"Reno? Lalu mengapa kau hanya diam saja? Sial!" pekik Elsa kemudian sambil berlarian menuju ke arah kerumunan orang-orang.
Elsa yang mendengar sesuatu terjadi pada Reno tentu saja terkejut dan juga khawatir, membuat Elsa tanpa berpikir panjang lantas berlarian mencoba membelah kerumunan beberapa pelanggan di sana dan langsung mencoba memisah Reno dengan Arkan.
"Hentikan Pak..." teriak Elsa sambil merentangkan tangannya tepat di tengah-tengah antara Arkan dan juga Reno.
Arkan yang semula hendak kembali melayangkan pukulan, begitu mendapati seorang wanita berada dengan tiba-tiba di tengah-tengah Arkan dan juga Reno, lantas membuat pukulan Arkan berhenti di udara tanpa bisa mengenai sasarannya.
Arkan yang melihat seorang wanita mencoba untuk menghentikannya lantas terlihat mulai tersenyum dengan tipis, membuat Elsa sedikit terkejut ketika melihat senyuman tersebut.
"Minggir kau, aku harus memberi pelajaran padanya karena telah berani-beraninya melecehkan istri ku..." ucap Arkan dengan nada penuh penekanan.
Mendengar perkataan dari Arkan barusan bukannya takut atau apa, yang dilakukan oleh Elsa malam menatapnya dengan tatapan yang kesal membuat Arkan yang melihat hal tersebut lantas langsung menatap dengan raut wajah yang bertanya-tanya akan ekspresi yang ditunjukkan oleh Elsa barusan.
"Cih, anda menunjuk seseorang bersalah namun malah anda yang terlihat bersalah disini." ucap Elsa dengan nada yang menyindir membuat semua orang yang ada di sana lantas langsung saling pandang satu sama lain ketika mendengar penuturan dari Elsa barusan.
"Apa maksud ucapan mu barusan, jangan main-main kau karena aku bisa melaporkan hal ini ke pihak yang berwajib." ucap Arkan dengan nada yang kesal.
Mendengar perkataan Arkan barusan Elsa lantas tersenyum dengan sinis seakan meremehkan perkataan Arkan barusan. Membuat Arkan yang melihat hal tersebut lantas langsung mengernyit dengan seketika.
"Tidakkah bapak melihat dengan jelas seperti apa wajah teman saya? Dan tidakkah anda melihat bagaimana penampilan dari istri anda sekarang? Istri anda bahkan hanya terkena tumpahan air dan itupun tidak di sengaja. Jika anda menganggap apa yang dilakukan oleh teman saya adalah sebuah pelecehan kepada istri anda, mari kita lihat rekaman CCTV agar kita sama-sama bisa lihat apakah yang di lakukan teman saya sebuah pelecehan atau bukan? Jika memang bukan maka kami yang akan melaporkan anda balik karena tengah melakukan perbuatan tidak mengenakan kepada teman saya sekaligus kekerasan pada teman saya, bagaimana bapak?" ucap Elsa dengan nada yang penuh penekanan membuat Arkan langsung terdiam seketika.
Ditatapnya istrinya itu dengan tatapan menelisik dan memang tidak ada yang kurang satupun dari istrinya kecuali pakaiannya yang basah dan itu pun masih rapi dan tak tersentuh. Sedangkan ketika Arkan melihat ke arah Reno, wajah Reno benar-benar telah babak belur karenanya membuat Arkan yang tidak terlalu menyadarinya lantas langsung terkejut ketika melihat wajah lebam milik Reno akibat ulahnya.
Mendengar perkataan Elsa barusan lantas membuat pelanggan Cafe tersebut mulai berbisik-bisik seakan mengiyakan perkataan dari Elsa barusan, membuat Arkan semakin tersudut dengan berbagai tatapan para pengunjung Cafe saat itu.
