"Hei pemalas, ayo bangun!" teriak Emeli sembari menarik bantal yang menutup kepala Justin yang saat ini dalam posisi terlungkup.
Gadis ini selalu saja mengacaukan tidur ku ketika satu rumah. Batin Justin kesal tetapi tetap melanjutkan tidurnya.
"Jus! ayo bangun. Mama, dan Papa sudah menunggu untuk sarapan pagi!" ucapnya dengan nada kesal. Karena Justin tak bangun dari tidurnya, membuat Emeli berusaha menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh atletis Justin dengan cara menariknya.
"Ayo bangun! bangun tidak!" ucap Emeli sudah memukul Justin menggunakan guling. Hal itu berhasil membuat Justin bangkit dari tidur nya.
"Iya-iya, dasar bawel!" ucapnya ketus lalu segera berlari memasuki kamar mandi ketika Emeli hendak memukulnya lagi menggunakan guling yang sama.
"Uh, dasar!" wajah kesalnya di sodorkan ke arah pintu kamar mandi yang dimana terdapat Justin di dalamnya.
Karena merasa Justin sudah bangun, Emeli segera turun dan kembali ke ruang makan. "Gimana Nak, apakah Justin sudah bangun?" tanya Hendra dengan nada santainya membuat Emeli menerbitkan senyumnya sebelum menjawab.
"Justin sudah bangun Pa, sebentar lagi dia akan turun untuk sarapan bersama kita," ucap Emeli yang di balas dengan anggukan kecil Hendra.
Papa sangat beribawa sekali, bedah sekali dengan anaknya yang ngeselin itu. Pantas saja Mama Ela sangat cinta dengan Papa. Lihat saja, Papa sangat beribawa dan berkarisma. Batin Emeli memakan sarapannya sembari melirik Hendra sesekali. Ia benar-benar kagum dengan pria paru baya itu.
Tak lama menunggu, kini Justin sudah memasuki ruang makan dan langsung duduk di samping Emeli. "Apakah pagi ini kamu mau kekantor sayang?" tanya Ela membuka pembicaraan di meja makan. Justin yang sedang mengunyah segera menjawab ketika makanan di mulutnya sudah habis.
"Iya Ma, hari ini Justin ada meeting dengan klien dari kota B," ucap Justin yang di angguki Ela.
"Bagaimana dengan kamu sayang, apakah hari ini kamu ikut Justin ke kantor?" tanya Ela pada Emeli membuat gadis itu menghentikan kegiatan nya.
"Iya Ma, Emeli akan ke kantor hari ini," ucapnya yang di perhatikan oleh Justin dan Hendra.
"Ya sudah, selesaikan sarapannya lalu bersiap-siap," ucap Ela yang langsung di angguki Emeli.
Mereka pun kembali menikmati sarapan pagi nya dengan tenang. Seperti yang di katakan Ela, Justin maupun Emeli segera bersiap-siap untuk pergi ke kantor.
Sudah menjadi kebiasaan keduanya selalu pergi bersama kemana-mana walaupun itu hanya ke kantor. Justin sangat rajin menjadi supir pribadi untuk Emeli. Setiap mereka bersama, mereka selalu bercerita banyak hal.
Justin selalu bersama Emeli bukan berarti ia tak punya teman lain. Teman dan sahabatnya banyak, bahkan ada yang berada di luar negeri. Terkadang di waktu luangnya, ia juga sering berkumpul dengan teman-temannya yang lain. Tapi walaupun begitu, ia tetap berkabar dengan sahabatnya itu. Bisa di bilang, Emeli adalah sahabat terbaiknya. "Ma, Pa, kami berangkat dulu ya," pamit Emeli dan Justin secara bersamaan.
"Hati-hati ya sayang," ucap Ela sedangkan Hendra suaminya hanya mengangguk dengan senyum simpulnya.
Setelah berpamitan, Justin maupun Emeli segera pergi menuju kantornya. Beberapa menit membela jalan, kini mobil yang di tumpangi kedua telah masuk ke kawasan kantor. Semua karyawan sudah berjejer rapi menyambut CEO seperti biasanya. Ya, Justin adalah pemilik perusahaan raksasa yang bernama Massive Grub. Sedangkan Emeli adalah karyawan biasa di perusahaan milik Justin itu. Justin sudah beberapa kali ingin menjadikan Emeli sebagai sekretarisnya namun sayang gadis itu menolaknya dan memilih menjadi karyawan biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments