Beberapa saat kemudian Anisa membalikan tubuhnya lalu meninggalkan kembali Pramana sendiri di kamarnya.
"Ya Allah ... ini hari pertama aku dengan status seorang Istri bimbing aku ya Allah, agar menjadi istri yang baik!" sejenak Anisa hentikan jalannya lalu mau mengusapkan kedua telapak tangan di wajah.
Setelah kepergian Anisa, Pramana menoleh ke arah pintu. Lalu menggerakkan kedua netra mata ke meja yang ada segelas susu jahenya.
"Huuh ..." pria itu menghela nafas dalam-dalam lalu dengan perlahan dia mengambil gelas tersebut dan menyesap minumnya.
Detik kemudian Pramana mengalihkan pandangannya ke tumpukan kado yang ada di sudut kamar tersebut.
Lalu Pramana mengarahkan pandangan dan menggerakkan nya ke sebuah kado yang berbentuk kemeja laki-laki yang bermotif batik.
Pramana turun dari sofa menghampiri tumpukan kado itu dan mengambil satu yaitu yang berbentuk kemeja laki-laki.
"Dari siapa nih lucu juga dari penampilannya." Gumamnya Pramana sembari membawa kado itu kembali ke atas sofa.
"Apa ya kira-kira isinya?" dia membolak-balik barang tersebut yang entah apa isinya.
Karena penasaran Pramana pun membukanya dengan hati-hati hingga tidak terlalu merusak bungkusnya.
Pramana menajamkan pandangannya isi kado yang berada di tangannya itu sebuah jam tangan laki-laki dan di bawahnya ada kartu ucapan yang berbunyi.
untukmu wahai insan yang tidak terlalu kukenal, semoga barang ini akan bermanfaat untukmu. Mungkin bagimu barang ini tidak seberapa, namun ingatlah kalau barang ini akan bermakna untukmu. Karena di setiap saat kau akan mengingat waktu di mana sesuatu yang telah terjadi yang mungkin teramat penting bagimu. Aku tidak tahu aku akan ada dalam hidupmu ataupun terkenang di setiap waktu, yang jelas doa terbaik untukmu. Anisa.
"Oh dari Anisa, tapi Anisa mana?" Permana mengurutkan keningnya. mengingat berapa nama Anisa yang dia kenal.
"Tapi sepertinya dari Anisa yang telah aku nikahi. Hem ... gadis bodoh. Ngasih mahkotanya pada pria yang tidak bertanggung jawab, bodoh sekali dirimu terkesan murahan dan ... akhirnya membutuhkan seorang untuk menutupi aibmu." Monolognya Pramana sembari menyimpan kotak jam tangan di atas meja.
Kemudian pramana menutup laptopnya, dia simpan di atas nakas, lalu dia meraih tas kerja nya yang kecil. Sekalian dibawa biar nanti nggak balik lagi ke kamar ini.
"Adikku yang pengantin baru mau ke mana, mau berangkat kerja?" tanya sang kakak setelah melihat Pramana berdiri di depan pintu kamarnya, yang kebetulan Andre memang mau menemui Pramana.
"Emangnya kenapa? kalau aku mau masuk kerja, emangnya mau ngapain? pernikahan sudah selesai. Apakah aku harus membereskan bekas dekorasi pelaminan?" Pramana menaikkan alisnya kepada Andre.
"Ya nggak begitu juga kali ya ... apa salah nya santai-santai secara hari kemarin sangat melelahkan apalagi sekarang udah punya istri yang akan memanjakan!" jawabnya Andre.
"Hem. Memanjakan, emangnya saya anak balita apa yang harus dimanjakan?" Pramana menggeleng sembari menjinjing tas tangan.
"Ya tidak apa-apa, sesekali kita merasakan kembali ke masa-masa silam di mana dulu kita dimanjakan sama ibu sekarang dimanjakan sama istri, bahkan kita pun memanjakannya!" tambahnya Andre.
"Ck! ach ..." Pramana berdecak sambil mengayunkan langkahnya melewati sang kakak.
"Gimana semalam, kalau baru sekali mah pasti masih sulit!" selidiknya Andre pada sang adik sambil menyeringai.
"Kamu bicara apa sih?" Pramana menatap tajam ke arah sang kakak lalu dia kembali meneruskan langkahnya menuruni satu persatu anak tangga.
"Eh ... ya itu malam pertama kamu, masa nggak ngerti sih!" sambungnya Andre.
"Nggak ada yang harus diomongin apa! sudahlah nggak usah bahas itu!" Pramana semakin mempercepat langkahnya.
Di meja makan pun sudah tampak persiapan buat sarapan, Pramana langsung menghampirinya. mengingat dirinya mau pergi ke kantor.
"Lho Pram mau ke mana? masa mau ngantor, kan hari pertama setelah menikah istirahatlah dulu. Emangnya kemarin nggak capek?" Bu Bella merasa heran dengan penampilan Pramana yang sepertinya sudah siap mau ke kantor.
"Iya Bu ... lagian di rumah juga nggak ada kerjaan! mendingan masuk kerja sudah dua hari kan aku nggak masuk!" jawabnya Pramana sambil menarik kursi lalu ia duduki.
"Tapi apa salahnya istirahat dulu barang sehari apalagi mertuamu kan mau pulang hari ini!" tambahnya sang Bunda sembari menuangkan air ke dalam beberapa gelas.
"Ya tidak apa-apa, Bu ... Lagian aku nggak bisa ngantar!" sembari melirik ke arah Anisa, Aisyah dan Renita.
"Iya nih, Bu ... Pramana mau ngantor aja! kalau aku sih penat ya? habis kemarin pengen istirahat! ini malah mau pergi ngantor saja!" sambarnya Andre sembari mendudukan dirinya tidak jauh dari Pramana.
"Ya tidak apa-apa juga. Iya nanti sore atau malam ketemu kangen lagi." Timpal sang istri dari Andre sembari memberikan piringnya buat sarapan.
"Iya kali, biar nanti ketemu kangen lagi ya!" tambahnya Andre menggoda sang adik.
"Kalau Pramana ngantor hari ini juga, berarti aku mau sekalian pamit aja mewakili keluargaku titip Anisa ya?" Aisyah menatap lekat ke arah Pramana.
Pramana hanya terdiam dan sekilas menatap ke arah Aisyah wanita yang berkerudung coklat Itu tampak teduh dan ada bicaranya menenangkan.
"Sekali lagi, kami atas nama keluarga mengucapkan terima kasih! karena Nak Pram mau menikahi Anisa dan kami pun menitipkan Anisa kepadamu. Dan maaf menambahkan beban di pundakmu, bimbing dia agar menjadi istri yang baik yang sholehah. Soal masa lalunya, semua orang pasti punya masa lalu baik ataupun buruk!" ujarnya Aisyah dengan panjang lebar.
Ooh iya, tidak apa-apa aku akan berusaha!" hanya kata-kata itu yang terucap dari bibir Pramana.
"Emangnya Kak Aisyah jadi mau pulang hari ini? ke rumah kakak?" selidik Anisa kepada Aisyah.
"Iya Nisa, hari ini juga kakak akan pulang ke rumah kami, kan Mas Azis mau kerja dan anak-anak pun harus sekolah. Kamu yang betah di sini ya Dek? dan pandai menitipkan diri." Aisyah menyentuh kedua pundak adiknya, lalu mengedarkan pandangan ke arah Pramana dan orang tua nya bergantian.
Anisa menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Berarti Ibu dan Ayah cuman tinggal berdua, tidak ada yang menemani!" ucapnya Anisa dengan lesu.
"Tidak apa-apa, dulu juga sebelum anak-anak menikah, mereka berdua kok!" Aisyah tersenyum pada sang adik.
"Itu betul, sebelum ada anak-anak pasangan suami istri pasti tinggalnya berdua dulu. Lagian Farida dan Mas Joni masih terbilang muda. ketimbang kami di sini yang sudah lebih renta alias tua!" timpalnya Bu haji Bella.
Dari arah lain datanglah Pak Lukman, Pak Joni dan Bu Farida juga mantunya Azis. Mereka datang ke ruang makan tersebut.
Ibu Farida, sebelum duduk dia menyimpan terlebih dahulu sebuah nampan yang berisi berapa gelas kotor di wastafel. lantas Mereka pun sarapan bersama.
Sekalian berpamitan kepada Pramana karena mereka yang di sana bilang kalau Pramana mau langsung ngantor ....
...🌼---🌼...
Mohon dukungannya ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Neulis Saja
next
2023-09-30
0
Ummi Alfa
Walaupun Pram tidak menyukai Anisa, harusnya dia bisa menghargai mertuanya yang akan pulang.
Pram...kamu kan pernah pesantren harusnya tau dong di saat ijab qabul kamu sudah berjanji pada Allah.
Unyuk menjadi imam istrimu.
Kamu jangan terpaku pada kesalahan Nisa yang tidak bisa menjaga kehormatannya.
Coba kamu cari tau apa yang sebenarnya terjadi pada Nisa.
Next Thor....tetep semangat!!
2023-06-04
2
maulana ya_manna
ku tunggu kebucinan nya Pram pada Anisa.....😠😠😠.....
entar di tinggal sebentar guling²....😂😂😂😂😂😂
2023-05-14
1