salah satu tersangka utama karena mereka masih mencurigai Hugo Melker sebagai pelaku atau pun otak dari pembunuhan Salsabila Melker meskipun pria itu memiliki solid alibi.

Bukan sekali ini juga seorang pasangan suami atau istri menjadi pelaku atau otak pembunuhan pasangannya.

***

Thea mendapatkan informasi dari detektif yang mengurus kasus ini dan terlihat Salsabila mendapatkan tusukan sekitar 12 di tubuhnya dan yang paling fatal adalah tusukan di dadanya karena tepat ke jantung.

Thea juga mendapatkan laporan forensik kalau Salsabila mengalami kekerasa s3ksual dan DNA sedang dicek. Gadis itu pun segera menuju forensik untuk menemui dokter yang mengautopsi Salsabila.

***

Ruang Forensik.

"Benar Miss Ramadhan. Ada sper*ma di dalam tubuh Mrs Melker" ucap dokter forensik itu.

"Apakah sudah diketahui siapa?" tanya Thea.

"Milik Mr Melker tapi melihat dari perhitungan waktu spermatozoa, sudah terjadi semalam. Tapi dilihat dari hasil autopsi, sempat terjadi kegiatan s3ksual dua jam sebelum kematiannya."

Thea melongo. "Tapi Mr Melker berada di Perpustakaan Nasional Manhattan seharian... Perkiraan waktu kematiannya?"

"Sekitar pukul 18.00 - 20.00 malam."

Thea mengangguk. Pada saat itu Hugo Melker sedang membacakan novelnya di museum. Tidak mungkin dia berada di Uptown State.

"Bagaimana dengan DNA selain milik Mr Melker? Apakah bisa diketahui? Yang melakukan hubungan dengan Mrs Melker?"

"Sayangnya dia menggunakan ****** dan polisi tidak menemukan di rumah..."

"Yang kemungkinan dia membawa nya" gumam Thea.

"Benar Miss Ramadhan."

Thea semakin yakin Hugo lebih mudah untuk dibela karena tidak adanya bukti pria itu di TKP.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaa gaaaeeessss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

Ermi Sardjito

Ermi Sardjito

suka cerita2 yg berbau kriminal seperti ini. ikut menebak2 dan deg2an

2024-01-01

1

may

may

baru baca udah deg2an

2023-06-14

1

wonder mom

wonder mom

g kebayang hancurnya Hugo saat tau istrinya dibunuh dan dilecehkan (?). thea, n bkn kasus ringan. jk terlihat ringan mk sebenarnya sgt berat😉

2023-06-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!