Saat semua para dokter menoleh kiri kanan mencari tahu siapa dokter yang merupakan keluarga pasien, seorang dokter yang ada di kursi belakang pun berdiri dan mengangkat tangan nya.
Semua mata para dokter pun memandang ke seorang dokter yang ternyata adalah Anna. Anna sendiri juga sudah tahu apa yang terjadi, karena Elain memang telah memberitahu nya tentang hal ini.
Kemudian beberapa dokter pun bertanya pada ketua.
“Ketua, siapa sebenar nya pasien itu, dan bagaimana penyakit nya sampai ketua sendiri yang datang kemari.” Tanya seorang dokter kepala departemen Anestesi yang memang belum tahu apapun mengenai Pasien yang datang dari California.
“Nona yang di belakang, kamu dokter yang baru lima bulan bertugas di rumah sakit ini kan?” tanya ketua kepada Anna.
“Ya, Ketua.” Jawab Anna.
“Kalau begitu maju dan jelaskan kondisi pasien pada saat ini, anda di persilahkan untuk memutuskan tindakan selanjut nya.” Ucap ketua mengagetkan semua para dokter. Itu keputusan yang terlalu mengejutkan.
Mereka pun berpikir penyakit apa ini, mengapa meminta seorang dokter yang baru bertugas lima bulan di rumah sakit mereka untuk menangani nya? mereka bahkan belum tahu sejauh mana kemampuan dari dokter baru ini.
Mereka tidak memiliki jaminan untuk mempercayai kemampuan Anna yang mereka lihat gadis itu biasa – biasa saja, atau sebenar nya apakah penyakit pasien terlalu mudah?
Lalu kalau begitu mengapa ketua sampai mengumpulkan mereka semua jika itu mudah? Ingin protes tapi tidak memiliki cukup keberanian.
Marin tidak memiliki jadwal masuk hari ini, jadi mereka tidak memiliki seseorang yang bisa mereka mintai bantuan nya untuk bersuara.
Anna pun memandang Elain meminta persetujuan nya sebelum gadis itu maju, dan Elain mengangguk kecil dari tempat nya berdiri.
Dengan demikian Anna pun maju dengan percaya diri tanpa merasa terintimidasi dengan tatapan ketidakpercayaan dari semua dokter.
Anna kemudian mengambil handphone nya dan membuka rekaman suara seorang gadis yang sedang berbicara.
Rekaman itu di sambung ke alat pembesar suara sehingga semua dokter di ruang rapat dapat mendengar nya dengan jelas.
Rekaman pun di putar
“Pasien dengan nama James Parker, usia nya lima puluh lima tahun warga California, saya telah mendiagonosis nya. Hasil diagnosis saya adalah pasien terkena kanker langka yang di sebut sebagai Lelomysarcmoma.
Kanker ini telah mengenai otot di bawah kulit kepala, dokter sebelum nya yang menangani pasien mengira kanker itu telah sukses diatasi dengan kemoterapi dan radiasi.
Sebenar nya mereka kurang teliti karena Tuan James memiliki luka yang dalam dan luas di kulit dan tulang atas kepalanya.
Jadi saat ini Tuan James memerlukan operasi untuk memperbaiki kulit kepala dan tengkorak nya. Tuan James juga membutuhkan ginjal dan pankreas baru.
Kesimpulan nya kita akan melakukan cangkok empat organ sekaligus dalam satu tindakan.” Dan rekaman pun sudah berakhir.
Semua dokter menganga dan mengelus dada serta mengehela nafas panjang sambil melirik satu sama lain.
Oh Tuhan, operasi macam apa ini menyeramkan sekali, siapa yang bersedia melakukan nya dan siapa pula perempuan yang seenak nya berbicara di rekaman tadi.
Para dokter kemudian pelan-pelan mengutuki gadis yang berbicara di rekaman tadi.
Ini benar – benar membuat hati Elain jengkel ingin memukul mereka satu persatu, enak saja mengutukinya.
“Maaf ketua, operasi ini terlalu rumit dan sangat berisiko dan akan berpengaruh dengan nama baik perusahaan ini jika gagal. Mereka membawa pasien nya ke sini dari California berarti rumah sakit di sana juga tidak berani menerima nya.” Dokter kepala bedah Mikro membuka suara.
“Ketua, operasi ini juga tidak bisa di lakukan, seperti aturan nya, kita tidak boleh melakukan pencakokan pada pasien yang memiliki luka besar.” Dokter bedah lain yang ikut berpendapat.
