"Aku rasa tidak ada bedanya meski kau mencoba untuk mengubah alur ceritanya setiap tahun. Segala hal yang sudah menjadi takdir akan tetap terjadi walau kau berusaha untuk merubahnya." ucap Amara dengan nada yang datar membuat raut wajah Pria tersebut tentu saja langsung berubah dengan seketika.
"Kau... Dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah!" ucap Pria itu dengan raut wajah yang kesal setelah mendengar jawaban dari Amara barusan.
Amara yang mendengar perkataan dari Pria itu hanya bisa terdiam dengan seketika, Amara benar-benar lelah harus mengulangnya lagi dan lagi setiap tahunnya. Amara sama sekali tidak ingin berada dalam situasi ini jika memang ia tidak sedang kepepet untuk melakukan hal tersebut, Amara benar-benar muak karena terus-terusan terjebak dalam perputaran roda waktu yang tiada henti dan tanpa bisa ia keluar dari dalamnya. Membuat Amara seakan muak akan hal ini yang terus saja terjadi di hidupnya. Sedangkan Pria tersebut yang tak mendapatkan jawaban apapun dari Amara lantas langsung berdiri dengan kesal sambil menatap ke arah Amara dengan tatapan yang tajam membuat Amara lantas lagi-lagi menghela napasnya dengan panjang ketika mendapat tatapan tajam dari pria tersebut.
"Aku sudah lelah... Biarkan aku berhenti sampai disini ku mohon..." ucap Pria itu dengan nada yang memohon membuat Pria itu malah tertawa dengan kencang begitu mendengar perkataan Amara barusan yang meminta untuk berhenti sampai disini.
"Kau jangan bercanda dengan ku! Kau pikir bisa semudah itu berhenti melakukan segalanya. Jika kau tetap memaksa untuk berhenti maka ucapkan selamat tinggal juga pada putri kesayangan mu itu." ucap Pria itu yang lantas membuat Amara dan juga Ansel terkejut dengan seketika disaat mendengar kata anak keluar dari mulut Pria itu barusan.
"Bagaimana kau bisa mengatakannya semudah itu? Apa kau sudah benar-benar tidak punyai hati?" ucap Amara dengan raut wajah yang kesal karenanya.
Suara gelak tawa terdengar menggema dengan jelas begitu Pria tersebut mendengar perkataan Amara barusan. Sambil mengusap sudut matanya yang basah karena terlalu banyak tertawa, Pria itu terlihat mendekatkan dirinya tepat ke arah telinga Amara saat ini.
"Berhenti ataupun lanjut bukan hak mu untuk memutuskan itu, kau hanya sebuah boneka disini dan aku tidak akan membiarkan sebuah boneka lusuh seperti mu mengacaukan rencana yang telah ku susun dengan begitu rapi." ucap Pria itu dengan nada penuh penekanan.
Setelah mengatakan hal tersebut Pria itu lantas terlihat mulai melangkahkan kakinya meninggalkan Amara seorang diri di sana. Amara benar-benar tidak tahu lagi harus bagaimana caranya agar ia bisa terbebas dari jerat Pria tua itu, namun tidak ada pilihan lain bagi Amara selain mengikuti segala perkataan yang ia katakan dan ia perintahkan untuk Amara lakukan karena tanpa kehadirannya atau tanpa usaha dari Pria itu Amara benar-benar tidak akan sampai ke titik ini.
Setelah kepergian Pria itu dari sana lantas membuat Amara menghela napasnya dengan panjang. Ditatapnya area rerumputan beserta tanaman yang terlihat begitu bergoyang-goyang saat itu membuat amarah ya Mama dari tadi sudah mengetahui tentang keberadaan seseorang di sana lantas mulai tersenyum dengan tipis.
"Keluarlah... Aku tidak akan marah jika kau memutuskan untuk keluar sekarang dan bergegas pergi dari tempat ini." ucap Amara kemudian yang lantas membuat Ansel terkejut dengan seketika.
