Cazim melangkah masuk kamar. Ia terkejut melihat pemandangan di depan mata.
"Hah?" Nyaris seperti melihat drakula, ia melompat mundur hingga punggungnya membentur daun pintu. "Al! Alando!" panggilnya dengan keras.
Alando tergopoh mendengar panggilan Cazim. "Ya, Bang? Ada apa? Maling? Ular? Apa apa?" Alando heboh sekali mendengar suara Cazim keras sekali.
"Itu, selesaikan sekarang! Cepat!" Cazim menunjuk kecoa.
"Owalaaah... Aku kira lihat apa, rupanya lihat binatang tidak berakhlak itu." Alando baru ingat kalau temannya itu sangat anti dengan kecoa. Ada trauma sendiri terhadap binatang itu yang membuat Cazim jijik dan muak. Tak sudi melihat, apa lagi menyentuhnya.
Alando segera membereskan kecoa itu, membuangnya keluar setelah dikeplak pakai sendal.
Chesy yang bersembunyi di balik guci besar seukuran badannya pun hanya bisa menutup mulut supaya tidak mengeluarkan suara. Takut kebiasaan buruknya akan muncul di saat genting begini, yaitu berteriak melihat hal- hal yang tidak diinginkan.
Oh, itu kan lelaki yang menyusup ke kamar waktu itu! Chesy membatin saat menatap Alando. Rupanya lelaki itu adalah temannya Cazim. Pantasan saja Cazim melindungi lelaki itu, rupanya mereka adalah satu server.
Cazim memasuki kamar mandi. Terdengar suara gebyuran air dari gayung yang menghujani lantai. Cazim sedang mandi.
Alando duduk di kursi kamar itu sambil memainkan hape.
Chesy terjebak. Ia tidak bisa kemana- mana. Namun ia tetap harus bertahan sampai ia bisa menemukan bukti dan merekam kegiatan Cazim di rumah kontrakan yang paling jauh dari perumahan warga alias rumah paling ujung.
Alando tampak mempersiapkan pakaian ganti untuk Cazim, kemudian ia keluar kamar ketika Cazim menyembul dari kamar mandi. Pria itu mengambil celana kecil berbentuk segitiga dan mengenakannya.
Hadeeh! Chesy langsung menutup mata sambil menyumpah serapah. Kenapa ia harus terjebak di sana di saat situasi seperti ini?
Melihat pemandangan itu, sama seperti melihat tsunami di depan mata alias petaka. Rapalan doa dibisikkan oleh Chesy, berharap ini bukanlah zina mata.
Bahkan Cazim malah melepas handuk begitu selesai memakai benda segitiga. Lelaki itu asik sekali menguyek- uyek rambutnya yang basah sehabis keramas dengan handuk.
Setelah puas dengan kegiatannya itu, Cazim pun lalu mengenakan celana dan kaosnya.
"Bang, uangnya kenapa tidak abang transfer saja ke rekening orang itu?" tanya Alando yang kembali muncul di pintu sambil mengunyah bakwan.
"Aku tidak sebodoh itu."
"Maksudnya? Siapa bilang abang bodoh? Aku tidak mengatakan itu."
"Rekening koran pada transaksi bank tidak bisa dimanipulasi, itu bisa menjadi bukti jika sewaktu waktu transaksi kita diketahui. Uang itu harus kita berikan secara cash."
"Tapi bagaimana caranya abang menarik uang? Bukankah transaksi itu justru bisa membahayakan kita?"
"Aku tidak pernah menggunakan kartu apa pun yang berkaitan dengan bank atas nama Azzam. Aku menggunakan kartu ATM milik Senja."
"Ooh.. ah kenapa aku selalu lupa kalau Bang Cazim ini cerdas? Ya aku tahu abang tidak akan mungkin ceroboh." "Cepat kau antar uang itu kepada Hamdan. Sekarang!"
"Sekarang? Besok saja, Bang."
"Kalau kau tidak mau dia membongkar kejahatanmu, maka lakukan sekarang!" Cazim melempar plastik hitam berisi segepok uang.
"Baiklah. Aku berangkat." Alando berlalu keluar.
Chesy masih bersembunyi, kamera terus menyala, detiknya terus berjalan. Dalam otaknya, terus berpikir mengenai apa yang dikatakan oleh Cazim.
Siapa Azzam? Siapa Hamdan? Dan apa maksud dari transaksi mereka? Yang jelas Chesy mencium gelagat buruk dari semua itu. Sebab transaksi keuangan mereka disembunyikan dan tidak boleh ada bukti mutasi yang dikhawatirkan akan menjadi bukti.
Cazim melempar tubuhnya ke kasur. Lelaki itu berbaring dengan nyaman di sana.
Waduh, tuh cowok malah pe we di kasur? Chesy bingung sendiri. Bagaimana caranya ia bisa keluar dari sana kalau Cazim malah nggak pindah- pindah dari posisinya di kamar?
Sekarang, Chesy sudah menemukan bukti bahwa Cazim menyimpan rahasia besar, lelaki itu juga tidak seperti ustad selayaknya. Chesy berhasil merekam Cazim dalam kondisi tanpa baju yang di sana tampak tubuhnya bertato, bahkan juga pembicaraan mengenai transaksi busuk yang mereka tutupi. Ini sudah cukup untuk ditunjukkan kepada abi dan semua orang.
Tapi kapan Cazim keluar dari kamar? Kalau dia terus berada di kamar, bisa jamuran Chesy berdiri di balik guci.
***
Bersambung...
Boleh kasih tips poin deh. 🥰🥰 Makasih buat yg udah kasih poin, terharu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Eylna Fadli
jamuran gaezzz
2024-01-17
1
Asngadah Baruharjo
ngakak paraahhh thorrr 🤣🤣🤣
2023-10-05
0
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
🤣🤣🤣.. preman kok takut kecoa
2023-07-25
2