Elain telah sampai di lantai bawah, namun sial nya malah terjadi kebetulan yang sangat Elain tidak ingin kan, bisa – bisa nya dia bertemu dengan Nyonya Mira, ibu tirinya yang sudah memasang wajah masam sangat tidak enak di pandang.
“Mau kemana kamu!” tanya Nyonya Mira dengan penuh nada dingin.
“Aku harus ke Rumah Sakit Bibi, ada Pasien yang perlu ku tangani.” Jelas Elain, ya selama Elain hidup dia tidak pernah memanggil Mira sebagai 'ibu'.
“Kamu masih terbilang baru di Rumah Sakit, tetapi apa rumah sakit sudah begitu tidak memiliki Dokter sampai kamu pun harus pergi kerja saat kamu sedang mengambil cuti? Apa kata orang lain nanti, kamu langsung kerja setelah pertunangan? Heh! Jangan membuat malu nama kelurga.” Sinis Nyonya Mira menanggapi penjelasan Elain.
“Bibi, ini hanya pertunangan, aku tidak terlalu lelah untuk hanya sekedar memeriksa pasien.”
“Memang siapa yang khawatir kamu kelelahan!”
“Maaf Bibi aku harus pergi, jika ingin marah lanjut kan saja nanti setelah aku pulang.” Lanjut Elain setelah Handphone nya kembali berdering, benar itu panggilan dari sahabat nya, Anna.
Elain pergi tanpa menoleh ke arah Nyonya Mira, dia pergi begitu saja setelah menyimpan kembali Handphone nya sambil berlalu ke arah Mobil. Nyonya Mira menatap punggung Elain kesal.
...----------------...
Elain telah sampai di Rumah Sakit Bora. Rumah sakit ini begitu sangat besar dan ber-gedung tingkat serta di lapisi kaca tebal sebagai dinding, sangat terlihat megah sehingga Pasien kurang mampu serasa segan untuk memasuki nya.
Elain tidak menunggu lama, gadis itu langsung masuk menuju ruangan nya yang ternyata Anna sudah menunggu nya di sana. Setelah melihat kedatangan Elain Anna spontan memeluk Elain.
“Elain syukurlah kamu sudah datang, aku benar – benar takut kehilangan Ayah.” Ucap Anna, yang memang terlihat sangat khawatir.
“Bukan kah Ayah – Mu telah membuang kamu selama ini Ann? Dan entah siapa yang selalu bilang dia selalu membenci Ayah nya." Goda Elain, seraya mengulum senyum kecil nya.
Dia masih ingat Anna selalu bilang dia membenci Ayah nya, tetapi lihat lah dia sekarang, sahabat nya ini lebih khawatir dari siapa pun.
“Huff, meskipun dia memang telah membuang – Ku selama ini tetapi dia tetap lah Ayah ku, jadi ku mohon bantulah aku.” Ucap Anna tulus meminta bantuan sahabat nya.
“Aku tahu, berikan pada ku rekam medis paman,” kata Elain seraya mengangguk kecil kemudian mengenakan kaca mata emas nya lalu mendudukkan diri nya di kursi.
Anna pun memberikan rekaman medis Ayah nya kepada Elain dan kemudian Elain memeriksa nya.
Di layar monitor pun tertera beberapa organ tubuh Ayah Anna yang bermasalah dan itu sangat Fatal.
Pantas jika banyak Rumah Sakit menolak nya termasuk ketua Rumah Sakit Bora kakek nya Elain.
Melihat wajah Elain yang sangat serius memeriksa rekam medis Ayah nya, Anna pun menjadi gugup menantikan kata – kata yang keluar dari mulut sahabat nya.
“Ann, kamu benar – benar tidak tahu penyakit Ayah-Mu, selama ini?” tanya Elain agak sedikit terkejut dengan penyakit Ayah dari sahabat nya.
“Aku benar – benar tidak tahu, aku tidak pernah berhubungan dengan Ayah - Ku selama sepuluh tahun terakhir, El apakah memang separah itu?” tanya Anna semakin khawatir.
“Hem, risiko nya memang sangat besar.” Jawab Elain.
“Risiko nya sangat besar? El, bisakah kamu saja yang menangani Ayah – Ku?” Ucap Anna agak takut dengan keadaan Ayah nya, jadi lebih baik meminta bantuan sahabat nya dimana merupakan satu – satu nya manusia di muka bumi ini yang Anna tahu hanya dia yang mampu menangani operasi Ayah nya tanpa melakukan kesalahan apapun nanti nya.
“Memang risiko nya besar dan juga operasi nya akan sangat ribet tapi juga tidak mustahil, masih bisa kau yang menangani nya tidak perlu aku yang turun tangan,” jelas Elain sembari menatap Anna dari kursi duduk nya.
“Apa! Elain kita sedang serius tolong jangan bercanda.” Kata Anna yang terkejut, tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Bagi Anna jika sahabatnya bilang itu serius makan itu pastilah sangat serius dan tidak mungkin dia bisa menangani nya.
“Ini serius Dokter Anna, tidak perlu bercanda dengan nyawa orang atau apakah wajah saya terlihat sedang bercanda, menurut mu?” Ucap Elain yang mulai menggunakan bahasa Formal nya, kalau seperti ini biasa nya siapa pun tidak boleh bernegosiasi dengan keputusan nya.
“Tapi Saya – ” Anna sudah menggunakan bahasa Formal nya juga saat orang besar didepan nya itu sudah menggunakan bahasa Formal.
“Masih mau membantah Anna?” potong Elain dengan dingin nya, matilah sudah, kalau sudah seperti ini Anna mana berani untuk bantah lagi.
“Maaf saya tidak berani, akan saya ikuti keputusan anda.” Jawab Anna menunduk masih dengan bahasa Formal nya.
Ya, memang saat mereka dalam keadaan yang membuat Elain menggunakan bahasa Formal maka tidak ada lagi persahabatan di sana. Itu hanya akan ada seorang Guru dan seorang Murid.
Elain tahu bahwa Anna bukan nya tidak percaya diri dengan kemampuan nya tetapi dia hanya merasa ragu karena yang dia operasi adalah ayah nya sendiri.
Gadis itu hanya takut tidak sanggup membelah ayah nya sendiri saat di meja operasi yang mana akan mempengaruhi jalan nya operasi. Dan itu respon yang wajar.
Itu sebab nya Elain pun menjelaskan pada Anna bahwa pada saat nya nanti Elain akan turun tangan bila memang dia merasa Anna sudah tidak mampu melakukan nya.
Mendengar itu Anna pun merasa lega dan setelah mempelajari penyakit Ayah nya bersama Elain, Anna merasa dia tidak akan sanggup menangani nya.
Namun dengan ada nya Elain Anna merasa tidak akan ada operasi yang membuat nya takut atau pun gagal.
Setelah beberapa menit membahas tentang penyakit ayah nya Anna dan bagaimana mengoperasikan – Nya, Elain dan Anna pun memutuskan pergi ke ruangan ayah Anna di rawat.
Setelah sampai di sana Anna pun menjelaskan pada Ibu nya bahwa operasi bisa dilakukan dan bahwa dia yang akan mengoperasi nya.
Mengenai itu ibu nya tidak memberikan argumen apapun walaupun dia bingung bagaimana Rumah Sakit Bora tiba-tiba menyetujui operasi ini setelah sebelum nya menolak mereka dengan sangat tegas.
Dia hanya percaya pada putri nya, hanya itu yang bisa dia lakukan untuk saat ini. Dia menyerahkan semua keputusan mengenai penanganan suaminya pada putri nya serta dia juga meminta maaf atas perlakuan suaminya nya selama ini yang menyebabkan Anna kabur dari Rumah.
Anna memegang kedua tangan Ibu nya seraya dia berkata bahwa dia telah memaafkan mereka.
Bagaimanapun Anna juga tidak hidup susah setalah kabur dari Rumah apa lagi saat bertemu Elain beberapa tahu lalu semua nya telah mengubah segala nya dari gadis itu.
Anna memang kabur dari rumah sepuluh tahun yang lalu, tetapi dia anak yang cekatan dia bersedia kerja sampingan apapun di Amerika sehingga dia bisa membayar tempat tinggal nya sendiri bahkan dia bisa membayar pendidikan high school nya.
Hingga enam tahun lalu saat dia berusia dua puluh tahun, gadis itu dalam kebingungan. Dia ingin mengambil studi kedokteran tetapi biaya yang dia kumpulkan selama bertahun – tahun tidak cukup untuk memasuki universitas yang dia ingin kan.
Pada saat itu Anna stres memikirkan nya, hingga dia tidak sengaja nyebrang jalan tanpa melihat ada mobil yang lewat. Dia ditabrak tetapi tidak memiliki luka yang serius, itu adalah mobil Elain.
Mulai saat itu mereka saling mengenal dan Elain memutuskan untuk membiayai hidup gadis itu dan menjadikan nya sebagai murid nya setelah melihat kemampuan Anna yang belum pernah Elain lihat ada yang bisa mengikuti kecepatan nya saat dia memberi arahan di ruang operasi.
...Hallo readers, setelah selesai baca tolong jangan lupa Like yah, dikasih hadiah ke author juga boleh, Vote dari readers juga berguna bagi Author😊 Oh ya, terimakasih sdh membaca, ayo lanjut ke bab berikut nya tapi ingat kasih like dulu yaaaa hehehe biar Author semangat nulis nya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Aerik_chan
Memang kalau sama keluarga sendiri agak gak tega beda kalau sama orang lain...semnagat kak yuk saling dukung By your side..mampir nih
2023-06-04
1