Awas kau ya," ucapnya tanpa suara membuat Justin menampilkan wajah menjengkelkannya pada sahabatnya itu.
Karena tak ingin Ratu bidadari marah, Justin segera kembali ke kamarnya. Ela yang sudah mengantuk segera kembali ke kamarnya. Kini mereka semua sudah masuk ke alam mimpinya masing-masing.
Jam terus berputar, tak terasa jarum sudah mengarah pada angka 03:00. Justin yang merasa haus segera pergi ke dapur untuk mengambil air. Biasanya pria itu sudah menyediakan air di botol minum, tetapi karena habis ia menjadi terpaksa turun langsung ke dapur. Justin membuka kulkas dan mengisi botolnya dengan air dingin. Sepertinya pria itu tengah kepanasan malam ini hingga tahan meminum air dari kulkas. Setelah selesai, Justin segera menutup pintu kulkasnya lalu berbalik dengan mata yang menahan kantuk.
"Ah," teriaknya kaget ketika melihat wanita berambut panjang dengan wajah putih di depannya. Emeli segera menyalakan lampu lalu menatap Justin yang masih menampilkan wajah terkejut ke arahnya. "Kau ini kebiasaan sekali mengenakan lulur wajah berwarna putih. Jika malam itu tidak boleh menggerai rambut!" omel Justin membuat Emeli tertawa.
"Alah, bilang saya kau takut!" ejeknya membuat Justin menjentikkan jarinya di dahi Emeli membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Ih,,,sakit tau!" kesalnya segera membalas dengan cubitan di pinggang Justin.
***
Matahari mulai menampakkan sinarnya. Burung-burung terlihat terbang gembira dengan kicauan yang sangat indah di pendengaran. Karena semalam hujan, membuat keadaan di sekitar menjadi sejuk. Bahkan semua tumbuhan terlihat segar dan indah karena masih terdapat tetesan hujan di daunnya. Tak terasa, pagi tiba begitu cepat, membuat dua sejoli yang sempat bergadang seakan ingin terus memeluk guling.
"Justin, Emeli, bangun Nak. Sarapan pagi sudah siap," teriak Ela dari lantai dasar sembari melayani suaminya di meja makan.
"Sudahlah Ma, biarkan mereka tidur. Mungkin mereka terlalu kelelahan semalam," ucap Hendra dengan penuh wibawa membuat Ela seakan jatuh cinta pada suaminya itu setiap saat.
"Anak-anak ini jika sudah bersatu, pasti begini kejadiannya. Main-main terus hingga larut malam. Jadinya kesiangan deh," oceh Ela membuat Hendra tersenyum. Mendengar ocehan Ela membuat ia teringat akan dirinya di masa kecil yang sama persis dengan Justin, baik dari gaya dan perilakunya. Memang benar kata pepatah, Jika buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
"Pagi Ma, Pa," sapa Emeli yang terlihat segar pagi ini. Ia sudah sangat rapi membuat Ela tersenyum lalu menghampiri nya.
"Anak Mama cantik sekali sih pagi-pagi begini," godanya sembari mencolek dagu Emeli. "Ayo sarapan" ajak Ela yang di angguki Emeli.
"Iya Ma," ucap Emeli lalu mengendarkan pandangannya mencari sosok Justin. "Dimana Justin Ma?" tanyanya yang sudah duduk di salah satu kursi.
"Justin masih di atas Sayang, jika tidak keberatan, tolong panggilkan ya Nak," ucap Ela yang langsung di turutin Emeli. Emeli segera bangkit dari duduknya lalu pergi menuju kamar Justin.
"Tok-tok-tok," Justin yang masih mengantuk tak memperdulikan ketukan di pintunya. Emeli yang gemas dengan sahabatnya itu segera masuk ke kamar Justin yang kebetulan tidak di kunci. Dengan isengnya gadis itu menyetel alarm agar berbunyi dan membangunkan Justin. Dan benar saja, tak lama di setel, alarm itu langsung berbunyi dengan kuat. membuat Justin berdecak kesal dengan menjadikan bantal sebagai penutup telinganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments