“Aku curiga Cazim itu menyembunyikan sesuatu. Bisa jadi dia membahayakan warga. Sebab dia itu kelihatan menyembunyikan identitas dirinya yang sebenarnya. Dan penyusup yang masuk kamarku itu jelas- jelas aku lihat masuk ke rumah Cazim, tapi Cazim mengelak. Dia seperti melindungi orang itu. Jangan- jangan Cazim itu juga punya rencana jahat di komplek ini.”
“Kamu harus buktikan hal itu, Chesy. Jangan sampai omonganmu ini malah hanya jadi fitnah.”
“Justru itu, aku akan cari bukti. Aku akan menyusup masuk ke rumah Cazim untuk membuka kebenaran. Kamu harus bantuin aku ya!”
“Siap, aku akan membantum. Aku paling suka sama hal baru begini. Sekarang ini akau sedang menunggu bel, nggak sabar mau makan cemilan enak.” Hari ini sekolah mengadakan acara akbar utuk mendengarkan tausiah guna siraman rohani dalam perbaikan akhlak yang dilakukan sebulan sekali di aula. Biasanya ada makanan ringan dan minuman segar yang disediakan sekolah untuk seluruh anak- anak yang para guru. Dan Sarah menunggu momen itu.
Theeeth…
Bel berbunyi.
“Aku harus cepat ke aula. Anak- anak pasti udah kumpul di sana. Eh, tapi perlu kamu tau, pemuka agama yang dipanggil kepala sekolah untuk mengisi tausiah di acara Akbar peringatan hari Islam hari ini adalah Cazim.” Sarah berlalu keluar ruangan meninggalkan Chesy yang terbengong.
Cazim? Cehy membayangkan muka sengak dipadu kemarahan lelaki itu waktu itu, dia nggak pantas dipanggil pemuka agama.
Segera Chesy menuju ke aula, ia ditunjuk menjadi pembawa acara. Sudah sepatutnya ia datang lebih awal.
Anak- anak berseragam abu- abu putih dan biru putih sudah berkumpul di aula. Antara laki- laki dan perempuan diberi pembatas berupa tirai seperti di masjid yang memisahkan, sehingga mereka tidak bisa membaur.
Meja disusun rapi di bagian depan. Sudah ada kepala sekolah dan guru- guru yang berjejer mengisi meja.
Kepala sekolah tersenyum lebar menyambut kedatangan Cazim yang waktu itu muncul dengan mengenakan baju koko putih lengan panjang dipadu kopiah putih.
Cih, sok alim! Gumam Chesy dalam hati. Semenjak ia memergoki Cazim dalam kondisi yang tidak sepatutnya menjadi ustad, serta Cazim memperlakukannya dengan sikap buruk, muncul perasaan tak suka dalam diri Chesy.
Cazim dipersilakan duduk di salah satu kursi, yang teryata kursi tersebut bersisian dengan kursi yang diduduki Chesy.
Sontak Chesy menoleh dan menatap tajam pada lelaki yang dia anggap penipu itu, dibalas dengan tatapan datar oleh Cazim dan senyum yang sejak tadi tidak lenyap dari wajahnya.
Dia terus tersneyum manis di hadapan semua orang! Mengikuti gaya Pak Soeharto yang selalu tampil dengan senyum manisnya itu. cih! Cehsy geram sekali.
Setelah kondisi aula tenang dan ditertibkan, Chesy bangkit berdiri dan memulai acara dengan membacakan sederetan acara yang disusun dnegan tertib, tidak lupa pula ia menyapa anak- anak dengan ramah.
Setelah membacakan susunan acara dan meminta kepala sekolah untuk menyampaikan sepatah kata, Chesy kembali duduk ke kursinya. Manik matanya kembali tertuju pada lelaki bertubuh gagah di sisinya. Entah kenapa perasana muak bersarang di benaknya.
Dasar munafik! Tampilan rohani, hati roh iblis! Gumamnya dalam hati.
“Setidaknya kamu nggak perlu mengelabui semua orang dengan tampilan alim. Menipu orang banyak itu sama dengan dusta,” lirih Chesy.
Cazim menoleh, menatap Chesy dengan ekspresi yang tak berubah, tetap rileks dan ramah. Mana mungkin ia menunjukkan sikap emosi di hadapan banyak orang.
“Kamu bicara denganku?” tanya Cazim.
“Bukan, dengan iblis. Ya denganmu lah.”
Cazim sedikit memajukan kepala ke arah Chesy dan berkata lirih, “Berhati- hatilah bicara denganku, kecoa kecil! Kalau kamu udah tahu sedikit tentang aku, lebih baik diam. Orang yang suka kepo dan ngurusin hidup orang lain itu biasanya cepat celaka!”
Bersambung
Silakan kasih hadiah koin sebagai penambah semangat author 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
Jangan takut Ches dg ancaman Cazim
2023-07-07
3
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
Chesy kenalan sama Pak Soeharto dimana 🤭
2023-07-07
1
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
nah betul itu Chesy, jangan cuma omongan harus ada bukti konkrit
2023-07-07
2