11. Menemui Zahra

Mobil yang ditumpangi oleh Adisti telah sampai di depan sebuah rumah minimalis. Keadaan rumah begitu sepi, dia jadi ragu untuk masuk ke sana. Bukan karena tidak ada orang, tetapi takut bertemu dengan wanita itu dan malah akan semakin menambah luka. Sebagai seorang wanita, Adisti tentu sangat tahu bagaimana perasaannya karena gini dirinya pun merasakan hal yang sama.

"Nyonya, apa Anda tidak jadi turun?" tanya Roni pada Adisti, membuat wanita itu menghela nalas panjang. Dia perlu menyiapkan hati dan mentalnya untuk berhadapan dengan wanita dari masa lalu.

"Kamu tunggu di sini saja, aku akan masuk. Mudah-mudahan saja dia ada di dalam."

Adisti segera turun dari mobil dan berjalan menuju rumah itu. Langkahnya terasa berat, seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hati. Entah dia siap atau tidak, menghadapi kenyataan yang sebentar lagi akan Adisti dapat dari wanita itu. Yang lebih penting lagi, dia berharap wanita itu mau memaafkannya.

"Assalamualaikum," ucap Adisti sambil mengetuk pintu.

Tidak berapa lama, pintu pun terbuka. Ada seorang wanita yang tampak terkejut saat melihat siapa tamunya. Namun, berusaha tetap tersenyum ke arah Adisti. Senyum palsu yang siapa saja pasti bisa menebaknya. Sungguh rasa bersalah itu semakin membesar.

"Maaf ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu.

"Aku hanya ingin bertemu dengan pemilik rumah, boleh saya meminta waktu sebentar untuk mengobrol," jawab Adisti dengan kaku. Padahal tadinya dia sudah berusaha untuk tersenyum, tapi yang ada malah terlihat aneh karena saat ini perasaannya sedang tidak baik-baik saja.

"Tentu saja, silahkan masuk."

Wanita itu membuka pintu dengan lebar agar tamunya bisa masuk. Adisti pun segera duduk di ruang tamu, sementara wanita tadi masuk ke dalam rumah dan keluar rumah segelas minuman untuk tamunya.

"Silakan diminum, Mbak."

"Terima kasih," sahut Adisti. Mungkin karena terlalu gugup, dia pun meminumnya dengan cepat hingga menyisakan sedikit.

"Mbaknya tadi bilang ada sesuatu yang ingin dibicarakan, memang ada apa, ya?" tanya wanita itu yang kurang nyaman dengan kehadiran tamunya.

Adisti pun mengulurkan tangannya dan berkata, "Perkenalkan, nama saya Adisti."

"Saya Zahra," sahut wanita itu sambil membalas uluran tangan Adisti.

"Dari ekspresi Mbak tadi, sepertinya Mbak sudah mengenal siapa saya jadi, saya juga tidak perlu memperkenalkan diri, kan?" tanya Adisti karena memang sudah dari tadi dia melihat gelagat aneh dari wanita itu. Terlihat seperti gugup dan takut secara bersamaan.

Zahra menarik napas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan. Dia menatap wanita yang ada di depannya. Jujur dirinya masih merasa sakit hati atas apa yang sudah dialaminya dulu. Meskipun itu sudah enam tahun yang lalu, tetapi tetap saja rasanya begitu menyakitkan. Zahra yang tidak pernah tahu apa yang kesalahannya, justru dicampakkan oleh sang suami begitu saja.

Selama ini wanita itu sudah berusaha untuk menjadi istri yang baik, bahkan meninggalkan keluarganya demi sang suami. Namun, karena wanita kaya di depannya Bryan sampai tega mengkhianatinya. Sebagai seseorang wanita tentu saja dia tidak rela dan lebih memilih berpisah. Itu semua juga dilakukan Adisti demi kesehatan mentalnya.

"Kamu sudah mengetahui semuanya, kan? Lalu apa yang kamu inginkan dengan datang ke sini?" tanya Zahra balik, kali ini dia tidak perlu lagi berpura-pura baik pada tamunya.

"Aku hanya ingin meminta maaf. Jujur aku tidak tahu jika dulu Bryan sudah memiliki seorang Istri. Dia tidak pernah mengatakan apa pun padaku, bahkan dia mengaku sebagai perjaka saat ingin menikah denganku."

"Aku tahu, dia juga berkata demikian. Aku juga tidak bisa menyalahkanmu karena memang kamu tidak tahu apa-apa, tetapi bukankah kamu orang kaya? Seharusnya kamu mencari tahu calon suamimu lebih dulu, sebelum memutuskan sesuatu. Apalagi ini menyangkut masa depanmu yang akan kamu jalani nantinya seumur hidup jika Tuhan menghendaki."

"Iya, aku akui aku salah dan aku minta maaf. Sebagai sesama wanita aku sangat tahu apa yang kamu rasakan dulu."

Zahra berdecih sinis, rasanya tidak percaya dengan apa yang dikatakan wanita di depannya. "Aku rasa tidak, kamu tidak akan pernah bisa merasakan apa yang aku rasakan, diduakan oleh suami. Rasanya Bryan tidak akan melakukan hal itu."

"Kamu salah, justru sekarang Bryan sudah melakukannya. Dia telah mengkhianatiku dan telah berselingkuh dengan seorang wanita lain. Bahkan saat ini wanita itu sedang hamil," jawab Adisti dengan tersenyum miris, membuat Zahra terkejut.

Tadinya dia berpikir Bryan akan setia pada istrinya karena memang sejak dulu pria itu menginginkan agar bisa menjadi orang kaya. Siapa sangka jika pria itu tetap menghianati wanita yang sudah menghabiskan waktu bersamanya. Dulu Zahra tidak memiliki apa-apa jadi, wajar jika suaminya pergi, sedangkan Adisti punya segalanya, rasanya sangat sulit dipercaya.

"Kamu sedang tidak bercanda, kan?" tanya Zahra yang tiba-tiba menjadi begitu serius, tentu saja membuat Adisti heran. Namun, dia akhirnya mengerti apa yang sudah terjadi.

"Apa aku terlihat seperti bercanda? Aku bukan anak kecil yang bisa mempermainkan sebuah ikatan rumah tangga. Bagaimana bisa kamu berpikir seperti itu."

"Ya ... bagaimana, ya! Rasanya sangat sulit dipercaya sekali jika Bryan akan menghianatimu, mengingat siapa kamu sebenarnya. Itu sangat tidak mungkin."

"Apa pun bisa terjadi. Yang saat ini sedang aku pikirkan hanya bagaimana agar bisa bebas dari pria itu dan melanjutkan hidupku sendiri. Pastinya lebih menyenangkan hidup sendiri daripada hidup dengan laki-laki yang tidak bertanggung jawab."

Zahra mengangguk, dulu itu juga yang jadi pemikirannya hingga memutuskan untuk bercerai dengan Bryan karena memang, tidak ada lagi yang bisa dipertahankan dari pernikahan mereka.

"Sebagai sesama wanita, aku turut prihatin dengan apa yang sudah terjadi padamu, tapi percayalah bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Hanya saja kita tidak tahu bagaimana caranya."

Adisti dan Zahra pun berbincang, keduanya saling menguatkan satu sama lain. Hingga akhirnya Adisti pamit undur diri. Zahra ternyata orang yang asyik juga diajak ngobrol.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

