Elson tidak ingin menonton vidio itu karena sangat takut jika saja dia akan tertarik lagi untuk terjun lagi ke dunia kedokteran dan kerinduan nya terhadap gadis dimasa lalu nya itu hanya akan semakin bertambah.
Di masa lalu dia dan gadis itu adalah seorang dokter yang bisa di bilang tiada dua nya di dunia. Mereka berdua banyak melakukan penelitian untuk segala jenis penyakit yang belum memiliki obat nya di dunia.
Namun beberapa hal terjadi secara tiba – tiba dalam keluarga Elson yang menyebabkan pria itu meninggalkan gadis itu dengan perbuatan dan kata – kata nya yang paling kejam dan menyakitkan yang pernah dia lakukan.
Itu sebab nya selama bertahun – tahun ini, Elson telah menghindari semua hal yang berkaitan dengan dunia kedokteran hanya agar menghindari gadis itu, dia sungguh tidak berani menemui nya lagi.
Mengingat semua itu Elson hanya membuang nafas nya pasrah, mungkin suatu saat mereka akan bertemu lagi tetapi dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan jika saat itu tiba.
***
Satu minggu kemudian
Anna berada di ruang perawatan Ayah nya bersama dengan Elain, mereka datang menjenguk Tuan James.
“Nak, terimakasih sudah melakukan yang terbaik untuk Ayah – Mu,” Ucap Ibu nya Anna seraya menggenggam tangan Anna.
“Bu, berterimakasih lah pada dokter Elain. Dia adalah dokter yang membuat kepala Rumah Sakit setuju untuk mengoperasi ayah di rumah sakit ini.” Ucap Anna mengulas senyum pada Elain sahabat nya.
“Terimakasih dokter Elain, suami saya akhir nya bisa di operasi,” Nyonya James juga menggenggam tangan Elian. Dia benar – benar tulus berterimakasih.
“Dokter Anna hanya terlalu berlebihan Nyonya, saya sebenarnya tidak melakukan apa – apa,” Ucap Elayn tersenyum pada ibu dari sahabat nya.
Anna hanya tersenyum mendengar ucapan dari Elain yang sama sekali tidak benar. Sahabat nya terlalu merendah.
Dan ya, satu minggu memang telah berlalu namun masih belum mereda juga kehebohan operasi minggu lalu.
Yang paling terkena dampak nya adalah Anna, gadis itu telah di mintai keterangan nya oleh wartawan setiap hari.
Anna benar – benar menjalani hari nya dengan rasa jengkel yang luar biasa karena selalu di ikuti oleh wartawan kemana pun dia pergi yang tidak pernah menyerah untuk mencari informasi tentang master Quartis.
Sedangkan Elain, dia tetap santai menjalani kehidupan dokter nya di rumah sakit Bora. Beda nya hari ini dia harus berdebat lagi dengan Marin Bora mengenai seorang pasien.
Para dokter sungguh merasa pusing dengan kedua nya mereka memang seharusnya tidak masuk pada jam yang sama. Atau mereka akan bersaing terus sepanjang hari.
Sebenar nya Elain tidak punya keinginan untuk bersaing dengan siapapun tetapi Marin selalu merasa Elain terus mencoba bersaing dengan nya untuk menunjukan siapa di antara mereka yang lebih baik.
Kali ini adalah perdebatan mengenai seorang pasien yang baru saja Elain melakukan tindakan Eutanasia kepada nya.
Eutanasia adalah praktik pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan. Ini dilakukan pada pasien yang sudah tidak mungkin selamat.
Eutanasia yang baru saja Elain lakukan pada pasien nya karena pasien sama sekali sudah dipastikan tidak memiliki harapan untuk sembuh, kematiannya hanya di hitung jam.
Namun pasien masih dalam keadaan merasakan rasa sakit yang luar biasa akibat penyakitnya.
Pasien merasa menderita menunggu kematiannya. Hingga berulang kali dia memohon untuk di Eutanasia pada dokter Elain.
Dan dokter Elain pun menyetujui nya, sementara tindakan yang dilakukan oleh Elain sebenarnya tidak bisa di perdebatkan atau pun melanggar hukum karena Eutanasia di negara mereka telah di setujui dan di sah kan oleh undang – undang.
Yang menjadi masalah di sini menurut Marin adalah keputusan yang Elain ambil tidak melalui persetujuan pasien yang berupa berkas yang sudah di bubuh kan dengan tanda tangan persetujuan dari pasien.
Hal seperti ini bisa di laporkan oleh anggota keluarga pasien. Lagi dan lagi, rumah sakit Bora menjadi trending topik dan berbagai kritikan dan makian di sosial media pun di lontarkan pada rumah sakit Bora dan nama Elain di pojokan.
Bahkan para pasien yang ada di rumah sakit Bora pun mulai merasa takut untuk di rawat di rumah sakit Bora, mereka semua berpikir jangan sampai mereka semua akan di Eutanasia tanpa persetujuan mereka.
Marin kini benar – benar mencerca Elain di depan semua orang di rumah sakit Bora. Wanita itu sungguh emosi, nama rumah sakit Bora sungguh sangat jelek sekarang.
Keluarga pasien telah melaporkan tindakan yang Elain ambil terhadap keluarga mereka. Dan itu di ketahui oleh media begitu cepat.
“Elain! Kau sungguh sangat sampah, berani nya kau merusak nama baik rumah sakit! Atau itu memang tujuan kepulangan Mu? Mau membuat rumah sakit ini hancur? Apa ingin membalas dendam karena kau telah di buang ke luar negeri selama bertahun – tahun? Elain, ketahuilah posisi Mu, kau hanya putri tidak sah. Jangan merasa berada di atas hanya karena kakek memberi mu kebebasan di rumah sakit ini. Sungguh anak yang berandalan. Ini benar – benar hasil dari tidak memiliki seorang ibu.” Ucap Marin dengan begitu pedas nya. Semua dokter tidak mengira dokter Marin akan mengatakan semua itu dengan begitu gamblang nya di depan semua orang.
Sedangkan wajah Elain sudah memerah, dia tidak tahan ibunya di bawa – bawa oleh mulut busuk seseorang.
Elain meraih kerah depan Marin secara tiba – tiba, membuat semua orang terkejut. Mereka berpikir apakah mereka akan berkelahi? dan di rumah sakit? Oh, ini akan menjadi buruk. Pikir mereka semua
Tetapi kemudian Anna dan seorang dokter Pria yang adalah seorang dokter magang pun datang melerai nya. Keduanya memegang tangan Elain, melepaskan nya dari Dokter Marin, kemudian membawa nya agak menjauh dari Dokter Marin.
“Marin, ku tantang kau menyebut kan Ibu ku sekali lagi, jika kau sangat memiliki nyali.” Kata Elain masih dengan tatapan tajamnya. Gadis itu memang tidak mengijinkan siapa pun menyebut ibu nya sembarangan.
Baru saja Marin ingin mengamuk juga tetapi kedatangan ketua yang di dampingi beberapa dokter pun mengehentikan aktivitas mereka.
“Kalian berdua! Ke ruangan ketua sekarang!” wajah dari Albert Bora sungguh tidak enak di pandang, pak tua itu menahan kemarahan nya.
Di ruangan ketua
Hanya ada Marin, Elain, dan ketua di ruangan itu.
“Apa yang kalian berdua lakukan, berkelahi di depan semua orang? Sungguh memalukan!” Ucap Albert Bora dari kursi ketua nya.
Marin dan Elain duduk di sofa panjang yang saling berhadapan.
“Maaf kakek, aku hanya terlalu emosi.”
“Ya, itulah mengapa aku tidak memilih Mu, sebagai pewaris.” Kata kakek to the point, membuat Marin menggigit bibir nya. Apa yang dia lakukan selalu salah di mata kakek nya.
“Elain, apa menurut – Mu tindakan mu sudah benar?” tanya kakek yang mengarah pada keputusan Elain yang memutuskan Eutanasia pasien nya.
“Aku tidak melakukan kesalahan.” Ucap Elain dengan sangat yakin, yang mengartikan bahwa keputusan nya sudah benar bahkan jika itu terulang lagi dia tetap akan melakukan tindakan yang sama.
“Tapi kau tetap salah karena kau tidak meminta persetujuan dari pasien.” Ucap kakek Bora.
“Apa aku pernah mengatakan aku tidak meminta persetujuan dari pasien ku?”
“Berarti kau memintanya?” tanya Albert Bora kaget dan penuh harap. Sedangkan Marin memandang Elain dengan penuh tanya juga.
“Bukan kah memang harus begitu?” jawab Elain santai. Sebenarnya dia tidak menyarankan Eutanasia, bagaimana pun dia masih percaya pada keajaiban tetapi pasien sendiri memilih untuk Eutanasia.
“Lalu di mana berkas nya? Kenapa itu tidak di berikan pada kelurga pasien?”
“Ada beberapa hal yang belum bisa di jelaskan, ingat saja ini untuk mu Marin, lain kali aku tidak akan begitu bersabar lagi pada Mu.” Ucap Elain yang kemudian keluar dari ruangan Ketua tanpa berpamitan.
...Teman-teman pembaca tolong jangan lupa like nya yah, poin juga boleh atau bahkan vote lebih boleh lagi😊 agar Author tetap semangat nulis nya hehee Terimakasih sudah membaca.Sweet Dreams🌹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments