... Ketika dalam perjalanan kembali ke Sekolah setelah berlatih menembak bersama teman - teman sekelasnya Naga melihat lubang - lubang bekas tembakan dan banyak selongsong peluru kosong berserakan di jalanan pertokoan. Sadar telah terjadi kontak senjata di area tersebut Naga memperhatikan lingkungan sekitar dengan lebih waspada. Komandan pleton beserta tiga bawahannya yang juga menyadari hal itu saling bertukar pandangan dan memutuskan untuk beristirahat sejenak....
... Naga beserta teman - teman sekelasnya langsung duduk di selasar pertokoan di bimbing oleh wali kelasnya yang juga ikut mengawasi kegiatan mereka. Komandan pleton bersama tiga bawahannya langsung memeriksa senjata api yang mereka bawa masing - masing dan langsung membagi tugas. Komandan pleton beserta wakilnya hendak memeriksa keadaan sekitar sementara dua bawahannya bertugas mengamankan seluruh siswa beserta wali kelasnya....
... Teguh dan Raka memanfaatkan situasi tersebut untuk menyelinap pergi ke minimarket yang tidak jauh dari tempat mereka beristirahat. Ketika wali kelas mereka sedang memeriksa seluruh siswanya barulah sadar bahwa Teguh dan Raka tidak ada bersama mereka. Yoshua yang sempat mendengar bahwa Teguh dan Raka hendak pergi ke minimarket langsung melaporkan hal tersebut kepada wali kelas mereka....
“Permisi dua siswa bernama Teguh dan Raka sedang pergi ke minimarket, tapi tidak ada yang tahu minimarket mana.” kata sang wali kelas cemas memberitahu kopral Seni salah satu bawahan komandan pleton.
“Eh? Sejak kapan?” tanya kopral Seni memastikan.
“Aku tidak tahu kapan mereka pergi, tapi saat aku memeriksa seluruh siswa mereka sudah tidak ada.” jawab sang wali kelas cemas.
“Kopral Wawan!” panggil Seni yang membuat kopral Wawan langsung menghampiri Seni yang sedang bersama sang wali kelas.
“Dua anak sedang pergi ke minimarket tolong cari di sebelah sana dan aku akan cari sisi sebelah sini!” pinta Seni tegas yang dijawab anggukan sigap oleh kopral Wawan.
“Aku dan ketua kelas akan membantu mencari mereka berdua ke sebelah sana!” kata sang wali kelas sambil menunjuk arah yang dimaksud.
“Baiklah.” jawab Seni sambil mengangguk setuju.
... Komandan pleton bersama wakilnya menemukan sebuah lubang bekas mendaratnya bola alien di area tersebut yang dilaporkan kemarin malam tapi lubang tersebut sudah kosong tanpa ada tanda - tanda dari bola alien yang dilaporkan. Di waktu yang sama sang wali kelas bersama Jihan sang ketua kelas sedang mencari minimarket yang dikunjungi oleh Teguh dan Raka, Jihan melihat ada sebuah senapan yang tergeletak di jalanan. Merasa tidak seharusnya senapan diletakan sembarangan terutama di pinggir jalan Jihan menghampiri senapan tersebut seorang diri....
“Aaaaah!” teriak Jihan ketika melihat potongan pergelangan tangan seseorang setelah menarik senapan yang dia temukan.
... Mendengar teriakan tersebut Naga langsung bangkit dari duduknya dan pergi menghampiri Jihan diikuti oleh teman - temannya yang lain. Sang wali kelas yang tidak jauh dari Jihan langsung menghampiri Jihan dan memeluk Jihan untuk menutupi pandangannya sekalipun dia masih terkejut melihat potongan pergelangan tangan di hadapannya. Semua teman - teman Naga terkejut ketika melihat potongan pergelangan tangan di depan Jihan dan sang wali kelas, tapi Naga langsung melihat ke arah sekitar karena sadar bahwa sesuatu telah terjadi di area tersebut....
... Naga langsung berjalan ke jalanan tempat Jihan menemukan potongan pergelangan tangan yang masih menempel di sebuah senapan dengan penuh kewaspadaan. Namun sang wali kelas langsung menahan Naga dan meminta biar dirinya yang memeriksa keadaan sekitar. Sang wali kelas terus berjalan perlahan memperhatikan area sekitar yang terdapat noda darah di berbagai tempat serta benda - benda disekitarnya hingga akhirnya menemukan mayat seorang wanita yang tewas mengenaskan dengan keadaan kaki dan tangan terpotong....
“Semuanya lari!” teriak sang wali kelas sambil menangis histeris ketika sadar sudah banyak mayat berjatuhan dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
... Suara sang wali kelas membuat para bola alien yang ada di sekitar area tersebut langsung bergerak ke arah sang wali kelas beserta seluruh siswa. Sang wali kelas langsung mengambil senjata api di hadapannya dan menembaki para bola alien sambil menangis. Suara tembakan tersebut terdengar oleh komandan pleton, wakil komandan pleton, kopral Seni dan kopral Wawan yang langsung berlari ke arah suara tembakan sang wali kelas....
... Tembakan sang wali kelas mengenai beberapa bola alien tapi karena jumlah bola alien lebih banyak dan pergerakannya lebih cepat membuat sang wali kelas kehabisan amunisi terlebih dahulu. Ketika sang wali kelas berbali ke arah Naga berserta teman - temannya untuk menyuruh berlari salah satu bola alien langsung menusuk perut sang wali kelas. Tidak berhenti disitu sang bola alien yang sama kembali menusuk jantung dan paru paru sang wali kelas hingga tewas di tempat....
“Larilah!” kata terakhir sang wali kelas sebelum dia tergeletak tak bernyawa sambil meneteskan air mata.
“Aaaaah!” kata salah satu siswa terkejut hingga menutup mulutnya sendiri ketika melihat wali kelasnya tewas tepat di depan matanya.
“Lari! Cepat lari!” teriak kopral Wawan sambil terus menembaki bola alien.
... Belum lama kopral wawan menembaki bola alien tiba - tiba salah satu bola alien menyerang kopral Wawan hingga kepalanya terputus menggelinding ke arah para siswa. Melihat hal tersebut para siswa langsung berlari ketakutan tanpa arah sambil berteriak histeris. Di waktu yang bersamaan kopral Seni datang dan langsung menembaki para bola alien yang semakin banyak mengejar mereka....
... Jihan bersama siswa lainnya lari terbirit - birit terpecah menjadi beberapa kelompok yang bergerak ke berbagai arah. Sementara Naga lari mengambil senjata api kopral Wawan untuk melawan para bola alien yang ada di hadapanya. Naga terus menembaki para bola alien yang ada di hadapannya hingga satu persatu bola alien tersebut musnah dan mengejar para bola alien lainnya untuk memusnahkan mereka semua yang ada di area tersebut....
... Setelah Naga tidak menemukan bola alien lagi di sekitarnya, dia langsung berlari untuk menyelamatkan teman - temannya. Jihan bersama siswa lainnya yang terus berlarian melihat semakin banyak mayat tergeletak dengan kondisi yang mengenaskan hingga beberapa dari mereka terjatuh karena mayat tersebut. Beberapa kelompok juga diserang oleh beberapa bola alien tapi komandan pleton, wakil komandan pleton dan kopral Seni dengan sigap memusnahkan para boa alien untuk menyalamatkan mereka....
“Kalian harus fokus mengerti!” pinta kopral seni kepada tiga siswa teman Naga dan Jihan yang berhasil dia selamatkan.
... Tidak lama setelah kopral Seni berhasil membunuh salah satu bola alien tiba - tiba muncul bola alien yang lain dan langsung memotong tangan kiri kopral Seni. Melihat hal tersebut tiga siswa yang ada di hadapannya langsung berlari kembali menyelamatkan diri sementara kopral Seni langsung tewas seketika setelah bola alien tersebut menusuk tubuh kopral Seni sebanyak tiga kali. Wakil komandan pleton yang berhasil menyelamatkan beberapa siswa meminta siswa tersebut untuk bersembunyi dan tidak lama kemudian komandan pleton tiba....
“Sssttt!” kata Lintang sang komandan pleton meminta para siswa untuk tidak berisik yang membuat para siswa mulai menangis secara perlahan.
“Bagaimana dengan yang lainnya?” tanya Lintang sambil menatap Bima sang wakil komandan yang berdiri di hadapannya yang dijawab dengan gelengan kepala.
... Tiba - tiba terdengar suara sirene yang begitu kencang membuat Lintang meminta Bima untuk menjaga para siswa sementara dirinya memeriksa suara sirene tersebut. Benar saja di arah suara sirene tersebut terdapat tiga siswa yang sedang bersembunyi dan dikepung oleh para bola alien. Tanpa pikir panjang Lintang langsung menembaki para bola alien hingga musnah semuanya tanpa tersisa satupun....
... Ketika Lintang sedang berbicara kepada tiga siswa tersebut untuk menenangkannya dan menyelamatkan mereka tiba - tiba Nara salah satu siswa teman Naga menembak bola alien yang hendak menyerang Lintang. Di tempat lain empat siswa juga sedang bertarung melawan satu bola alien yang pada akhirnya berhasil mereka musnahkan dengan satu kali tembakan. Sementara Teguh dan Raka bertemu salah satu bola alien di minimarket yang mereka kunjungi hingga terjadi perkelahian diantara mereka....
... Setelah beberapa kali menghindar dan terjatuh akhirnya Teguh bersama Raka berhasil mengalahkan satu bola alien dengan menjebaknya ke dalam lemari pendingin. Pada akhirnya Naga beserta semua teman - temannya kembali berkumpul bersama setelah situasi kembali aman. Jihan bersama teman - temannya langsung menangis di depan jasad sang wali kelas yang sudah ditutupi oleh sehelai kain, sementara Naga mengepalkan tangannya penuh tekad untuk memusnahkan para bola alien....
... Jihan, Nara dan teman - teman kelasnya yang lain hanya tahu bahwa pelatihan yang mereka jalani selama ini sepulang sekolah hanya berupa program pemerintah membangun generasi masa depan dengan pendidikan semi militer dan sebagai poin tambahan untuk mempermudah mereka lolos seleksi masuk perguruan tinggi yang mereka inginkan. Namun tewasnya wali kelas mereka, kopral wawan, dan kopral Seni tepat di hadapan mereka membuat Lintang harus menjelaskan tujuan sebenarnya dari pelatihan yang mereka jalani selama ini. Lintang memberitahu bahwa selama ini mereka di latih untuk berperang dan membasmi bola - bola alien yang sudah ada di langit bumi selama satu tahun terakhir ini....
... Mendengar hal itu Jihan, Nara, dan teman - temannya terkejut tidak percaya sambil menggerutu kesal dan beberapa diantara mereka masih ada yang menangis. Setelah mendengar semua itu Naga, Jihan, Nara dan teman - temannya yang lain pulang kembali ke sekolah dengan keadaan berantakan dan beberapa diantara mereka ada yang mengalami luka ringan. Keadaan semua siswa kelas Naga yang berantakan kala pulang kembali ke sekolah menarik perhatian seluruh siswa yang ada di sekolah hingga membuat mereka semua menghampiri kelas 12-2....
“Kembali ke kelas masing - masing!” pinta Lintang tegas dengan nada tinggi kepada seluruh siswa yang berada di depan kelas Naga.
“Duduk!” pinta Lintang ramah ketika masuk ke dalam kelas Naga.
“Duduk!” bentak Lintang tegas yang membuat seluruh siswa kelas Naga kembali duduk di bangku mereka masing - masing.
“Di luar berbahaya dan untuk saat ini sekolah adalah tempat teraman.” kata Lintang sambil melihat seluruh siswa di hadapannya.
“Aman? Wali kelas kami baru saja meninggal bahkan kopral Wawan dan kopral Seni juga meninggal, kamu bilang tempat ini aman?” tanya Rani kesal sambil menatap Lintang dengan tegas.
“Tolong izinkan kami pulang! Kami akan terus berada di dalam rumah, bukankah itu akan aman untuk kami?” pinta Sarah sambil menatap Lintang penuh harap.
“Anggap saja kalian pulang ke rumah, bagaimana jika bolanya jatuh di sekitar rumah kalian? Apa yang akan kalian lakukan?” tanya balik Lintang dengan ramah sambil melihat seluruh siswa di hadapannya.
“Latihan malam akan dilaksanakan sesuai jadwal, sebaiknya kalia bersiap!” lanjut Lintang tegas yang langsung pergi keluar kelas setelahnya.
... Mendengar perkataan Lintang membuat kebanyakan siswa memikirkan kembali keinginan mereka untuk pulang sambil menggerutu kesal. Terutama ketika Lintang mengatakan latihan malam akan tetap dilaksanakan sesuai jadwal padahal mereka baru saja kehilangan wali kelas mereka sendiri. Naga yang mengerti akan situasinya hanya mengamati keadaan teman - temannya tanpa berbicara sepatah katapun....
“Terlepas perkataan komandan pleton, pasti beberapa diantara kalian ada yang masih ingin pulang. Kurasa kita semua harus sepakat apakah kita akan pulang bersama atau tinggal bersama.” kata Jonathan sambil melihat semua teman - teman sekelasnya.
... Setelah mendengar perkataan Jo beberapa dari mereka mulai mengungkapkan pendapat mereka baik mereka yang memilih untuk tetap tinggal di sekolah ataupun bagi mereka yang ingin pulang. Namun perbedaan pendapat mereka sempat bersitegang kala Raka yang mengungkapkan pendapatnya untuk pulang karena beberapa dari mereka menyalahkan Raka dan Teguh hingga mereka kehilangan wali kelas mereka. Raka yang sempat marah berhasil dihentikan oleh Teguh sekaligus membuat Raka sadar akan kesalahannya sendiri....
... Teguh dan Raka langsung meminta maaf karena perbuatan mereka dalam perjalanan pulang kembali ke sekolah kepada semua teman - temannya. Tidak lama setelah itu mereka semua melakukan pemungutan suara dengan mengangkat tangan mereka masing - masing. Namun belum lama mereka memulai mengangkat tangan Ilham langsung kesal dan memukul Yoshua yang memilih untuk tidak menganggkat tangannya karena tidak ingin pulang....
“Hentikan Ilham kita berkumpul untuk berdiskusi bukan untuk bertengkat!” kata Julian yang langsung memegang tangan kanan Ilham ketika hendak menyerang Yoshua kembali.
... Setelah Ilham kembali tenang adu argumen diantara mereka kembali terjadi hingga akhirnya Jihan menengahi mereka semua dan memulai pemungutan suara ulang. Naga yang mengerti kondisi teman - temannya langsung mengangkat tangan mengikuti mayoritas suara yang ingin pulang tapi Yoshua masih tidak ingin mengangkat tangannya karena tidak ingin pulang. Seketika Yoshua terkejut karena semua teman - temannya ingin pulang dan hanya dia seorang yang ingin bertahan....
“Aku tahu kita baru saja mengalami hal buruk tapi bagaimana jika setelah ini tidak ada lagi hal buruk? Jika kita pulang dan hanya kita yang tidak mendapatkan poin tambahan untuk seleksi masuk perguruang tinggi itu akan sangat merugikanku!” kata Yoshua berusaha membujuk teman - temannya.
... Ilham yang mendengar alasan Yoshua langsung menghampiri Yoshua dan menendangnya hingga terjatuh. Beberapa siswa laki - laki di kelas Naga langsung menahan Ilham untuk tidak menyerang Yoshua kembali. Sarah langsung berlutut dihadapan Yoshua sambil menangis memohon agar dirinya mau pulang juga karena Sarah sudah tidak sanggup lagi mengikuti pelatihan militer di sekolah....
... Singkat cerita semua siswa sepakat untuk pulang, lalu Jihan dan Jonathan langsung menemui Lintang untuk memberitahu hal tersebut. Namun Jihan dan Jonathan mendapatkan informasi yang jauh lebih mengejutkan lagi dimana orang tua mereka sudah di evakuasi ke zona penampungan karena perintah evakuasi telah diberikan. Sementara seluruh siswa SMA kelas 12 yang mengikuti pelatihan militer di semua sekolah resmi menjadi pasukan militer sehingga tidak bisa pergi kemanapun....
... Mendengar hal itu semua teman - teman Naga langsung merasa kesal dan frustasi hingga mereka meluapkan emosi mereka dengan memukul meja, dinding ataupun menangis. Beberapa menit kemudian latihan malam kelas Naga pun dimulai, mereka semua menjalani latihan dengan penuh emosi sehingga semua teman wanita kelas Naga latihan sambil menangis. Hanya Naga yang berlatih dalam keadaan tenang dan santai tidak terpengaruh dari ucapan Lintang baik terkait kepulangan mereka, perintah evakuasi ataupun status mereka yang saat ini menjadi pasukan militer....
... Setelah selesai latihan dan membersihkan diri Naga beserta semua teman - temannya kembali berkumpul untuk berdiskusi memastikan perintah evakuasi sudah benar dilakukan atau belum. Jonathan, Julian, Diki, dan Kevin berencana keluar dari sekolah untuk pergi ke rumah Kevin yang tidak jauh dari sekolah. Mereka berempat langsung pergi ke toilet pria untuk keluar dari kaca belakang toilet tersebut....
... Pada awalnya pelarian mereka berjalan lancar hingga akhirnya Bima sang wakil komandan pleton memergoki mereka yang sedang berjalan berusaha keluar sekolah. Bima langsung berlari mengejar mereka berempat hingga terjadi aksi kejar - kejaran yang pada akhirnya dengan bantuan Lintang mereka berempat berhasil ditangkap. Akibat ulah mereka berempat semua siswa di kelas Naga mendapat hukuman berguling ke kanan dan ke kiri di pasir halaman sekolah mereka....
“Pleton 2, mulai sekarang kalian bukan pelajar! Aku akan memperlakukan kalian sebagai tentara mulai sekarang, jadi kalian tidak bisa bersikap seperti bayi dan tidak punya hak istimewa sebagai pelajar! Kalian harus mengikuti semua perintah yang aku berikan sebagai tentang, mengerti?” teriak Lintang tegas sambil berjalan memutari seluruh siswa kelas 12-2.
... Setelah selesai menjalani hukuman Lintang menjelaskan bahwa jika ada diantara mereka yang berusaha melarikan diri akan dianggap pembelot dan mungkin bisa ditembak atas perintah dari Lintang. Mendengar hal itu semua siswa kelas 12-2 kecuali Naga saling bertukar pandangan terkejut tidak percaya dan membuat mereka semua kesulitan tidur setelahnya. Di tengah pikiran mereka yang kalut tiba - tiba Jonathan dan Resa memiliki pemikiran yang sama untuk membuat mereka bisa pulang kembali ke rumah masing - masing....
... Keesokan paginya ketika sarapan, semua siswa kelas 12-2 setuju dengan rencana Jonathan dan Resa lalu menyebar luaskannya ke semua teman - teman mereka yang berada di kelas lain. Mereka mengungkapkan alasan sebenarnya pelatihan militer yang mereka jalani selama ini kepada semua siswa membuat semua siswa sepakat untuk memberontak meminta pulang. Sebelum jam makan siang dimulai semua siswa keluar kelas untuk berusaha pulang ke rumah masing - masing tapi langsung dihadang oleh tentara yang melatih mereka selama ini hingga terjadi sedikit kericuhan diantara para siswa dan para tentara....
“Semuanya cepat kembali ke kelas kalian!” pinta Lintang lantang yang sadar para bola kecil mulai menyerang sekolah tempat mereka berlatih.
...Para bola alien mulai menyerang yang membuat para siswa berlarian tanpa arah sedangkan para tentara langsung menembaki para bola alien satu persatu. Jumlah bola alien yang sangat banyak membuat para tentara gugur satu persatu dan siswa yang sedang berlarian mulai tertangkap serta dibunuh satu persatu. Naga yang melihat hal itu langsung menembaki para bola alien seorang diri dari dekat pintu masuk gedung sekolah mereka....