Dan ada beberapa lagi kepala departemen lain nya yang menentang keputusan ini dan ketika mereka meminta bantuan Elain sebagai pewaris memberi suara agar membantu mereka menentang keputusan ketua.
Namun yang terjadi adalah si pewaris malah dengan sangat tegas menyetujui keputusan ketua membuat beberapa kepala departemen itu berasumsi bahwa ketua dan pewaris adalah spesies yang sama, manusia keras kepala yang tidak mau menerima pendapat orang lain.
Haiss para dokter ini tidak tahu saja pewaris tidak mungkin menentang keputusan nya sendiri kan?
“Hal ini telah di putus kan kondisi pasien telah kalian dengar, pelajari penyakit pasien beberapa hari ke depan. Bersiap – siap untuk di pilih sebagai dokter yang ikut menangani operasi. Dokter utama operasi ini adalah Dokter di samping saya, yang baru lima bulan bertugas di ruma sakit kita dan juga dialah yang akan memilih siapa di antara kalian yang bisa mengikuti operasi besar ini bersama nya.” Semuanya sudah berakhir keputusan telah ditetapkan.
Semua para dokter menganggap ketua pasti sudah gila, kalau tidak mengapa mempertaruhkan operasi yang begitu besar pada seorang dokter yang baru saja lima bulan lalu datang ke rumah sakit mereka.
Ini tidak pernah terjadi sebelum nya dan memang tidak boleh terjadi, atau rumah sakit akan terkena dampak nya jika ini benar – benar gagal.
Mereka ingin menentang nya lebih keras tapi masalah nya keluarga pasien telah menyetujui nya.
Keputusan rumah sakit Bora untuk mengoperasikan pasien dari California yang di nilai sangat berisiko dan kemungkinan berhasil nya sangat kecil itu, telah beredar hingga ke media entah siapa yang telah membocorkan nya.
Hal ini pun tidak di sia – sia kan oleh saingan Rumah Sakit lain nya untuk menjatuhkan nama baik rumah sakit yang di pimpin oleh pak tua berkaca mata, Albert Bora.
Hingga akhir nya berbagai pendapat dan respon buruk pun datang dari media sosial bahkan stasiun televisi pun tidak tinggal diam, mereka mengundang berbagai ahli bedah senior untuk meminta tanggapan mereka terkait dengan keputusan Albert Bora.
Berbagai Hadline pun muncul di media sosial kira – kira bunyi Hadline nya seperi ini;
“Rumah sakit bora tidak bertanggung jawab, bagaimana mungkin mereka menunjuk dokter muda yang baru saja bergabung dengan rumah sakit mereka, sebagai dokter yang memimpin operasi. Apakah ahli bedah senior di rumah sakit Bora sudah tidak memiliki kemampuan lagi?”
“Mereka mungkin berpikir, kalau operasi nya gagal keluarga pasien tidak akan mempertanyakan Rumah Sakit, kan yang memimpin operasi adalah keluarga nya sendiri. Ternyata licik juga Tuan Albert Bora ini.”
“Pasien mengalami luka besar tetapi tetap di operasi. Hum! Keputusan ketua harus di pertanyakan.”
“Well, mari kita lihat operasi minggu depan, kalau saya sih berharap operasi itu berhasil dari pada rumah sakit Bora tutup ia kan?”
Kira – kira seperti itu lah komentar dan beberapa bunyi hadline di media sosial.
Namun meski banyak yang memberi pendapat bahwa operasi tidak seharusnya di lakukan jika rumah sakit Bora tidak ingin menanggung risiko besar.
Tetapi ada juga beberapa orang dari Ahli bedah senior yang mendukung keputusan itu bahwa operasi tetap bisa di lakukan.
Hanya saja yang menjadi masalah sekarang adalah yang menjadi pemimpin operasi bukan orang yang mereka kenal sebagai dokter terbaik negara mereka. Itulah yang paling mereka khawatir kan.
Ya, ini memang gila! Sungguh rumah sakit yang sangat berani mengambil risiko. Dokter yang belum punya nama pun di jadikan pemimpin operasi berbahaya, sepertinya hanya rumah sakit Bora yang bisa melakukan tindakan terlalu berani ini.
...Teman-teman pembaca tolong jangan lupa like nya yah😊 agar Author tetap semangat nulis hehee Terimakasih sudah membaca.Sweet Dreams🌹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Aerik_chan
Dari bab ini...aku tambah ilmu baru
By your side hadir, jangan lupa saling dukung
2023-06-08
1