"Apa kalian masih ingat sama Om Lukman?" Pak Joni menatap ke arah istri dan putri-putrinya.
"Iya, Yah. Aisyah masih ingat sama Om Lukman yang begitu baik sama kita ketika kita masih kecil kan?" Aisyah dan sang adik yang turut mengangguk.
"Iya, bahkan dia yang mempunyai jasa besar dalam kehidupan kita ini!" timpalnya sang Bunda.
"Besok lusa, putra dari Om Lukman itu akan menikah dan Kita diundang untuk ke sana. Ayah harap kalian pun bisa ikut dan Aisyah ajak suamimu atau setidaknya minta izin agar kamu bisa ikut ke sana," ucap sang ayah.
"Insya Allah, Yah? Aisyah akan ikut karena bagaimanapun kita juga merasakan gimana baiknya om Lukman pada kita." Aisyah mengangguk setuju.
"Anisa juga ikut ya? daripada di rumah! yang ada kamu mengurung diri dan murung!" ajak sang Bunda kepada Anisa.
"Iya Bunda insya Allah Nisa juga ikut!" jawabnya Nisa seraya menatap kosong ke arah luar melalui jendela.
"Jadi yang mau menikah itu Pramana ya?" tanyanya Aisyah.
"Iya, Pramana Putra keduanya. Karena Andre sudah menikah duluan tahun kemarin! kita pun sempat diundang. Tapi waktu itu ada masalah, Ayah lagi sakit jadi nggak bisa datang ke sana," jawabnya Pak Joni.
"Oh iya, Kak Aisyah masih ingat lho Anisa, kalau Pram itu sering godain kamu sampai kamu nangis-nangis lho ... masih ingat nggak? waktu kamu kecil." Serunya Aisyah kepada Anisa.
Anisa menggeleng dan dia emang tidak mengingat itu karena sudah lama sekali dan ketika dia masih kecil. "Aku nggak ingat, aku juga lupa yang namanya Pram itu yang mana? kalau kak Andre aku masih ingat wajahnya seperti apa!"
"Iya juga sih. Kak Aisyah juga lupa kalau wajahnya sekarang Pram Seperti apa? kalau masih kecil sih ingat setelah dewasa nggak tahu deh!" sambungnya Aisyah.
"Kalau menurut Bunda ya! Pram itu lebih tampan dari Andre dan kulitnya pun lebih putih. Kalau nggak salah Pram itu pengusaha ya?" Bu Farida menoleh pada sang suami.
"Iya benar, pengusaha dan dia keluaran pesantren, memilih jadi pengusaha!" Timpal Pak Joni.
Setelah beberapa saat mengobrol dan akhirnya percakapan pun berakhir dengan datangnya suara adzan ashar. Anisa masuk ke kamarnya begitupun Aisyah masuk ke dalam kamar yang jarang ia tempati setelah dia menikah dan pindah.
"Assalamualaikum?" suara seorang pria yang mengucap salam sama kedua anak usia 8 dan 6 tahun yang satu laki-laki dan satu perempuan yang anak laki-laki bernama Ferly dan yang anak perempuan namanya Fika.
"Bunda-Bunda di mana? Tante, Oma. Kalian di mana kita datang nih!" suara kedua anak itu memanggil Bunda, Tante dan Oma nya.
"Hai ... Bunda di sini," sambut Aisyah yang keluar dari kamarnya setelah menyelesaikan salat ashar.
"Waalaikumsalam, ya ampun ... cucu Oma yang ganteng dan cantik sudah datang Oma merindukan kalian," sambut Ibu Farida memeluk kedua cucunya tersebut.
Suami Aisyah yang bernama Azis lebih dulu meraih tangan sang ayah mertua dan menciumnya "Apa kabar Ayah? lama kita tidak jumpa!"
"Baik Azis, baik. Gimana kabar kamu?" pak Joni bertanya balik.
"Aku, Alhamdulillah seperti yang Ayah lihat sehat walafiat!" Azis melihat tubuhnya yang tampak segar dan bugar.
"Syukurlah. Itu yang kita pinta ya? sehat!" sambungnya Pak Joni.
"Kalian ini tambah ganteng dan cantik ya cucu-cucu Oma? sehat lagi. Oma kangen banget sama kalian berdua ini!" lirihnya Ibu Farida sembari memeluk keduanya.
"Tante Anisa mana? kami berdua juga kangen sama, Tante Anisa!" tanya Ferly dan Fika.
"Eeh, anak-anak kalian belum cium tangan kakek dan oma nih, kalian lupa ya belum cium kami?" kata pak Joni.
"Oh iya lupa, kita belum mencium tangan kakek dan Oma." Jawabnya Ferly sembari meraih tangan sang oma dan menciumnya lalu mendekati sang kakek dan melakukan hal yang sama lantas diikuti oleh sang adik Fika.
"Tante Anisa ... ada di kamarnya Dia sedang kurang enak badan. Jadi kalian nggak boleh terlalu ganggu dia ya?" ucap sang Bunda kepada kedua Putra dan putrinya.
"Sekarang kalian lihat saja di kamarnya! tante juga pasti kangen sama kalian berdua!" titah sang oma pada Ferly dan Fika agar menemui Anisa di kamar.
"Oke, Oma ... kami berdua akan menemui tante dan kami pun kangen ... sekali sama tante!" lalu kemudian keduanya berjalan menuju kamar Anisa yang berada di lantai atas, saling berlarian.
"Assalamualaikum ... Tante Anisa, kami berdua datang!" ucap keduanya sambil berdiri di depan pintu.
Dan tidak lama kemudian pintu pun terbuka! Anisa berdiri dengan masih menggunakan mukena. Kemudian lebihnya tersenyum menyambut kedatangan kedua keponakannya itu.
"Wow ... kapan kalian berdua datang? sekarang kalian itu tambah gemuk, ganteng dan cantik ya! bikin gemes lagi deh!" Anisa berlutut dalam memeluk keduanya.
"Iya dong kita gemukkan ..
kasih makan sama Bunda sama Ayah!" jawabnya Ferly.
"Iya nih, Tante kita kan dikasih makan ya? makanya kita tumbuh besar, emangnya Tante yang semakin kurus nggak dikasih makan ya sama oma dan kakek!" celetuk Fika sambil menatap Anisa dengan intens.
"Kasih makan dong ... masa nggak, ya kalau Tante kurus itu emang bawaannya bukan berarti nggak dikasih makan sayang." timpalnya Anisa sambil mencubit pipi keduanya.
"Kata Bunda, Tante Anisa sedang kurang sehat. Emang tante Nisa sakit apa?" tanya Fika kepada Anisa.
Sejenak Anisa bengong. "Em ... Tante cuma nggak enak badan saja!"
"Oh kirain, Tante Nisa sakit!" tambahnya Ferly.
Kemudian mereka pun berkumpul di ruang keluarga. Menikmati jus buah beserta kuenya.
Ketika malam hari, Azis dan Aisyah sudah berada di dalam bilik dan kedua buah hatinya sudah tidur lelap.
"Emangnya bener ya berita itu?" tanya sang suami kepada Aisyah.
"Berita apa?" Aisyah balik bertanya.
"Itu berita tentang Anisa." Tambah sang suami.
"Oh iya, benar dan laki-laki yang sudah merenggut kesucian Anisa tidak mau bertanggung jawab. Huuh ... sungguh miris nasibnya!" Aisyah menghembuskan nafasnya yang begitu kasar.
"Berarti orang itu bukan manusia, makanya dia tidak punya rasa tanggung jawab tapi ... Mas percaya, jika suatu saat nanti akan ada jodoh yang terbaik baik buat Anisa." kata suami Aisyah.
"Mereka itu tidak ada pacaran, pria itu tetangganya paman. Kawannya Dendi." Tambah nya Aisyah.
"Oh jadi mereka nggak ada hubungan sama sekali?" tanya kembali sang suami.
"Tidak ada! cuman kenal biasa saja, Mas!" jawabnya lagi sang istri.
"Ya sudah, jangan terlalu dipikirkan. Berdoa saja semoga Anisa bisa mendapatkan laki-laki yang terbaik nantinya!" harap Azis.
"Aamiin ya Allah ... semoga saja seperti itu. Dan aku takutnya Anisa tidak sanggup menghadapi semua ini, terus dia putus asa! itu yang aku takutkan!" Aisyah menatap kosong ke arah depan ....
...🌼---🌼...
Jangan lupa like komen dan subscribe bintangnya juga. Makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Neulis Saja
be patient because Allah is with those who are patient🤲
2023-09-30
3
Ummi Alfa
Do'a yang terbaik buat Anisa, semoga emang segera ada jodoh terbaik yang Allah datangkan untuknya.
Pasti sangat sulit bagi Anisa menghadapi kenyataan ini.
Gimana kalau dia hamil nantinya.
Tetep swmangat Thor
2023-05-20
1
Maulana ya_Rohman
masih nyimak thor...
2023-05-14
1