“Cepat masuk ke kelas!” teriak Naga yang membuat beberapa siswa di dekatnya langsung masuk ke kelas mereka masing - masing.
... Para siswa berlarian panik yang membuat para bola alien lebih mudah menangkap serta membunuh para siswa. Di tengah suasana kacau balau karena para siswa yang berlarian panik bola lain dari langit kembali jatuh ke tengah lapangan sekolah Naga. Hal itu membuat jumlah korban para siswa semakin banyak dan membuat mereka yang berusaha berlari masuk ke dalam gedung sekolah semakin kesulitan hingga mencari jalan ataupun cara lain untuk bertahan hidup....
“Sadarlah! Cepat pergi ke kelas kalian!” pinta Bima kepada Nara dan Yuna agar mereka berdua bisa segera pergi ke kelas 12-2.
... Ketika semakin banyak siswa dan tentara yang berguguran salah satu bola besar dilangit kembali terjatuh menghantam salah satu sisi gedung sekolah tempat para tentara menembaki para bola alien. Ketika Bima sedang menyelamatkan siswa kelas 12-2 tiba - tiba ada bola alien yang menyerang Wilman salah satu siswa kelas 12-2 hingga tewas. Charlie yang melihat Wilman tewas di depan matanya terdiam mematung beberapa saat hingga akhirnya tersadarkan oleh Bima yang memaksa Charlie untuk pergi ke kelasnya dengan cara berteriak....
... Di tengah pelariannya Nara memutuskan untuk memungut senjata api yang ada lalu menembak beberapa bola alien hingga berhasil menyelamatkan beberapa temannya dari kelas 12-2. Bola - bola lain dari langit semakin banyak yang berjatuhan di sekitar sekolah Naga membuat serangan bola alien semakin banyak. Naga terus menembaki para bola alien yang ada di sekitar sekolah memberikan kesempatan teman - temannya untuk berlari masuk ke dalam gedung sekolah mereka....
... Ketika Vivi hendak berlari masuk ke dalam gedung sekolah tiba - tiba salah satu bola besar di langit terjatuh tepat di depan pintu masuk gedung sekolah. Beruntung Julian berhasil mendorong Vivi ke dalam gedung sekolah terlebih dahulu sehingga mereka berdua selamat tapi Vivi mengalami luka di bagian perutnya akibat tertusuk pecahan batuan. Setelah semua siswa kelas 12-2 berada di dalam gedung sekolah mereka semua kompak menutup dan mengganjal pintu masuk gedung sekolah mereka dengan peralatan yang mereka temukan lalu berlari ke arah kelas mereka....
“Kalian baik - baik saja?” tanya Lintang ketika baru membuka pintu kelas 12-2.
“Cepat ambil perlengkapan kalian!” pinta Lintang ramah.
“Cepat ambil perlengkapan kalian!” pinta Lintang lantang ketika beberapa siswa kelas 12-2 tidak sanggup bergerak karena ketakutan.
... Naga yang sejak awal menembaki para bola alien berjalan santai sambil mengisi ulang senjata api yang dia bawa. Lintang dan Bima terkejut melihat Naga yang sangat profesional tapi bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu karena mereka perlu fokus mempersiapkan seluruh siswa kelas 12-2. Semua siswa kelas 12-2 langsung memakai perlengkapan tempur mereka masing - masing sambil memegang senjata api mereka masing - masing lengkap dengan beberapa megazine yang mereka bawa....
... Setelah semuanya siap mereka semua bergerak secara tim menuju pintu keluar gedung sekolah mereka yang terletak di sisi lainnya. Lintang dan Bima mengamati lingkungan sekitar mereka untuk menyiapkan rencana pelarian mereka menggunakan dua truk yang tersedia. Meskipun banyak siswa kelas 12-2 yang ketakutan tapi mereka tetap saling menjaga dan berjuang bersama untuk bisa selamat dari serangan bola alien ke sekolah mereka....
“Nara, Julian tolong beri kami tembakan perlingdungan!” pinta Lintang tegas sambil menatap Nara dan Julian yang dijawab anggukan oleh mereka berdua kompak.