sebagai sesama wanita yg tersakiti, harus saling menguatkan 💪

2023-07-04

2

lihat semua
Episodes
1 1. Kejutan yang tertunda
2 2. Tidak menyangka
3 3. Mencari tahu
4 4. Ragu
5 5. Langkah pertama
6 6. Ingin perhatian
7 7. Kamu kepala rumah tangga
8 8. Bukti
9 9. Bantuan dari Leo
10 10. Mantan istri Bryan
11 11. Menemui Zahra
12 12. Ingin menjual mobil
13 13. Rumah itu
14 14. Dimanfaatkan
15 15. Berbohong
16 16. Rencana tujuh bulanan
17 17. Ke luar kota
18 18. Kedatangan Adisti
19 19. Bryan tahu yang sebenarnya
20 20. Pemecatan Arsylla
21 21. Karena Adisti
22 22. Kegalauan Arsylla
23 23. Kebingungan penghianat
24 24. Kehilangan banyak hal
25 25. Hilang semuanya
26 26. Curiga pada Nadia
27 27. Mencari asisten lagi
28 28. Kedatangan Sahna
29 29. Mempersiapkan perceraian
30 30. Perdebatan mantan sahabat
31 31. Rahasia masing-masing
32 32. Pria dari masa lalu
33 33. Ingin mengambil hati
34 34. Saran Rio
35 35. Kedatangan Vira
36 36. Liburan bersama Vira
37 37. Mengikuti alur
38 38. Bertemu
39 39. Menolak
40 40. Usaha Yasa
41 41. Pengganggu lagi
42 42. Tidak mau miskin
43 43. Saling menyalahkan
44 44. Sidang pertama
45 45. Entah apa tujuannya
46 46. Bertamu
47 47. Dalam bahaya
48 48. Pertolongan
49 49. Terimakasih
50 50. Pelaku
51 51. Peringatan
52 52. Ingin menjaga
53 53. Pergi berdua
54 54. Merasa dilindungi
55 55. Berkunjung
56 56. Masa lalu
57 57. Memaafkan
58 58. Sebelum putusan
59 59. Kekesalan Arsylla
60 60. Sahna kesal
61 61. Rindunya Yasa
62 62. Perdebatan suami istri
63 63. Kesempatan terakhir
64 64. Bimbang
65 65. Bersiap bertemu
66 66. Jawaban Adisti
67 67. Arsylla menemui Bryan
68 68. Bekerjasama
69 69. Pergi dengan calon mertua
70 70. Kita
71 71. Siapa pengkhianat itu?
72 72. Persiapan lamaran
73 73. Lamaran
74 74. Persiapan pernikahan
75 75. Kesalahan Nadia
76 76. Bryan menyamar
77 77. Ada apakah?
78 78. Penyelamatan
79 79. Tertangkap
80 80. Menutup bantuan
81 81. Sahna pergi
82 82. Yasa pulang
83 83. Menjelang pernikahan
84 84. Jangan terlalu benci
85 85. Menuju halal
86 86. Saling menggoda
87 87. Penawaran atau lamaran
88 88. Perbincangan Rio dan Vira
89 89. Nasehat Ibu
90 90. Dia orang baik
91 91. Berbelanja
92 92. Kedatangan Ibunya Rio
93 93. Kesepakatan
94 94. Mengantar calon mertua
95 95. Foto
96 96. Edwin dan Vira pulang
97 97. Meminta maaf
98 98. Rencana pindah rumah
99 99. Takut tidak bisa hamil
100 100. Masa lalu orang tua
101 101. Pembicaraan dua kawan lama
102 102. Konspirasi
103 103. Diganggu Haris
104 104. Persiapan lamaran
105 105. Melihatnya bersama
106 106. Lamaran
107 107. Usai lamaran
108 108. Permintaan maaf Lusi
109 109. Akhir
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kejutan yang tertunda
2
2. Tidak menyangka
3
3. Mencari tahu
4
4. Ragu
5
5. Langkah pertama
6
6. Ingin perhatian
7
7. Kamu kepala rumah tangga
8
8. Bukti
9
9. Bantuan dari Leo
10
10. Mantan istri Bryan
11
11. Menemui Zahra
12
12. Ingin menjual mobil
13
13. Rumah itu
14
14. Dimanfaatkan
15
15. Berbohong
16
16. Rencana tujuh bulanan
17
17. Ke luar kota
18
18. Kedatangan Adisti
19
19. Bryan tahu yang sebenarnya
20
20. Pemecatan Arsylla
21
21. Karena Adisti
22
22. Kegalauan Arsylla
23
23. Kebingungan penghianat
24
24. Kehilangan banyak hal
25
25. Hilang semuanya
26
26. Curiga pada Nadia
27
27. Mencari asisten lagi
28
28. Kedatangan Sahna
29
29. Mempersiapkan perceraian
30
30. Perdebatan mantan sahabat
31
31. Rahasia masing-masing
32
32. Pria dari masa lalu
33
33. Ingin mengambil hati
34
34. Saran Rio
35
35. Kedatangan Vira
36
36. Liburan bersama Vira
37
37. Mengikuti alur
38
38. Bertemu
39
39. Menolak
40
40. Usaha Yasa
41
41. Pengganggu lagi
42
42. Tidak mau miskin
43
43. Saling menyalahkan
44
44. Sidang pertama
45
45. Entah apa tujuannya
46
46. Bertamu
47
47. Dalam bahaya
48
48. Pertolongan
49
49. Terimakasih
50
50. Pelaku
51
51. Peringatan
52
52. Ingin menjaga
53
53. Pergi berdua
54
54. Merasa dilindungi
55
55. Berkunjung
56
56. Masa lalu
57
57. Memaafkan
58
58. Sebelum putusan
59
59. Kekesalan Arsylla
60
60. Sahna kesal
61
61. Rindunya Yasa
62
62. Perdebatan suami istri
63
63. Kesempatan terakhir
64
64. Bimbang
65
65. Bersiap bertemu
66
66. Jawaban Adisti
67
67. Arsylla menemui Bryan
68
68. Bekerjasama
69
69. Pergi dengan calon mertua
70
70. Kita
71
71. Siapa pengkhianat itu?
72
72. Persiapan lamaran
73
73. Lamaran
74
74. Persiapan pernikahan
75
75. Kesalahan Nadia
76
76. Bryan menyamar
77
77. Ada apakah?
78
78. Penyelamatan
79
79. Tertangkap
80
80. Menutup bantuan
81
81. Sahna pergi
82
82. Yasa pulang
83
83. Menjelang pernikahan
84
84. Jangan terlalu benci
85
85. Menuju halal
86
86. Saling menggoda
87
87. Penawaran atau lamaran
88
88. Perbincangan Rio dan Vira
89
89. Nasehat Ibu
90
90. Dia orang baik
91
91. Berbelanja
92
92. Kedatangan Ibunya Rio
93
93. Kesepakatan
94
94. Mengantar calon mertua
95
95. Foto
96
96. Edwin dan Vira pulang
97
97. Meminta maaf
98
98. Rencana pindah rumah
99
99. Takut tidak bisa hamil
100
100. Masa lalu orang tua
101
101. Pembicaraan dua kawan lama
102
102. Konspirasi
103
103. Diganggu Haris
104
104. Persiapan lamaran
105
105. Melihatnya bersama
106
106. Lamaran
107
107. Usai lamaran
108
108. Permintaan maaf Lusi
109
109. Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!