Sesungguhnya batin Anisa menangis dan ingin menjerit. walaupun kini dia sudah mendapatkan sosok suami yang akan menjadi sandaran untuknya, tapi entah kenapa rasanya masih belum bisa tenang.
Bahkan dia merasa asing, telah menikah dengan orang yang memang tidak 100% asing sih ... karena mereka saling mengenal di saat masih kecil. Bertahun-tahun tidak bertemu bahkan lupa satu sama lain.
Tiba-tiba mereka disatukan di sebuah pelaminan. Dipaksa oleh suatu keadaan, Anisa harus menggantikan mempelai wanita Pramana yang telah pergi meninggalkan hari pernikahannya.
Begitupun dengan Pramana yang harus menerima Anisa sebagai pengganti mempelainya, demi menutupi rasa malu daripada pernikahannya terkesan gagal.
Dan ke depannya entah mau dijalani dengan baik atau gimana? biar waktu yang membuktikan semuanya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 sore dan acara resepsi pernikahan Pramana dan Anisa pun selesai, para tamu undangan sudah sebagian beranjak pulang.
Anisa saat ini sedang dipeluk oleh sang kakak Aisyah Dan dia seolah-olah orang yang paling bahagia di pernikahan Nisa saat ini. "Selamat ya Nisa ... sekarang Nisa sudah menjadi istri dan semoga Anisa menjadi istri yang baik yang sholehah buat suaminya nya?"
"Terima kasih Kak Aisyah. Aku melihat wajah Kak Aisyah begitu tampak bahagia dengan pernikahan ku. Dan terima kasih atas doanya!" Anisa pun memeluk sang kakak dengan sangat erat.
"Tentu Kakak sangat bahagia dengan pernikahanmu ini, sesuatu yang tidak terduga sebelumnya padahal kami kalang kabut mencari calon untukmu, dan ternyata menemukan mu dengan jodohnya di sini," Aisyah dengan wajah yang memang sangat tersirat sekali kebahagiannya. Serta senyum bahagianya.
"Apa mungkin Pramana bisa menerima aku? sementara aku seperti ini!" Anisa memudarkan pelukan sang kakak sembari mengusap sudut matanya yang basah.
"Jangan bicara seperti itu, yang jelas aku sudah ngobrol dengan paman Lukman, mereka berjanji akan menerima kamu apa adanya, seperti keluarganya sendiri. Percaya deh sama kakak mereka itu orang-orang baik!" Aisyah memegangi kedua bahu Anisa dengan tatapan yang sangat meyakinkan.
"Aku Tahu paman Lukman, memang baik tapi kan Ini masalah pribadi Kak ... rumah tangga itu bukannya masalah yang teramat dalam?" ucap kembali Anisa.
"Intinya serahkan pada Yang maha kuasa! tetap berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk Pramana! setidaknya kita sudah jujur cerita apa adanya dengan kondisi yang Anisa sekarang. Paman juga tante pun akan menerima bayi Anisa nantinya," tambahnya sang kakak sembari mengusap pipi Anisa.
"Ibu juga sangat bersyukur, pada akhirnya Anisa menikah juga padahal kami tidak menduga sebelumnya kan? orang kita ke sini untuk memenuhi undangan bukan yang mengundang!" timpal sang Bunda sembari merangkul Anisa.
"Sudah maafkan Anisa ya? Anisa sudah bikin Bunda malu karena yang menimpa Anisa. Tapi demi Allah ini hanya sebuah kecelakaan Bun!" suara Anisa bergetar serta menatap nanar ke arah sang Bunda.
"Sudahlah Nisa ... jangan diingat-ingat lagi ya Nak. Yang penting sekarang Anisa bukan lagi anak gadis Bunda tapi Anisa sudah memiliki beban karena sudah menjadi seorang istri dari Pramana. Insya Allah yang akan menjadi imam yang baik buat Anisa," jawabnya sang Bunda sembari membingkai wajah Putri bungsunya tersebut.
"Ibu sangat bahagia sekali, Ibu yang tidak punya anak perempuan! akhirnya punya dua menantu perempuan juga. Kalian percaya nggak? dulu itu kami berdua sempat punya pikiran yang konyol!" ucap Haji Bela.
Membuat Aisyah dan Anisa merasa penasaran dan menatap ke arah ibunda Pramana.
"Apa itu tante, Bunda?" tanya Aisyah mantap ibunda dan Bu haji Bella bergantian.
"Karena tante punya dua anak laki-laki, dan bundamu mempunyai anak dua perempuan kamu sempat punya pikiran konyol, yaitu ingin menukarkan salah satu anak kamu ha ha ha ..." Bu haji Bella tertawa lepas mengenang masa lalu yang mempunyai pikiran yang aneh-aneh.
Begitupun Ibu Farida Yang senyum simpul. "Itu benar, malah Anisa ketika masih balita pernah kak Bella bawa kabur sampai semalaman dan meninggalkan Pramana di rumah, ngamuk mencari ibunya. Waktu itu dia sudah besar, sementara Anisa masih sangat balita." Timpal Ibu Farida.
"Masya Allah akhirnya sekarang kesampaian ya? Anisa tinggal di sini bersama tante dan Paman dan Pramana nggak akan ngamuk lagi. Sebab Anisa menjadi istrinya," Aisyah juga mengulas senyumnya sembari mengusap wajahnya dengan Kedua telapak tangan.
"Bener banget Aisyah, sekarang sudah kesampaian. Anisa menjadi mantu Ibu yang insya Allah Ibu akan sayangi dia seperti Putri ibu sendiri." Tambahnya Bu haji Bella.
"Yah ... sekarang aku punya saingan dong ... nggak disayang sepenuhnya lagi sama ibu nah ... sekarang ada menantu baru!" ketusnya Renita istri dari Andre.
"Jangan iri kasih sayang orang tua itu nggak akan berubah, biarpun ada yang baru!" Akunya bu haji Bella.
"Aku percaya kok ... aku cuma bercanda tadi. Dan sekarang kalau ke sini aku punya lawan untuk bertengkar," ucap wanita yang berkerudung berwarna peach itu.
Ibu Farida dan Aisyah mereka saling melempar senyuman melihat Bu haji Bella dengan mantunya yang welcome pada Anisa, membuat mereka tidak akan khawatir meninggalkan Anisa di tempat tinggalnya yang baru yaitu bersama suami dan mertuanya.
"Ooh iya Renita, Aisyah sebaiknya kalian berdua antarkan Anisa ke kamarnya Permana. Mungkin Anisa mau mandi dan mengganti pakaian, dan untuk soal pakaian wanita untuk ganti. Jangan khawatir Pramana sudah menyiapkan pakaian wanita Di lemarinya," tutur Bu haji Bella.
"Tapi kan Bu, itu semua pakaian buat Adisty yang Pramana sediakan untuknya." kata Renita kepada sang ibu mertua.
"Memang demikian, tapi kan pada kenyataannya Adisty itu tidak menjadi menantu di rumah ini, yang sekarang menjadi menantu di rumah ini adalah Anisa dan Ibu rasa ukuran tubuh mereka hampir sama." Jelas Bu haji Bella.
Sementara Anisa tidak berkata apapun dia hanya menggerakkan matanya melihat ke arah orang-orang di sekitar bicara satu sama lain.
Kemudian Aisyah dan Renita pun menggandeng tangan Anisa untuk diajaknya ke lantai atas yaitu menuju kamarnya Permana.
Di ruangan itu tinggallah Ibu Farida sama besannya Bu haji Bella, Sementara para lelaki. Mereka sedang berkumpul di gajebo sama anak-anak Aisyah dan kebetulan keluarga lain pun masih ada dan berkumpul di sana.
Ketiga wanita itu berdiri di depan pintu kamar Pramana yang masih tertutup dan yakini bahwa Pramana ada di sana.
Kemudian Aisyah menatap ke arah Renita yang maju berapa langkah mendekati daun pintu lalu mengetuknya seraya mengucap salam.
"Assalamualaikum ... Pram, tolong buka pintunya ini istrimu mau masuk! apa perlu kak Renita saja yang masuk? he he he ...."
Beberapa saat kemudian terdengar berapa langkah yang mendekati dan pintu tersebut Lalu pintu itu pun terbuka ....
...🌼---🌼...
Jangan lupa like komen dan dukungan lainnya. Malasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Neulis Saja
next
2023-09-30
0
Ummi Alfa
Kamu yang sabar ya.. Nis, apapun yang Pram lakukan pada kamu saat ini maklum aja, karena dia pun saat ini sedang galau atas kepergian orang yang sangat dia cintai.
Yang penting Pram tidak bertindak kasar sama kamu.
Berdo'alah sama Allah agar Pram berubah hatinya karena hanya Allah yang maha membolak balikan hati seseorang.
Yakin aja suatu saat nanti jika sudah tiba saatnya pasti Pram akan menerima kamu sebagai istrinya.
Next Thor...tetep semangat!!
2023-06-04
1
Kurniaty
Pasti Pram akan mendiamkan Anisa,karna pernikahannya yang tak dianggap Permana terjadi.
Sukses thoor dan lanjut
2023-05-13
1