**
Ansel yang mendengar perkataan dari Amara barusan tentu saja terkejut bukan main, Ansel benar-benar tidak menyangka Amara mengetahui bahwa dirinya tengah bersembunyi saat ini dan mendengarkan segala percakapan yang terjadi di antara keduanya. Membuat Ansel yang mengetahui hal tersebut lantas langsung dilanda sebuah kebingungan dan tidak tahu apakah ia harus benar-benar keluar atau tidak, membuat Ansel lantas langsung terdiam di tempatnya sejenak.
"Sial.. Harus bagaimana aku sekarang?" ucap Ansel dalam hati mulai memutar otak seakan mencari jawaban keputusan apa yang akan ia ambil saat ini.
Sementara itu Amara yang tidak kunjung mendapat seseorang keluar dari balik rerumputan dan tanaman miliknya lantas langsung mengernyit dengan seketika. Amara yang mulai penasaran akan sosok pria yang bersembunyi di sana, lantas mulai bangkit dari posisinya dan melangkahkan kakinya menuju ke arah sana.
"Baiklah.. Jika kamu tidak ingin keluar secara suka rela maka aku yang akan mengeluarkan mu saat ini." ucap Amara sambil terus melangkahkan kakinya mendekat ke arah dimana ia yakin bahwa ada seseorang yang tengah bersembunyi di sana.
Mendengar perkataan Amara barusan lantas langsung membuat Ansel terdiam dengan seketika. Ditatapnya area sekitar di mana Ansel mencoba mencari jalan keluar di saat-saat genting seperti ini. Sampai kemudian ketika langkah kaki Amara berhenti tepat di depan rerumputan dan tanamannya itu, lantas langsung membuat Amara menatap pada tanaman itu selama beberapa detik sebelum pada akhirnya memutuskan untuk menyibak tanaman tersebut dan melihat siapa yang bersembunyi di sana.
"Aku yakin ada seseorang di antara tanaman ini, baiklah jika memang ia ingin bermain-main bersama ku saat ini." ucap Amara kemudian dalam hati sambil menatap ke arah tanaman tersebut dengan tetapan yang menelisik.
Amara yang sudah diliputi rasa penasaran di dalam hatinya lantas secara perlahan mulai menyibak tanaman tersebut seakan berusaha untuk melihat sekaligus mencari tahu siapa sosok di balik tanaman tersebut. Namun sayangnya ketika Amara menyibak tanaman tersebut yang terlihat hanyalah kekosongan. Tidak ada siapapun yang sedang bersembunyi di dalamnya membuat Amara langsung mengernyit dengan seketika begitu melihat hal tersebut.
"Mengapa tidak ada siapapun di sini? Aku jelas-jelas yakin ada seseorang tadi, mengapa saat ini kosong?" ucap Amara dengan raut wajah yang kesal seakan merasa telah tertipu oleh sesuatu.
Ditatapnya area sekitaran mencoba mencari keberadaan seseorang sambil sesekali menyibak beberapa tanaman di sekitaran sana mamun nyatanya tetap saja tidak ada siapapun juga di sana, membuat Amara lantas menggaruk rambutnya yang tidak gatal itu sambil menatap bingung ke arah sekitar.
"Sam... Sam..." teriak Amara kemudian.
Tepat setelah teriakan itu terdengar menggema dari arah taman samping beberapa orang nampak berdatangan dengan langkah kaki yang terburu-buru mendekat ke arah dimana Amara berada saat ini.
"Ada yang bisa saya bantu Nyonya?" ucap Sam kemudian yang saat ini tengah berdiri tepat di belakangnya.
"Lihat rekaman kamera pengawas sekarang dan cari tahu siapa yang sudah berani masuk ke dalam tempat ku tanpa ijin dari ku." ucap Amara dengan raut wajah yang kesal karena hal tersebut.
Mendapat perintah tersebut tentu saja membuat Sam terkejut seketika karena perkataan Amara yang seakan mengarah kepada adanya seorang penyusup yang berhasil masuk ke dalam rumahnya baru saja.
"Baik nyonya..." ucap Sam kemudian.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments