6. Membaca Surat dari Jack

Keesokan harinya, Ayah Jack duduk di samping jenazah Jack yang terbujur kaku. Di sampingnya, Veronica duduk dengan sedih melihat ayah jack berduka.

Beberapa saat kemudian, Maya dan keluarganya datang. Pandang matanya tampak kosong melihat pria yang mencintai dia tak bernyawa.

Melihat kedatangan Maya, Veronica bangun dari duduknya dan menghampiri Maya. Dia mengajak Maya keluar dari rumah dengan memegang lengan Maya dan menariknya.

Ketika dirinya berada di luar rumah, ia melepas lengan Maya dengan kasar.

"Kenapa kamu kamu mengajak aku kesini? Aku ingin bertemu dengan jenazah Mas Jack, aku mohon dengan kamu biarkan aku untuk pergi menemui Mas Jack, aku mohon!." Ucap Maya dengan berderai air mata yang terus membasahi matanya.

"Kenapa sekarang kamu menangis? Percuma Maya, laki laki yang mencintai kamu sudah menjadi bangkai, dia tidak akan merasakan sakit, cinta ataupun hal lainnya. Selamat ya, aku ucapakan selamat untuk kamu," ucap Veronica.

Maya terdiam, matanya meneteskan air mata. Penyesalan besar di rasakannya atas apa yang sudah di lakukan pada Jack.

Sesaat Maya terdiam, kemudian Veronica berjalan menjauhi Maya, namun ketika ia baru melangkahkan kaki. Veronica menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Maya, dengan mengambil sesuatu di kantung celananya.

Dia mengambil surat yang di simpannya dalam kantung celananya. Dia memberikan surat kepada Maya yang saat itu sedih karena menghancurkan hidup Jack.

"Oh iya, aku lupa. Aku sengaja tidak memberikan bukti ini ke polisi, karena bukti ini di tujukan Jack untuk kamu bukan orang lain. Aku mohon dengan kamu, setelah membaca surat ini, kamu sadar bagaimana Jack mencintai kamu, tidak hanya itu.. Kamu juga harus sadar tentang cinta tulusnya untuk kamu!" ucap Veronica dengan memberi surat terakhir untuk Maya.

Mendengar perkataan Veronica, Maya diam dengan berurai air mata. Nafas sesak di rasakan Maya ketika Veronica pergi, Maya menghela nafas mengingat luka yang di berikan pada Jack, di tambah frustasi yang di hadapinya membuat dia merasa semakin hancur.

Dia terdiam sesaat, mencoba menenangkan diri. Dia memejamkan mata dengan perlahan. Ketika dirinya merasakan ketenangan dalam hatinya, Maya membuka mata. Perlahan dia menegarkan diri dan membaca surat peninggalan dari sang mantan kekasih.

"Maafkan aku, aku Memang bukan pria yang pantas untuk kamu. Namun aku tulus mencintai kamu, tapi kenapa? Kenapa kamu mengkhianati aku? Kenapa Maya? Aku minta maaf, jika cinta ku ke kamu memaksa mu untuk berpura -pura bahagia denganku. Sekarang kamu bebas, aku akan pergi dan aku tidak akan tersiksa lagi dengan luka ini. Semoga kamu bahagia dengan David, aku pamit pergi!."

Maya meneteskan air mata, setelah mengetahui Jack sangat mencintainya. Dia menangisi Jack dan mengatakan maaf kepada Jack atas apa yang terjadi kepada Jack.

"Aaaaaaa!!!!" teriak Maya, meluapkan kesedihannya, dengan menjatuhkan surat yang di pegangnya. Dia berjalan pergi dari rumah dengan air mata terus berderai.

Dia yang mencintai ku, kini telah pergi. Kepergiannya membuat aku merasa dalam kebingungan hati, dan rasa frustasi setelah kehilangannya.

Kini kehidupan ku hampa, entah aku bisa tersenyum lagi atau tidak, entah aku bisa jatuh cinta lagi atau tidak. Aku dalam gelembung kehancuran, hidup tersesat karena sebuah penghianat.

Beberapa saat kemudian, Maya di atas jembatan, berjalan dengan tatapan kosong, menyusuri jembatan dengan penyesalan yang terus terngiang di benaknya.