... Tidak lama setelah itu Lintang dan Bima langsung menembaki para bola alien yang mereka lihat satu persatu. Nara dan Julian ikut menembaki para bola alien untuk melindungi Lintang, Bima beserta semua teman - teman sekelasnya. Naga bersama yang lainnya mulai keluar berlari ke arah truk yang tersedia dan beberapa diantara mereka juga mulai membantu Nara, Julian, Lintang serta Bima....
“Tidak, aku tidak ingin pergi, aku ingin menemui ibuku!” teriak Sarah yang tak kuasa menahan rasa takutnya ketika bola - bola besar yang berada di langit terus berjatuhan.
... Semua teman - teman kelas 12-2 yang ada di truk depan Sarah meneriaki Sarah agar segera naik yang membuat Sarah semakin panik dan ketakutan. Sampai akhirnya Bima meminta Julian untuk menggendong Sarah agar segera naik ke atas truk secara paksa. Sementara Bima terus menembaki para bola alien sambil bergerak mendekati truk yang hendak dikemudikan oleh Lintang....
... Dina yang berusaha menaiki truk terpeleset hingga membuat kakinya terkilir tidak mampu untuk bangkit. Namun dengan segenap kekuatannya dia berusaha untuk menggapai tangan teman - temannya agar bisa segera ikut naik truk saat truk mulai berjalan dikemudikan oleh Lintang. Ketika Dina hampir berhasil menggapai tangan Jihan tiba - tiba sebuah bola alien menyergap Dina hingga membuat Dina tewas seketika....
... Jihan yang melihat Dina tewas langsung berusaha turun kembali dari truk tapi dicegah oleh teman - teman lain dari truk yang sama. Lintang yang juga hendak turun dari kursi kemudi ditahan oleh Bima dan diminta untuk terus mengemudikan truk karena bisa mengakibatkan mereka semua tewas. Naga terus menembaki para bola alien hingga Bima bisa naik ke atas truk dan Lintang berhasil membawa mereka keluar dari area sekolah mereka....
...
... Truk 2 yang berisi Naga, Nara, Jihan, Yoshua, Ilham, Diki, Resa, Yuna, Hana, Lintang, dan Bima tiba terlebih dahulu di markas militer terdekat dari sekolah mereka. Setibanya disana mereka tidak melihat truk 1 yang berangkat terlebih dahulu dan melihat siswa - siswa dari sekolah lainnya yang juga baru tiba. Lintang dan Bima mengajak seluruh siswa kelas 12-2 untuk pergi ke tenda yang telah disediakan untuk kelas mereka....
... Di tengah perjalanan menuju tenda kelas 12-2 mereka melihat banyak mayat yang sedang dipersiapkan untuk pemakamannya. Mayat - mayat tersebut terdiri dari militer dan para siswa yang gugur diserang oleh para bola alien. Nara, Jihan, Hana, dan yang lainnya hanya bisa terdiam membisu ketakutan melihat mayat - mayat tersebut sambil memikirkan teman - temannya yang berada di truk 1....
“Mulai saat ini tetaplah disini sampai menerima perintah selanjutnya!” pinta Lintang tegas sambil melihat siswa kelas 12-2 dari truk 2 yang sedang beristirahat di tenda kelas mereka.
“Bagaimana dengan teman - teman kami yang lainnya?” tanya Jihan memastikan.
“Kami belum mendengar kabar dari mereka.” jawab Lintang tegar yang membuat semuanya terkejut.
“Belum ada kabar? Bukankah seharusnya mereka sudah tiba disini!” protes Diki cemas sambil menatap Lintang dan Bima.
“Jangan khawatir, mereka akan baik - baik saja! Kita tunggu sebentar lagi!” pinta Bima lemah lembut.
“Sampai kapan? Seharusnya biarkan kami pergi ketika kami mau pergi!” protes Ilham kesal sambil menatap Lintang.
“Cukup Ilham! Jika bukan karena mereka kita belum tentu bisa selamat sampai di tempat ini!” pinta Jihan sambil memegang tangan kanan Ilham.
“Letnan, tolong pastikan teman - teman kami tiba dengan selamat! Aku mohon!” pinta Jihan sambil menatap Lintang penuh harap.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!