Keluarga Gensai
... Ketika dalam perjalanan kembali ke Sekolah setelah berlatih menembak bersama teman - teman sekelasnya Naga melihat lubang - lubang bekas tembakan dan banyak selongsong peluru kosong berserakan di jalanan pertokoan. Sadar telah terjadi kontak senjata di area tersebut Naga memperhatikan lingkungan sekitar dengan lebih waspada. Komandan pleton beserta tiga bawahannya yang juga menyadari hal itu saling bertukar pandangan dan memutuskan untuk beristirahat sejenak....
... Naga beserta teman - teman sekelasnya langsung duduk di selasar pertokoan di bimbing oleh wali kelasnya yang juga ikut mengawasi kegiatan mereka. Komandan pleton bersama tiga bawahannya langsung memeriksa senjata api yang mereka bawa masing - masing dan langsung membagi tugas. Komandan pleton beserta wakilnya hendak memeriksa keadaan sekitar sementara dua bawahannya bertugas mengamankan seluruh siswa beserta wali kelasnya....
... Teguh dan Raka memanfaatkan situasi tersebut untuk menyelinap pergi ke minimarket yang tidak jauh dari tempat mereka beristirahat. Ketika wali kelas mereka sedang memeriksa seluruh siswanya barulah sadar bahwa Teguh dan Raka tidak ada bersama mereka. Yoshua yang sempat mendengar bahwa Teguh dan Raka hendak pergi ke minimarket langsung melaporkan hal tersebut kepada wali kelas mereka....
“Permisi dua siswa bernama Teguh dan Raka sedang pergi ke minimarket, tapi tidak ada yang tahu minimarket mana.” kata sang wali kelas cemas memberitahu kopral Seni salah satu bawahan komandan pleton.
“Eh? Sejak kapan?” tanya kopral Seni memastikan.
“Aku tidak tahu kapan mereka pergi, tapi saat aku memeriksa seluruh siswa mereka sudah tidak ada.” jawab sang wali kelas cemas.
“Kopral Wawan!” panggil Seni yang membuat kopral Wawan langsung menghampiri Seni yang sedang bersama sang wali kelas.
“Dua anak sedang pergi ke minimarket tolong cari di sebelah sana dan aku akan cari sisi sebelah sini!” pinta Seni tegas yang dijawab anggukan sigap oleh kopral Wawan.
“Aku dan ketua kelas akan membantu mencari mereka berdua ke sebelah sana!” kata sang wali kelas sambil menunjuk arah yang dimaksud.
“Baiklah.” jawab Seni sambil mengangguk setuju.
... Komandan pleton bersama wakilnya menemukan sebuah lubang bekas mendaratnya bola alien di area tersebut yang dilaporkan kemarin malam tapi lubang tersebut sudah kosong tanpa ada tanda - tanda dari bola alien yang dilaporkan. Di waktu yang sama sang wali kelas bersama Jihan sang ketua kelas sedang mencari minimarket yang dikunjungi oleh Teguh dan Raka, Jihan melihat ada sebuah senapan yang tergeletak di jalanan. Merasa tidak seharusnya senapan diletakan sembarangan terutama di pinggir jalan Jihan menghampiri senapan tersebut seorang diri....
“Aaaaah!” teriak Jihan ketika melihat potongan pergelangan tangan seseorang setelah menarik senapan yang dia temukan.
... Mendengar teriakan tersebut Naga langsung bangkit dari duduknya dan pergi menghampiri Jihan diikuti oleh teman - temannya yang lain. Sang wali kelas yang tidak jauh dari Jihan langsung menghampiri Jihan dan memeluk Jihan untuk menutupi pandangannya sekalipun dia masih terkejut melihat potongan pergelangan tangan di hadapannya. Semua teman - teman Naga terkejut ketika melihat potongan pergelangan tangan di depan Jihan dan sang wali kelas, tapi Naga langsung melihat ke arah sekitar karena sadar bahwa sesuatu telah terjadi di area tersebut....
... Naga langsung berjalan ke jalanan tempat Jihan menemukan potongan pergelangan tangan yang masih menempel di sebuah senapan dengan penuh kewaspadaan. Namun sang wali kelas langsung menahan Naga dan meminta biar dirinya yang memeriksa keadaan sekitar. Sang wali kelas terus berjalan perlahan memperhatikan area sekitar yang terdapat noda darah di berbagai tempat serta benda - benda disekitarnya hingga akhirnya menemukan mayat seorang wanita yang tewas mengenaskan dengan keadaan kaki dan tangan terpotong....
“Semuanya lari!” teriak sang wali kelas sambil menangis histeris ketika sadar sudah banyak mayat berjatuhan dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
... Suara sang wali kelas membuat para bola alien yang ada di sekitar area tersebut langsung bergerak ke arah sang wali kelas beserta seluruh siswa. Sang wali kelas langsung mengambil senjata api di hadapannya dan menembaki para bola alien sambil menangis. Suara tembakan tersebut terdengar oleh komandan pleton, wakil komandan pleton, kopral Seni dan kopral Wawan yang langsung berlari ke arah suara tembakan sang wali kelas....
... Tembakan sang wali kelas mengenai beberapa bola alien tapi karena jumlah bola alien lebih banyak dan pergerakannya lebih cepat membuat sang wali kelas kehabisan amunisi terlebih dahulu. Ketika sang wali kelas berbali ke arah Naga berserta teman - temannya untuk menyuruh berlari salah satu bola alien langsung menusuk perut sang wali kelas. Tidak berhenti disitu sang bola alien yang sama kembali menusuk jantung dan paru paru sang wali kelas hingga tewas di tempat....
“Larilah!” kata terakhir sang wali kelas sebelum dia tergeletak tak bernyawa sambil meneteskan air mata.
“Aaaaah!” kata salah satu siswa terkejut hingga menutup mulutnya sendiri ketika melihat wali kelasnya tewas tepat di depan matanya.
“Lari! Cepat lari!” teriak kopral Wawan sambil terus menembaki bola alien.
... Belum lama kopral wawan menembaki bola alien tiba - tiba salah satu bola alien menyerang kopral Wawan hingga kepalanya terputus menggelinding ke arah para siswa. Melihat hal tersebut para siswa langsung berlari ketakutan tanpa arah sambil berteriak histeris. Di waktu yang bersamaan kopral Seni datang dan langsung menembaki para bola alien yang semakin banyak mengejar mereka....
... Jihan bersama siswa lainnya lari terbirit - birit terpecah menjadi beberapa kelompok yang bergerak ke berbagai arah. Sementara Naga lari mengambil senjata api kopral Wawan untuk melawan para bola alien yang ada di hadapanya. Naga terus menembaki para bola alien yang ada di hadapannya hingga satu persatu bola alien tersebut musnah dan mengejar para bola alien lainnya untuk memusnahkan mereka semua yang ada di area tersebut....
... Setelah Naga tidak menemukan bola alien lagi di sekitarnya, dia langsung berlari untuk menyelamatkan teman - temannya. Jihan bersama siswa lainnya yang terus berlarian melihat semakin banyak mayat tergeletak dengan kondisi yang mengenaskan hingga beberapa dari mereka terjatuh karena mayat tersebut. Beberapa kelompok juga diserang oleh beberapa bola alien tapi komandan pleton, wakil komandan pleton dan kopral Seni dengan sigap memusnahkan para boa alien untuk menyalamatkan mereka....
“Kalian harus fokus mengerti!” pinta kopral seni kepada tiga siswa teman Naga dan Jihan yang berhasil dia selamatkan.
... Tidak lama setelah kopral Seni berhasil membunuh salah satu bola alien tiba - tiba muncul bola alien yang lain dan langsung memotong tangan kiri kopral Seni. Melihat hal tersebut tiga siswa yang ada di hadapannya langsung berlari kembali menyelamatkan diri sementara kopral Seni langsung tewas seketika setelah bola alien tersebut menusuk tubuh kopral Seni sebanyak tiga kali. Wakil komandan pleton yang berhasil menyelamatkan beberapa siswa meminta siswa tersebut untuk bersembunyi dan tidak lama kemudian komandan pleton tiba....
“Sssttt!” kata Lintang sang komandan pleton meminta para siswa untuk tidak berisik yang membuat para siswa mulai menangis secara perlahan.
“Bagaimana dengan yang lainnya?” tanya Lintang sambil menatap Bima sang wakil komandan yang berdiri di hadapannya yang dijawab dengan gelengan kepala.
... Tiba - tiba terdengar suara sirene yang begitu kencang membuat Lintang meminta Bima untuk menjaga para siswa sementara dirinya memeriksa suara sirene tersebut. Benar saja di arah suara sirene tersebut terdapat tiga siswa yang sedang bersembunyi dan dikepung oleh para bola alien. Tanpa pikir panjang Lintang langsung menembaki para bola alien hingga musnah semuanya tanpa tersisa satupun....
... Ketika Lintang sedang berbicara kepada tiga siswa tersebut untuk menenangkannya dan menyelamatkan mereka tiba - tiba Nara salah satu siswa teman Naga menembak bola alien yang hendak menyerang Lintang. Di tempat lain empat siswa juga sedang bertarung melawan satu bola alien yang pada akhirnya berhasil mereka musnahkan dengan satu kali tembakan. Sementara Teguh dan Raka bertemu salah satu bola alien di minimarket yang mereka kunjungi hingga terjadi perkelahian diantara mereka....
... Setelah beberapa kali menghindar dan terjatuh akhirnya Teguh bersama Raka berhasil mengalahkan satu bola alien dengan menjebaknya ke dalam lemari pendingin. Pada akhirnya Naga beserta semua teman - temannya kembali berkumpul bersama setelah situasi kembali aman. Jihan bersama teman - temannya langsung menangis di depan jasad sang wali kelas yang sudah ditutupi oleh sehelai kain, sementara Naga mengepalkan tangannya penuh tekad untuk memusnahkan para bola alien....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments