5. Langkah pertama

"Aku sengaja ingin memberimu kejutan, tapi sepertinya kedatanganku biasa saja buat kamu," ucap Adisti di sela pelukannya bersama sang suami.

"Tidak dong, Sayang! Aku senang banget akhirnya kamu bisa pulang juga. Berhari-hari aku tidur sendirian, rasanya gelisah sekali."

"Benarkah?" tanya Adisti sambil mengurai pelukan dan menatap wajah sang suami.

"Iya dong, Sayang. Cuma kamu yang selalu membuat aku rindu dan tidak mau jauh-jauh sama kamu. Kamu saja yang selalu pergi ke luar negeri karena pekerjaan kamu."

"Kan ini memang pekerjaan aku," sahut Adisti yang kemudian teringat sesuatu dan bertanya, "Kamu tidak lupa hari ini hari apa, kan?"

"Tentu, aku tidak akan lupa," sahut Bryan yang kemudian mencari sesuatu di dalam tas dan memberikan kepada Adisty. "Selamat ulang tahun pernikahan, Sayang. Semoga pernikahan kita langgeng selamanya hingga kakek nenek, bahkan sampai ajal menjemput."

"Amin."

Wanita itu mengajak sang suami ke ruang keluarga, di mana dia sudah menyiapkan semuanya untuk sang suami. Tampak Bryan begitu terkejut dengan apa yang disiapkan sang istri. Dia tidak menyangka jika Adisti akan menyiapkan semuanya.

"Ini kejutan dariku untukmu. Selamat ulang tahun pernikahan juga. Aku harap kamu menyukainya," ucap Adisti, yang sengaja tidak ingin mengucapkan doa di hari ulang tahun pernikahan ini.

Entah kenapa lidahnya terasa keluh untuk mengucapkan kalimat tentang masa depan pernikahan mereka. Rasanya hati dan pikiran saat ini sedang terpecah belah, lebih baik dia membicarakan hal lain.

"Tentu saja aku suka. Kamu memang istri kesayanganku dan aku harap kamu tidak akan pernah berubah, selalu baik dan patuh seperti ini selamanya."

"Tentu saja aku tidak akan berubah, selama kamu juga setia bersamaku. Kamu tahu 'kan aku paling tidak suka dikhianati. Kalau sampai kamu melakukannya, maka kamu tahu sendiri apa akibatnya," ujar Adisti yang terlihat begitu santai, berbeda dengan Bryan yang saat ini tubuhnya sudah menegang.

Pria itu tampak begitu terkejut. Namun, itu hanya untuk sementara saja. Dia mencoba kembali tersenyum, berusaha untuk menutupi apa yang dirinya rasakan. Namun, sayangnya Adisti lebih dulu mengetahuinya dan bersikap biasa saja, lebih tepatnya berpura-pura b*d*h.

"Bryan sudah pulang, sebaiknya aku juga pulang. Aku tidak mau dijadiin kambing c*ngek di sini, sementara kalian mau mesra-mesraan," ujar Arsylla yang sengaja ingin mengalihkan pembicaraan.

Dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan pasangan suami istri itu. Namun, gadis itu tidak ingin ikut campur, biarlah menjadi urusan mereka. Meskipun dia adalah sahabat mereka, tetapi bukan berarti segala urusan Adisti dirinya harus ikut campur.

"Kenapa buru-buru? Kamu ikut saja sama kita. Lagian aku juga sudah pesan makanan sebanyak ini, memang buat apa lagi? Daripada nanti mubazir dan terbuang," sahut Adisti, tidak biasanya wanita itu meminta sahabatnya tinggal.

Biasanya disaat seperti ini, dia hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja bersama dengan suaminya. Maka dari itu, Arsylla yang sudah mengerti kebiasaan sahabatnya pun memilih pamit pulang, tetapi kenapa sekarang malah Adisti yang menginginkan dirinya untuk tetap di sini. Rasanya aneh saja, tetapi akhirnya Arsylla pun tetap tinggal dan ikut merayakan ulang tahun pernikahan kedua sahabatnya.