Ketika dirinya berjalan di atas jembatan, tanpa disadarinya sebuah mobil melaju dengan kencang, seolah berniat untuk menabrak Maya. Terlihat seseorang misterius mengendarai mobil itu.

Tak menunggu lama, mobil itu menabrak Maya, hingga membuat Maya terjatuh dan kepalanya menghantam aspal dan mengeluarkan darah. Sesaat Maya tersadar, dia mencoba meminta pertolongan kepada orang yang menabraknya, namun orang itu tidak menggubrisnya sedikitpun.

Maya pingsan di tengah jalan, namun tidak ada satu orang pun yang membantunya. Hal itu terjadi karena keadaan jalan tengah sepi. Setalah dirinya menabrak Maya, orang misterius itu pergi meninggalkan Maya tanpa pertanggung jawaban sedikitpun.

Tak berselang lama, ambulan melaju dengan cepat. Ambulan itu baru saja sampai di rumah sakit, dengan berlumur darah Maya terbaring di atas tempat tidur dan tak sadarkan diri.

"Suster sudah hubungi keluarganya?" tanya Dokter kepada suster.

"Belum Dokter, karena saya tidak menemukan ponsel atau identitas dari korban," jawab suster.

Mendengar apa yang dikatakan oleh suster itu, dokter itu pun masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan luka dari Maya.

****************

Di pemakaman, Ayah Jack duduk di samping makam Jack. Air matanya terus mengalir membasahi matanya, dia tidak menyangka anak satu satunya meninggalkan dirinya.

"Jack, kenapa kamu melakukan ini? Kenapa kamu bisa melakukan hal bodoh untuk wanita yang tidak pernah mencintai kamu? Kanapa?" tanya Ayah Jack dengan air mata terus berderai.

"Om, sudah jangan menangisi Jack lagi. Aku takut, kalau om terus menyakiti Jack, yang ada Jack tidak tenang!" ujar Veronica.

Mendengar ucapan Veronica, Ayah Jack menganggukkan kepala. Dia bangun dari duduknya dan meninggalkan Jack yang sudah terkubur.

Di rumah sakit, Maya koma. Beberapa saat kemudian, seorang suster menyadari kalau mengenal korban, suster itu pun bergegas menghubungi nomor yang ada di ponselnya.

Tak berselang lama, ponsel berbunyi. Panggilan dari rumah sakit masuk ke ponsel Ibu Maya. Mendengar panggilan itu, Ibu Maya mengangkatnya. Tiba tiba ekspresi mukanya berubah, terlihat ibu Maya tidak bisa berkata-kata. Dia mematung dengan mata terbelalak, perlahan ponsel yang di pegang dengan eratnya jatuh tanda di sadari. Tubuhnya yang berdiri kokoh, seketika limbung dan tak kuasa menopang dirinya.

Waktu berjalan dengan cepatnya, Ibu Maya duduk di samping Maya dengan derai air mata terus mengalir membasahi pipi.

Dia memegangi salah satu tangan Maya yang tidak sadarkan diri.

"Kenapa ini bisa terjadi dengan kamu May? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Ibu Maya dengan air mata terus mengalir membasahi matanya.

"Bu!" panggil salah satu dokter membuat Ibu Maya terkejut dan menghentikan tangisannya.

"Dokter! Ada apa dengan Maya? Kenapa ini bisa terjadi?" tanya Bu Maya.

"Bu Maya mengalami tabrak lari, dan sekarang Bu Maya sedang dalam masa koma."

Wajah terkejut tergambar jelas di raut muka Ibu Maya, dia sedih karena anaknya kembali hidup dalam masa koma.

"Terimakasih Dok, dan saya mohon dengan dokter tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya, saya akan bayar berapa pun untuk semua pengobatan anak saya," ucap Ibu Maya dengan air mata terus berderai.

"Saya akan mencoba yang terbaik, yang terpenting ibu jangan pernah lupa untuk berdoa mendoakan Maya!. Saya permisi," jawab dokter itu. Dia pergi meninggalkan Ibu Maya di dalam kamar itu. Terlihat Bu Maya kembali terdiam dan duduk di samping Maya, dengan berderai air mata.

Matanya terus meneteskan air mata, dalam hatinya berdoa memohon ampun dan meminta kesembuhan kepada Tuhan untuk Maya.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

George Lovink

George Lovink

Lemah...bodoh goblok bloon

2024-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!