Walau pun begitu, Emeli tak pernah malu dengan sikapnya itu. dia cukup senang mempunyai banyak kenalan. Selain merasa bahagia dan ramai, Emeli juga merasa ilmunya bertambah tentang kehidupan ini.
"Ceria, apakah kau juga mau itu?" Tanya Justin tetapi tak mendapat sahutan dari Emeli.
"Ceria!" Panggilnya lagi dengan kepala yang sudah melihat ke arah belakang.
"O my God, kemana sih Ceria sayang? kebiasaan anak ini suka menghilang!" ucapnya tanpa sadar membuat Clara bersorak senang dalam hati.
Bagus, pergilah yang jauh gadis pengganggu! Batinnya menerbitkan senyum samar.
"Mungkin saja dia sedang membeli sesuatu atau mengambil barangnya yang tertinggal di dalam mobil. Biarkan sajalah sayang, diakan sudah besar!" ucap Clara membuat Justin mengangguk setuju.
Kini mereka memilih melanjutkan kesenangannya tanpa memperdulikan Emeli yang tak tau dimana keberadaannya. Di tempat yang sama terlihat Emeli sibuk mengedarkan pandangannya mencari Justin dan Clara.
"Kemana mereka?" Tanyanya lalu tak sengaja melihat Justin dan Clara yang ingin bercumbu mesra di atas bianglala yang cukup tinggi. Emeli langsung membalikkan tubuhnya seakan enggan menyaksikan sang pujaan hatinya hendak mencium wanita lain.
Tak ada yang memperhatikan kegiatan sepasang kekasih itu karena sibuk pada kegiatan masing-masing. Tak terasa air mata Emeli jatuh membasahi pipinya. Rasa sakit ini tak sebanding dengan rasa sakit ketika ia mendengar curhatan Justin tentang Clara setiap malam. Kenapa mata sucinya menatap hal yang tak senonoh ini. Bahkan justin dan Clara tak menyadari keberadaannya yang sedari tadi berada di sekitar bianglala.
Sabarlah Emeli, jangan menangis. Kau tak berhak menangisi sesuatu yang bukan milik mu. Sampai kapan pun, kau tetap lah sahabatnya. Jangan berharap lebih Emeli. Berdoalah untuk kebahagiaan mereka dan berdoalah untuk dirimu agar segera melupakan cinta konyol ini. Batin Emeli segera pergi meninggalkan bianglala di belakangnya.
Justin yang menyadari keberadaan Emeli segera memanggil gadis itu tetapi sayang, Emeli tak menyahutinya.
"Sudahlah sayang, dia tak akan mendengar mu. Lihatlah, kita berada di atas," ucap Clara berusaha menyadarkan Justin.
"Sudah, mari kita lanjut lagi," ucap Clara kembali mendekatkan wajahnya hendak mencium buah ceri Justin. Pikiran Justin pun teralihkan dari Emeli sebab sibuk dengan Clara yang ingin melanjutkan ciuman yang sempat tertunda tadi.
Saat ini Emeli memilih kembali ke mobil lalu merebahkan tubuhnya di kursi penumpang. Ia menutup matanya dengan kain yang selalu ia bawa untuk menyembunyikan wajah sedihnya.
Tak lama, Emeli pun tertidur. Beberapa menit berjalan, terlihat Emeli menggerakkan tubuhnya seperti gelisah. Ia sangat tak nyaman dengan keadaannya saat ini.
"Huh." Emeli membuang nafasnya dengan kasar, ia berharap hal itu dapat mengalihkan segala hal yang menggangu hati dan pikirannya.
Mereka sedang apa ya di sana? Apakah mereka masih melakukan hal itu? Batin Emeli bertanya-tanya.
Tak ingin menjadi gila di dalam mobil, Emeli memilih turun lalu kembali memasuki pasar malam. Karena sudah berada di sana, akhirnya Emeli memutuskan untuk membahagiakan dirinya sendiri. Persetan dengan segala yang melukai hatinya, yang penting saat ini, ia akan memanjakan dirinya dengan berbagai permainan yang sangat seru.
"Hay, siapa namamu?" Tanya seorang pria yang duduk di samping Emeli.
Saat ini Emeli memilih menaiki Halilintar seorang diri. Karena kursi sebelahnya kosong, membuat seseorang berkesempatan menempatinya.
Sok akrab! Batin Emeli dalam hati. Ia terlihat enggan berbicara dengan pria yang tidak di kenalnya itu.
"Emeli," ucapnya singkat tetapi membuat pria di sebelahnya itu tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 250 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
ayo. move on, emeliiiii
2024-01-13
0