16. Rencana tujuh bulanan

"Masih membutuhkanku saja, sudah sok-sokan menyakitiku. Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi pada hidup kalian setelah semua ini aku bongkar. Apa kalian masih bisa membanggakan diri kalian seperti sebelumnya," gumam Adisti sambil menatap ponselnya yang mati.

Wanita itu pun membersihkan dirinya di kamar mandi. Setelah ini dia harus pergi bertemu dengan pemilik perusahaan tempat sang suami dan Arsyilla bekerja. Untung saja beliau adalah sahabat almarhum ayahnya jadi, tidak sulit untuk membuat janji. Adisti bisa saja datang ke sana secara langsung, lagi pula dia juga memiliki saham di sana, tetapi tidak ingin semuanya terbongkar sekarang. Perlu beberapa waktu untuk melakukan banyak hal.

Sebuah email masuk ke ponsel Adisti. Saat melihatnya dia tersenyum senang karena apa yang diharapkan kini sudah di depan mata. Sekarang hanya tinggal menunggu saat hari itu tiba.

***

"Tumben kamu mau ketemu sama Om? Pasti ada sesuatu yang terjadi. Apa kamu menginginkan jabatan di perusahaan?" tanya Gunawan pemilik perusahaan di mana Bryan dan Arsylla bekerja.

"Tidak, Om tahu sendiri kalau aku tidak menyukai bisnis seperti yang Om jalankan. Aku juga punya banyak pekerjaan," sahut Adisti dengan tersenyum.

"Lalu untuk apa kamu membuat janji dengan Om?" tanya Gunawan dengan wajah bingungnya.

"Aku ingin Om memecat dua orang yang dulu pernah aku rekomendasikan pada Om."

Gunawan mengerutkan keningnya sambil menatap wajah Adisti. Memecat seseorang bukanlah hal yang susah baginya, tetapi bukan berarti dia bisa memecat orang seenaknya saja. Ada beberapa peraturan perusahaan yang harus dijalankannya. Bagaimanapun juga dia seorang atasan yang harusnya memberi contoh yang baik bagi anak buahnya yang lain.

"Siapa orangnya? Biar nanti anak buah Om mencari tahu, tidak mudah memecat orang begitu saja."

"Iya, Om. Aku tahu, Om atur sendiri saja bagaimana cara memecat mereka. Aku tidak ingin mereka bisa bekerja di sana lagi, setelah apa yang mereka lakukan padaku."

"Boleh tahu apa alasan yang membuat kamu menginginkan mereka diberhentikan? Padahal kamu sendiri yang merekomendasikan mereka dengan begitu gencar."

"Mereka tidak tahu terima kasih. Aku sudah sangat baik kepada mereka, tapi seenaknya saja mereka menghianatiku."

Gunawan terdiam sejenak, mencerna apa yang dikatakan Adisti. "Bukankah dia suamimu? Apa itu berarti dia memiliki wanita lain?"

"Lebih tepatnya istri lain karena dia sudah menikah lagi."

"Kalau begitu tidak usah mencari alasan lagi. Di perusahaan Om juga ada peraturan jika laki-laki tidak boleh memiliki istri lebih dari satu, kecuali dia menikah dengan persetujuannya istrinya. Dalam kasus kamu karena suamimu menikah diam-diam, itu mudah sekali memecatnya. Nanti aku tanyakan dulu pada pihak HRD, apakah ada surat dari Bryan yang mengatakan kesediaan kamu untuk dimadu. Kalau benar, itu juga bisa menambah poin masalah karena sudah memasukkan surat palsu."

"Iya, Om. Terima kasih sudah membantuku," sahut Adisti dengan perasaan lega, akhirnya dia punya cara untuk membuat suaminya kembali seperti dulu.

"Tidak perlu sungkan. Nanti kalau kamu membutuhkan bantuan, datang saja ke perusahaan atau ke rumah. Tantemu pasti senang bisa bertemu denganmu. Mengenai temanmu nanti, biarlah Om mencari alasannya. Om juga kurang begitu tahu tentang pekerjaan mereka."