"Maaf, ya, Bang. Hari ini aku nggak masak, baru datang juga jadi, aku pesan saja," ujar Adisti dengan memasang wajah merasa berdosa.

"Tidak apa-apa, selama ini aku juga tidak pernah menuntutmu untuk selalu memasak setiap hari. Lagi pula di rumah juga ada bibi, tapi kamu selalu saja repot menyiapkan segala sesuatu untukku."

"Aku hanya melakukan tugas sebagai seorang istri saja. Aku takut nanti tidak bisa lagi menjalankan peranku, lagi pula menyenangkan suami juga bisa mendapatkan pahala."

Bryan merasa aneh dengan kalimat yang dikatakan oleh Adisti. Namun, sebisa mungkin pria itu menepis segala pikiran buruk.

Ketiganya pun mulai menikmati makan malam dengan tenang. Sesekali Arsylla melirik ke arah Bryan dan Adisti. Dia merasa ada sesuatu diantara pasangan suami istri itu. Biasanya saat sedang berdua seperti ini, Adisti selalu bermanja-manja dengan suaminya, sekalipun di tempat umum, tetapi kenapa sekarang biasa saja.

Bryan pun merasakan hal yang sama. Saat melihat ke arah Arsylla, pria itu menaikkan alisnya, seolah bertanya apa yang terjadi pada sang istri kenapa acuh padanya. Namun, Arsylla hanya menghendikkan kedua bahunya tanda tak mengerti.

"Sayang pekerjaanmu kemarin bagaimana di luar negeri?" tanya Bryan yang tidak tahan dengan keterdiaman Adisti jadi, dia memulai pembicaraan.

"Baik, Bang," jawab Adisti singkat, semakin membuat hati Bryan bingung harus berbuat apa. Apalagi dia menatap ke arah Arsyilla agar temannya itu mau membantu. Namun, sepertinya sama saja, sahabatnya tidak memiliki pembicaraan yang membuat Adisti banyak bicara.

"Oh ya, Bang. Bulan depan aku ada pengerjaan proyek baru untuk peragaan busana, tapi aku butuh modal karena memang peragaan busana kali ini itu juga sangat besar. Aku boleh 'kan minta uang sama kamu, kalau kamu nggak boleh juga nggak apa-apa deh, aku pinjam saja. Nanti kalau sudah selesai dan aku sudah mendapat keuntungan, aku akan kembaliin uangnya sama kamu. Selama ini juga aku tidak pernah minta uang belanja sama kamu, semua keperluan keluarga selalu aku yang handle jadi, pasti tabungan kamu sekarang sudah banyak. Uang yang aku pinjam pasti tidak ada apa-apanya," ujar Adisti panjang lebar, yang membuat Bryan mati kutu.

Pria itu tidak tahu harus berkata apa karena nyatanya uang yang ada dalam tabungannya hanya beberapa saja. Dia yakin uang yang dibutuhkan oleh Adisti juga tidak sedikit karena Bryan sering melihat transaksi yang dilakukan oleh istrinya. Apalagi sekarang Adisti bilang ini proyek besar, pasti juga akan mengeluarkan uang yang begitu banyak.

"Me–memangnya berapa uang yang kamu butuhkan?" tanya Bryan tergagap.

"Tidak banyak, Bang, hanya sekitar seratus juta saja. Aku yakin uang tabungan kamu juga sudah lebih dari itu. Aku pinjam saja, kok! Nanti aku balikin lagi."

Bryan menelan ludahnya susah payah, sesekali dia melirik ke arah Arsylla seolah meminta bantuan agar membantunya. Namun, gadis itu sama sekali tidak mau melihatnya. Dia tidak ingin terlibat dalam masalah mereka. Lagi pula Arsylla juga bingung harus mengatakan apa pada, dia sendiri juga tidak memiliki uang sebanyak itu.

"Bang, nanti tolong transfer ke rekening aku, ya? Soalnya semua persiapan harus mulai besok. Aku juga harus membeli kain dengan kualitas yang paling bagus agar menghasilkan karya yang indah. Aku tidak mau ada sedikit saja kekurangan dan membuat usahaku hancur begitu saja."

"Tapi, Sayang, aku ... aku ...."

Terpopuler

Comments

Warijah Warijah

Warijah Warijah

Hayo Bryan..Bryan..baru pagawai di kantor sj sdh bertingkah...bagaimana menjadi CEO, secara Adisti ada saham ditmpt Bryan bekerja, otomatis Adisti bisa memecat Bryan kpnpun jika sdh ketahuan suaminya selingkuh..dibelakang Adisti..

2023-08-05

0

Rini Musrini

Rini Musrini

masak bang 100 jt gk punya .
emang abang kemanain duitnya

2023-07-12

0

💖widia aja💖

💖widia aja💖

seru...dimulai angka 100 juta masak binggung kasihhhh bang....inget dia juga istrimu anggep aja nafkah selama ini....😅

2023-05-17

2

lihat semua
Episodes
1 1. Kejutan yang tertunda
2 2. Tidak menyangka
3 3. Mencari tahu
4 4. Ragu
5 5. Langkah pertama
6 6. Ingin perhatian
7 7. Kamu kepala rumah tangga
8 8. Bukti
9 9. Bantuan dari Leo
10 10. Mantan istri Bryan
11 11. Menemui Zahra
12 12. Ingin menjual mobil
13 13. Rumah itu
14 14. Dimanfaatkan
15 15. Berbohong
16 16. Rencana tujuh bulanan
17 17. Ke luar kota
18 18. Kedatangan Adisti
19 19. Bryan tahu yang sebenarnya
20 20. Pemecatan Arsylla
21 21. Karena Adisti
22 22. Kegalauan Arsylla
23 23. Kebingungan penghianat
24 24. Kehilangan banyak hal
25 25. Hilang semuanya
26 26. Curiga pada Nadia
27 27. Mencari asisten lagi
28 28. Kedatangan Sahna
29 29. Mempersiapkan perceraian
30 30. Perdebatan mantan sahabat
31 31. Rahasia masing-masing
32 32. Pria dari masa lalu
33 33. Ingin mengambil hati
34 34. Saran Rio
35 35. Kedatangan Vira
36 36. Liburan bersama Vira
37 37. Mengikuti alur
38 38. Bertemu
39 39. Menolak
40 40. Usaha Yasa
41 41. Pengganggu lagi
42 42. Tidak mau miskin
43 43. Saling menyalahkan
44 44. Sidang pertama
45 45. Entah apa tujuannya
46 46. Bertamu
47 47. Dalam bahaya
48 48. Pertolongan
49 49. Terimakasih
50 50. Pelaku
51 51. Peringatan
52 52. Ingin menjaga
53 53. Pergi berdua
54 54. Merasa dilindungi
55 55. Berkunjung
56 56. Masa lalu
57 57. Memaafkan
58 58. Sebelum putusan
59 59. Kekesalan Arsylla
60 60. Sahna kesal
61 61. Rindunya Yasa
62 62. Perdebatan suami istri
63 63. Kesempatan terakhir
64 64. Bimbang
65 65. Bersiap bertemu
66 66. Jawaban Adisti
67 67. Arsylla menemui Bryan
68 68. Bekerjasama
69 69. Pergi dengan calon mertua
70 70. Kita
71 71. Siapa pengkhianat itu?
72 72. Persiapan lamaran
73 73. Lamaran
74 74. Persiapan pernikahan
75 75. Kesalahan Nadia
76 76. Bryan menyamar
77 77. Ada apakah?
78 78. Penyelamatan
79 79. Tertangkap
80 80. Menutup bantuan
81 81. Sahna pergi
82 82. Yasa pulang
83 83. Menjelang pernikahan
84 84. Jangan terlalu benci
85 85. Menuju halal
86 86. Saling menggoda
87 87. Penawaran atau lamaran
88 88. Perbincangan Rio dan Vira
89 89. Nasehat Ibu
90 90. Dia orang baik
91 91. Berbelanja
92 92. Kedatangan Ibunya Rio
93 93. Kesepakatan
94 94. Mengantar calon mertua
95 95. Foto
96 96. Edwin dan Vira pulang
97 97. Meminta maaf
98 98. Rencana pindah rumah
99 99. Takut tidak bisa hamil
100 100. Masa lalu orang tua
101 101. Pembicaraan dua kawan lama
102 102. Konspirasi
103 103. Diganggu Haris
104 104. Persiapan lamaran
105 105. Melihatnya bersama
106 106. Lamaran
107 107. Usai lamaran
108 108. Permintaan maaf Lusi
109 109. Akhir
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kejutan yang tertunda
2
2. Tidak menyangka
3
3. Mencari tahu
4
4. Ragu
5
5. Langkah pertama
6
6. Ingin perhatian
7
7. Kamu kepala rumah tangga
8
8. Bukti
9
9. Bantuan dari Leo
10
10. Mantan istri Bryan
11
11. Menemui Zahra
12
12. Ingin menjual mobil
13
13. Rumah itu
14
14. Dimanfaatkan
15
15. Berbohong
16
16. Rencana tujuh bulanan
17
17. Ke luar kota
18
18. Kedatangan Adisti
19
19. Bryan tahu yang sebenarnya
20
20. Pemecatan Arsylla
21
21. Karena Adisti
22
22. Kegalauan Arsylla
23
23. Kebingungan penghianat
24
24. Kehilangan banyak hal
25
25. Hilang semuanya
26
26. Curiga pada Nadia
27
27. Mencari asisten lagi
28
28. Kedatangan Sahna
29
29. Mempersiapkan perceraian
30
30. Perdebatan mantan sahabat
31
31. Rahasia masing-masing
32
32. Pria dari masa lalu
33
33. Ingin mengambil hati
34
34. Saran Rio
35
35. Kedatangan Vira
36
36. Liburan bersama Vira
37
37. Mengikuti alur
38
38. Bertemu
39
39. Menolak
40
40. Usaha Yasa
41
41. Pengganggu lagi
42
42. Tidak mau miskin
43
43. Saling menyalahkan
44
44. Sidang pertama
45
45. Entah apa tujuannya
46
46. Bertamu
47
47. Dalam bahaya
48
48. Pertolongan
49
49. Terimakasih
50
50. Pelaku
51
51. Peringatan
52
52. Ingin menjaga
53
53. Pergi berdua
54
54. Merasa dilindungi
55
55. Berkunjung
56
56. Masa lalu
57
57. Memaafkan
58
58. Sebelum putusan
59
59. Kekesalan Arsylla
60
60. Sahna kesal
61
61. Rindunya Yasa
62
62. Perdebatan suami istri
63
63. Kesempatan terakhir
64
64. Bimbang
65
65. Bersiap bertemu
66
66. Jawaban Adisti
67
67. Arsylla menemui Bryan
68
68. Bekerjasama
69
69. Pergi dengan calon mertua
70
70. Kita
71
71. Siapa pengkhianat itu?
72
72. Persiapan lamaran
73
73. Lamaran
74
74. Persiapan pernikahan
75
75. Kesalahan Nadia
76
76. Bryan menyamar
77
77. Ada apakah?
78
78. Penyelamatan
79
79. Tertangkap
80
80. Menutup bantuan
81
81. Sahna pergi
82
82. Yasa pulang
83
83. Menjelang pernikahan
84
84. Jangan terlalu benci
85
85. Menuju halal
86
86. Saling menggoda
87
87. Penawaran atau lamaran
88
88. Perbincangan Rio dan Vira
89
89. Nasehat Ibu
90
90. Dia orang baik
91
91. Berbelanja
92
92. Kedatangan Ibunya Rio
93
93. Kesepakatan
94
94. Mengantar calon mertua
95
95. Foto
96
96. Edwin dan Vira pulang
97
97. Meminta maaf
98
98. Rencana pindah rumah
99
99. Takut tidak bisa hamil
100
100. Masa lalu orang tua
101
101. Pembicaraan dua kawan lama
102
102. Konspirasi
103
103. Diganggu Haris
104
104. Persiapan lamaran
105
105. Melihatnya bersama
106
106. Lamaran
107
107. Usai lamaran
108
108. Permintaan maaf Lusi
109
109. Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!