Di ruangan Elain
Di sana ada Anna dan juga si dokter magang yang berada di bawah bimbingan Elain selama masa magang nya. Dokter magang itu sedang sangat gugup.
“Haiss apa sebenar nya yang terjadi, tidak mungkin Elain melakukan Eutanasia jika pasien nya tidak meminta nya melakukan itu.” Ucap Anna frustasi.
“Tapi dimana berkas persetujuan nya?” lanjut Anna lagi penuh kebingungan.
“Dokter Anna, sebenar nya … ini salah saya,” Ucap dokter magang dengan gugup dan takut.
“Hum, apa maksud mu, kenapa itu jadi salah Mu?” tanya Anna bingung dengan ucapan tiba-tiba dari dokter magang.
“Sebenar nya dokter Elain melakukan Eutanasia pada pasien karena pasien yang meminta pada nya selama beberapa hari ini dan setelah di periksa kembali pasien memang sudah tidak bisa di tolong lagi. Maka nya dokter Elain setuju untuk Eutanasia, berkas nya juga sudah di tanda tangani oleh pasien.” Jelas dokter magang.
“Benar di tanda tangani? lalu mana berkas nya?” Ucap Anna yang kembali semangat hingga mengguncang bahu dokter magang.
“Saat itu saya yang memegang berkas itu dan menyimpan nya di atas meja Dokter Elain tetapi kemudian itu menjadi hilang. Saya telah mencari nya hingga ke beberapa tempat bahkan di tempat sampah, tetapi itu tidak di temukan.” Jelas dokter magang.
“Tiba – tiba hilang!” Anna sungguh terkejut. Memang siapa yang akan begitu berani mengambil berkas penting di ruangan mereka? Atau berkas nya tiba – tiba bisa jalan sendiri? Tidak mungkin kan? jadi …
“Ayo periksa CCTV.” Ucap Anna kemudian sembari menarik lengan baju dokter magang untuk mengikuti langkah nya.
Tetapi belum sampai di pintu, Elain sudah kembali dari ruangan ketua.
“Bagaimana, apa kata ketua? Dia tidak mungkin menyalahkan – mu, kan?” tanya Anna setelah melihat kedatangan Elain.
“Kenapa kamu begitu panik, pria tua itu bukan nya orang bodoh yang akan begitu saja berpikir aku akan sangat sembrono hingga melakukan sesuatu yang salah.”
“Benar juga, ketua masih lebih baik dari Marin.”
Elain hanya tertawa kecil mendengar tanggapan dari Anna.
“Dokter Elain, maaf semua nya salah saya, saya begitu ceroboh tidak menyimpan berkas itu dengan benar.” Dokter magang meminta maaf dengan tulus hingga dia tidak berani memandang Elain.
“Ah, benar juga. Elain ayo ke ruangan CCTV, kita bisa cek apakah ada orang yang mengambil berkas itu dari meja Mu, atau tidak.” Tawar Anna kemudian.
“Tidak perlu,” Ucap Elain sembari tangan nya membuka sebuah rekaman Vidio yang dia ambil dari ruang CCTV setelah dari ruangan kakek nya tadi.
Anna dan dokter magang mendekati Elain, ingin melihat dengan jelas vidio apa yang coba Elain tunjukan pada mereka.
Dan betapa terkejut nya Anna, itu adalah vidio yang menunjukan seorang gadis remaja enam belas tahun mengendap – endap masuk keruangan mereka dan menuju meja Elain saat tidak ada seorang pun di sana kemudian mengambil berkas persetujuan Eutanasia di atas meja kerja Elain.
Dokter magang pun merasa dia selamat, dia tidak teledor dia menyimpan berkas itu dengan benar. Akhir nya pria magang itu mengelus dada merasa lega.
Tetapi kenapa gadis itu melakukan nya?
“Elain, gadis ini kenapa dia melakukan nya? dan siapa dia?” tanya Anna yang tidak mengerti maksud tindakan dari gadis kecil itu.
“Tadi malam saat aku pergi menjenguk pasien Eutanasia itu, gadis ini berada di luar pintu saat pasien meminta di Eutanasia. Saat aku keluar dia masuk kedalam tetapi aku tidak tahu hubungan apa yang dia miliki dengan pasien.” Jelas Elain.
Selama Elain merawat pasien Eutanasia itu dia memang tidak pernah melihat gadis itu di sana merawat pasien. Yang biasa dia lihat di sana hanya ada istri dan adik perempuan dari pasien.
“Dokter, itu seharusnya adalah anak tunggal dari pasien itu sendiri. Saya pernah sebelum nya melihat nya bicara dengan pasien dan dia memanggil nya ayah,” Jelas dokter magang.
“Anak nya?” Anna sungguh terkejut, lalu kenapa dia membuat semua kekacauan ini.
Saat mereka membahas masalah gadis itu, seorang dokter tiba - tiba masuk dengan terburu – buru ke ruangan mereka dengan wajah panik.
“Dokter Ema, ada apa?” tanya Anna yang mengenal nya.
“Maaf dokter, di depan ada keluarga pasien Eutanasia yang memasang poster di mana – mana mengatakan salah satu dokter di rumah sakit ini adalah pembunuh.” Jelas dokter Ema.
“Mereka meminta keadilan dokter.” Lanjut Ema lagi.
“Baiklah kau boleh keluar sekarang.” Ucap Elain.
Setalah dokter Ema keluar, Elain pun meminta Anna dan dokter magang untuk pergi membawa kelurga pasien Eutanasia itu ke ruangan mereka.
Anna dan dokter magang pun mengiyakan nya, keduanya menemui keluarga yang membuat protes itu.
Anna membisikan tentang rekaman yang mereka lihat di telinga Ibu dari gadis yang sedang ikut protes bersama mereka.
Ibunya terkejut mau tidak mau mereka bertiga pun pergi mengikuti Anna, dokter yang lain bingung tiga orang yang tadi nya bersih keras tidak ingin berhenti dari kegiatan mereka kenapa sekarang begitu mudah nya berhenti setelah dokter Anna datang?
Mereka penasaran apa yang akan terjadi setalah ini?
Di ruangan Elain mereka bertiga pun berdiri di depan Elain.
“Jadi kamu adalah anak gadis dari tuan Firr?” tanya Elain pada gadis yang berdiri dengan gugup nya. Fir adalah nama Pasien yang di Eutanasia.
“Dia memang putri dari pasien yang kamu bunuh!” ucap adik dari Fir yang belum tahu kejadian yang sebenar nya. Elain tidak menanggapi wanita itu.
“Jadi, apa kita pernah bermusuhan sebelum nya?” tanya Elain yang kemudian mendapatkan Gelengan kepala dari gadis itu.
“Lalu kenapa kamu membuat masalah dengan saya?” lanjut Elain bertanya.
“Dokter lah yang membuat masalah Dokter membunuh ayah nya!” Adik dari Fir tidak bisa tidak berkomentar meskipun istri dari Fir sudah berusaha menghentikan nya.
“Saya sudah tahu apa yang sudah kamu lakukan di ruangan saya, jadi kamu harus menjelaskan apa yang membuat mu melakukan semua itu,” Ucap Elain sembari mengamati gadis remaja di depan nya.
“Atau kamu tidak terima saya membuat keputusan itu? tapi sayang, Ayah mu sangat tersiksa oleh penyakit nya dan dia juga sudah tidak memiliki harapan lagi. Alat bantu nafas hanya akan semakin menyiksa nya kemudian dia akan meninggal entah hari dua jam lagi atau paling lama besok.” Jelas Elain.
“Dokter seharusnya tidak membuat nya mati begitu mudah,” Ucap gadis remaja itu seraya meneteskan air matanya.
Semua orang di ruangan Elain terkejut. Apa yang baru saja di katakan oleh gadis ini? Apakah itu kata – kata yang akan di katakan oleh seorang anak pada Ayah nya sendiri?
“Aku ingin dia tersiksa lebih lama, tapi dokter membuat nya terbebas dari siksaan, ” Lanjut gadis itu lagi sembari kembali menangis sesenggukan.
Ibu nya benar – benar terkejut dia memandang anak nya tidak percaya.
“Apa yang baru saja kamu katakan pada ayah mu sendiri, katryn!” Bibi nya pun membentak katryn, anak gadis remaja itu.
“Nak, kenapa kau mengatakan itu, hem?” tanya ibunya lembut.
“Ibu, dia telah membunuh adik ku dan juga dia telah menyiksa mu dan aku selam bertahun – tahun, aku ingin dia merasakan rasa nya tersiksa juga tapi dokter itu menolong nya,” Jawab Katryn menangis pada ibunya. Bibi nya merasa tidak dapat mempercayai apa yang dia dengar.
Dia pun mempertanyakan kenapa dia mengatakan kakak nya telah menyiksa mereka. Dan apa tadi membunuh adik nya?
Gadis itu pun tidak tahan, bibi nya memang tidak tahu apapun. Apa yang terjadi di rumah mereka,tidak ada orang lain yang tahu.
Katryn menunjukan luka – luka dan memar yang begitu banyak di tubuh nya. Itu semua adalah hasil siksaan ayah nya.
Ibunya pun juga memiliki semua luka yang begitu parah di tubuh nya dan masih sama itu di lakukan selama bertahun – tahun oleh suami nya. Bibi nya tidak bisa berkata – kata dia tidak tahu hal seperti itu telah terjadi.
Gadis itu pun juga menjelaskan Ayah nya dua tahun lalu memukuli adik nya hingga babak belur dan akhirnya sakit kemudian beberapa hari kemudian adik nya pun meninggal.
Saat itu adiknya tidak dirawat di rumah sakit hanya di rawat di rumah sehingga tidak membuat orang tahu apa yang terjadi.
Elain , Anna, dan dokter magang merasa sungguh tidak bisa mempercayai nya. Apakah ayah nya manusia atau tidak? memukuli anak nya sampai sakit bahkan meninggal?
Anna mendadak merasa dia sependapat dengan anak gadis itu, Elain seharusnya tidak setuju untuk Eutanasia biarkan pria brengsek itu tersiksa dengan rasa sakit nya.
...Teman-teman pembaca tolong jangan lupa like nya yah, poin juga boleh atau bahkan vote lebih boleh lagi😊 agar Author tetap semangat nulis nya hehee Terimakasih sudah membaca.Sweet Dreams🌹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Catastrovhy
ayahnya psychopath 😡
-Cetak Biru- datang untuk mendukung~
2023-06-18
1