Adisti mengangguk, mereka pun mulai menikmati makanan yang sudah terhidang di meja. Wanita itu sangat beruntung karena sahabat dari almarhum papanya mau membantu. Padahal hubungannya juga tidak begitu dekat dengan pria paruh baya itu.

***

"Aduh! Bagaimana ini? Acaranya 'kan besok! Aku harus bayar semuanya pake apa? Mana Bryan dari tadi nggak bisa dihubungi lagi. Itu anak ke mana sih!" gerutu Lusi sambil memainkan ponselnya.

Wanita itu terus mencoba menghubungi anaknya, tetapi tidak juga diangkat. Akhirnya dia hanya bisa mengirim pesan saja, semoga saja nanti sore Bryan bisa dihubungi dan bisa memberinya uang. Lusi tidak mau nanti para tetangga akan mengoloknya karena wanita paruh baya itu sudah membanggakan diri, bahwa akan mengadakan acara besar-besaran. Mengenai pernikahan kedua Bryan, para tetangga juga sudah tahu karena memang saat itu akad nikah dilangsungkan di sana.

Mereka tahunya juga Adisti menyetujui pernikahan itu. Bahkan mereka kagum pada wanita itu yang rela di madu padahal dia wanita yang cantik. Bryan dan keluarga mengatakan jika Adisti rela dimadu karena dirinya tidak mampu memberikan anak. Apalagi dengan tanda tangan Adisti yang diberikan Bryan saat melangsungkan acara akad nikah, membuat semua orang percaya begitu saja. Padahal itu hanyalah tanda tangan palsu.

"Ma, apa kita tidak terlalu berlebihan dengan mengadakan acara untuk wanita itu?" tanya Erick yang sejak awal tidak menyukai jika kakaknya menikah lagi. Apalagi dengan wanita yang sama sekali tidak sepadan dengan Adisti.

"Apanya yang berlebihan? Bryan punya banyak uang, sudah sepatutnya kita membuat pesta seperti ini. Apalagi ini untuk cucu Mama yang pertama, Mama mau bikin acara yang besar agar bisa berkesan." Lusi tersenyum membayangkan akan semeriah apa nanti pestanya.

"Berkesan apanya, kalau menghabiskan uang. Kenapa tidak buat pesta sederhana saja? Apalagi kalian juga sudah menipu Kak Adisti mentah-mentah demi keinginan kalian itu. Entah bagaimana nanti kalau Kak Adisti sampai tahu, aku mungkin tidak akan bisa melanjutkan kuliahku," sahut Erick dengan sinis.

"Adisty tidak akan tahu kalau kamu tidak memberitahunya jadi, sebaiknya kamu diam saja. Mama tahu kalau selama ini kamu tidak menyukai istri kedua kakakmu, tapi kamu juga harus ikut menyembunyikannya. Mama tidak ingin masa depanmu berhenti sampai di sini, semuanya tergantung padamu. Kalau kamu masih ingin tetap kuliah, Mama harap kamu tetap merahasiakannya. Kamu tahu 'kan kalau hanya lulusan SMA, kamu tidak akan bisa kerja di kantoran seperti keinginanmu sejak dulu. Mama hanya mau kamu diam."

Selalu itu yang dijadikan mamanya alasan bagi Erick agar pemuda itu diam saja melihat ketidakadilan yang menimpa kakak iparnya. Ingin sekali dia bercerita pada wanita itu, tetapi tidak memiliki keberanian. Masa depannya masih panjang, Erick masih ingin kuliah dan menggapai cita-cita dan itu hanya bisa dikabulkan dengan keberadaan Adisti.

Erik merasa malu dengan tingkah keluarganya. Padahal selama ini Adisti sudah sangat baik pada mereka, memenuhi segala keperluan dari yang kecil sampai besar. Kehidupan mamanya yang suka berfoya-foya pun selalu dipenuhi oleh Adisti tanpa banyak bertanya. Bagi wanita itu, mertua adalah ibunya jadi, dia tidak pernah mempertanyakan apa pun yang dilakukan Lusi. Apalagi kedua orang tua Adisti juga sudah meninggal.

Tanpa banyak berkata, Erik pergi dari rumah. Lebih baik dia pergi ke rumah teman dan menginap saja di sana. Laki-laki itu juga tidak ingin hadir di acara tujuh bulanan wanita itu. Erick memang tidak pernah menganggap Sahna sebagai kakak ipar karena baginya hanya Adisti yang menjadi kakak iparnya.

Jika suatu hari nanti kakak iparnya tahu dan meminta pisah dengan Bryan, Erick tidak akan memutus ikatan kakak adik ini karena Adisti sudah banyak membantu ya selama ini. Dia juga tidak peduli lagi dengan kuliahnya.

Terpopuler

Comments

Rini Musrini

Rini Musrini

mertua tak tau malu aq jg ogah punya mertua macam tuh

2023-07-13

0

Nyonya Gunawan

Nyonya Gunawan

Aduh ibu mertua miskin tpi bergaya hidup hedon

2023-06-08

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kejutan yang tertunda
2 2. Tidak menyangka
3 3. Mencari tahu
4 4. Ragu
5 5. Langkah pertama
6 6. Ingin perhatian
7 7. Kamu kepala rumah tangga
8 8. Bukti
9 9. Bantuan dari Leo
10 10. Mantan istri Bryan
11 11. Menemui Zahra
12 12. Ingin menjual mobil
13 13. Rumah itu
14 14. Dimanfaatkan
15 15. Berbohong
16 16. Rencana tujuh bulanan
17 17. Ke luar kota
18 18. Kedatangan Adisti
19 19. Bryan tahu yang sebenarnya
20 20. Pemecatan Arsylla
21 21. Karena Adisti
22 22. Kegalauan Arsylla
23 23. Kebingungan penghianat
24 24. Kehilangan banyak hal
25 25. Hilang semuanya
26 26. Curiga pada Nadia
27 27. Mencari asisten lagi
28 28. Kedatangan Sahna
29 29. Mempersiapkan perceraian
30 30. Perdebatan mantan sahabat
31 31. Rahasia masing-masing
32 32. Pria dari masa lalu
33 33. Ingin mengambil hati
34 34. Saran Rio
35 35. Kedatangan Vira
36 36. Liburan bersama Vira
37 37. Mengikuti alur
38 38. Bertemu
39 39. Menolak
40 40. Usaha Yasa
41 41. Pengganggu lagi
42 42. Tidak mau miskin
43 43. Saling menyalahkan
44 44. Sidang pertama
45 45. Entah apa tujuannya
46 46. Bertamu
47 47. Dalam bahaya
48 48. Pertolongan
49 49. Terimakasih
50 50. Pelaku
51 51. Peringatan
52 52. Ingin menjaga
53 53. Pergi berdua
54 54. Merasa dilindungi
55 55. Berkunjung
56 56. Masa lalu
57 57. Memaafkan
58 58. Sebelum putusan
59 59. Kekesalan Arsylla
60 60. Sahna kesal
61 61. Rindunya Yasa
62 62. Perdebatan suami istri
63 63. Kesempatan terakhir
64 64. Bimbang
65 65. Bersiap bertemu
66 66. Jawaban Adisti
67 67. Arsylla menemui Bryan
68 68. Bekerjasama
69 69. Pergi dengan calon mertua
70 70. Kita
71 71. Siapa pengkhianat itu?
72 72. Persiapan lamaran
73 73. Lamaran
74 74. Persiapan pernikahan
75 75. Kesalahan Nadia
76 76. Bryan menyamar
77 77. Ada apakah?
78 78. Penyelamatan
79 79. Tertangkap
80 80. Menutup bantuan
81 81. Sahna pergi
82 82. Yasa pulang
83 83. Menjelang pernikahan
84 84. Jangan terlalu benci
85 85. Menuju halal
86 86. Saling menggoda
87 87. Penawaran atau lamaran
88 88. Perbincangan Rio dan Vira
89 89. Nasehat Ibu
90 90. Dia orang baik
91 91. Berbelanja
92 92. Kedatangan Ibunya Rio
93 93. Kesepakatan
94 94. Mengantar calon mertua
95 95. Foto
96 96. Edwin dan Vira pulang
97 97. Meminta maaf
98 98. Rencana pindah rumah
99 99. Takut tidak bisa hamil
100 100. Masa lalu orang tua
101 101. Pembicaraan dua kawan lama
102 102. Konspirasi
103 103. Diganggu Haris
104 104. Persiapan lamaran
105 105. Melihatnya bersama
106 106. Lamaran
107 107. Usai lamaran
108 108. Permintaan maaf Lusi
109 109. Akhir
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kejutan yang tertunda
2
2. Tidak menyangka
3
3. Mencari tahu
4
4. Ragu
5
5. Langkah pertama
6
6. Ingin perhatian
7
7. Kamu kepala rumah tangga
8
8. Bukti
9
9. Bantuan dari Leo
10
10. Mantan istri Bryan
11
11. Menemui Zahra
12
12. Ingin menjual mobil
13
13. Rumah itu
14
14. Dimanfaatkan
15
15. Berbohong
16
16. Rencana tujuh bulanan
17
17. Ke luar kota
18
18. Kedatangan Adisti
19
19. Bryan tahu yang sebenarnya
20
20. Pemecatan Arsylla
21
21. Karena Adisti
22
22. Kegalauan Arsylla
23
23. Kebingungan penghianat
24
24. Kehilangan banyak hal
25
25. Hilang semuanya
26
26. Curiga pada Nadia
27
27. Mencari asisten lagi
28
28. Kedatangan Sahna
29
29. Mempersiapkan perceraian
30
30. Perdebatan mantan sahabat
31
31. Rahasia masing-masing
32
32. Pria dari masa lalu
33
33. Ingin mengambil hati
34
34. Saran Rio
35
35. Kedatangan Vira
36
36. Liburan bersama Vira
37
37. Mengikuti alur
38
38. Bertemu
39
39. Menolak
40
40. Usaha Yasa
41
41. Pengganggu lagi
42
42. Tidak mau miskin
43
43. Saling menyalahkan
44
44. Sidang pertama
45
45. Entah apa tujuannya
46
46. Bertamu
47
47. Dalam bahaya
48
48. Pertolongan
49
49. Terimakasih
50
50. Pelaku
51
51. Peringatan
52
52. Ingin menjaga
53
53. Pergi berdua
54
54. Merasa dilindungi
55
55. Berkunjung
56
56. Masa lalu
57
57. Memaafkan
58
58. Sebelum putusan
59
59. Kekesalan Arsylla
60
60. Sahna kesal
61
61. Rindunya Yasa
62
62. Perdebatan suami istri
63
63. Kesempatan terakhir
64
64. Bimbang
65
65. Bersiap bertemu
66
66. Jawaban Adisti
67
67. Arsylla menemui Bryan
68
68. Bekerjasama
69
69. Pergi dengan calon mertua
70
70. Kita
71
71. Siapa pengkhianat itu?
72
72. Persiapan lamaran
73
73. Lamaran
74
74. Persiapan pernikahan
75
75. Kesalahan Nadia
76
76. Bryan menyamar
77
77. Ada apakah?
78
78. Penyelamatan
79
79. Tertangkap
80
80. Menutup bantuan
81
81. Sahna pergi
82
82. Yasa pulang
83
83. Menjelang pernikahan
84
84. Jangan terlalu benci
85
85. Menuju halal
86
86. Saling menggoda
87
87. Penawaran atau lamaran
88
88. Perbincangan Rio dan Vira
89
89. Nasehat Ibu
90
90. Dia orang baik
91
91. Berbelanja
92
92. Kedatangan Ibunya Rio
93
93. Kesepakatan
94
94. Mengantar calon mertua
95
95. Foto
96
96. Edwin dan Vira pulang
97
97. Meminta maaf
98
98. Rencana pindah rumah
99
99. Takut tidak bisa hamil
100
100. Masa lalu orang tua
101
101. Pembicaraan dua kawan lama
102
102. Konspirasi
103
103. Diganggu Haris
104
104. Persiapan lamaran
105
105. Melihatnya bersama
106
106. Lamaran
107
107. Usai lamaran
108
108. Permintaan maaf Lusi
109
109. Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!