Melihat Arkan yang mulai tersudut membuat Elsa lantas tersenyum dengan tipis, Elsa yang memang ingin mempermalukan Arkan lantas mulai melangkahkan kakinya mendekat namun sebuah suara yang berasal dari Bos tempatnya bekerja lantas langsung menghentikan langkah kakinya dengan spontan.
"Saya minta maaf akan kejadian ini silahkan kalian lanjutkan.. Maaf..." ucap Bos Cafe tersebut sambil beberapa kali terlihat menundukkan kepalanya seakan mencoba untuk meminta maaf kepada para pelanggan Cafe atas keributan yang terjadi saat ini.
Bos tersebut terus melangkahkan kakinya mendekat ke arah tengah dan menatap tajam kepada Elsa.
"Apa yang kau lakukan ha?" bisik Bos Cafe tersebut dengan tatapan tajam ke arah Elsa membuat Elsa lantas terkejut ketika melihat reaksi dari pemilik Cafe tersebut.
"Tapi..." ucap Elsa hendak melayangkan protes kembali namun tatapan tajam dari Bosnya lantas membuat Elsa langsung terdiam seketika.
"Bawa dia ke belakang sekarang!" ucap Bos pemilik Cafe tersebut menginstruksikan kepada Elsa agar membawa Reno ke belakang.
Baru setelah mengatakan hal tersebut Bos pemilik Cafe tersebut lantas melangkahkan kakinya mendekat ke arah dimana Arkan berada.
"Sebaiknya kita bicara di kantor saja Pak, mari ikut saya sekarang..." ucap Bos pemilik Cafe tersebut kepada Arkan.
Mendengar ajakan tersebut lantas membuat Arkan dan juga Istrinya mulai bergerak melangkahkan kakinya mengikuti arahan Bos pemilik Cafe tersebut untuk mulai bernegosiasi, melihat hal tersebut lantas membuat Elsa kesal bukan main karena tingkah Bosnya itu malah terlihat seakan-akan membela Arkan saat ini.
Sambil mulai memapah Reno ke dalam, Elsa sesekali melirik kepergian Arkan dan juga Istrinya dengan tatapan yang kesal.
"Sudahlah Els aku tak apa.." ucap Reno yang seakan tahu apa yang saat ini tengah dipikirkan oleh Elsa.
"Tapi..." ucap Elsa namun terpotong ketika melihat gelengan kepala Reno barusan.
***
Malam harinya
Di salah satu perumahan yang terletak di pinggiran Ibukota terlihat sebuah mobil tengah memasuki halaman rumah di sebuah kompleks perumahan elit di lingkungan tersebut. Dari arah dalam mobil terlihat Arkan dan juga Istrinya tengah turun dari dalam mobil dengan senyum yang mengembang.
Keduanya berhasil lolos begitu saja hanya dengan menyogok beberapa jumlah uang kepada pemilik Cafe, benar-benar sebuah penyelesaian klise yang selalu di tempuh oleh mereka yang memiliki banyak uang.
Keduanya nampak melangkahkan kakinya dengan senyuman yang bahagia di wajahnya seakan tanpa rasa bersalah sama sekali walau sudah membuat babak belur anak orang. Sambil bergelayut manja di pundak suaminya, Arkan terlihat mulai membuka pintu rumahnya dengan bergegas.
"Kita lakukan di dalam sayang.. Sabar ya..." bisik Arkan dengan nada yang sensual membuat senyuman manis terlihat terbit dari wajah Istrinya.
Setelah pintu berhasil terbuka, Arkan yang sudah tidak sabar lantas langsung menarik tangan Istrinya masuk ke dalam dan mel**at bibir Istrinya dengan rakus. Keduanya saling bertautan dan bergerak ke segala arah tanpa menyadari bahwa suasana rumah mereka saat itu tengah gelap gulita.
Disaat Arkan mulai menggendong tubuh Istrinya dan membawanya naik ke atas meja, sang Istri terlihat begitu terkejut ketika baru menyadari bahwa suasana rumah mereka saat ini gelap gulita tanpa penerangan.
"Sayang apakah listriknya tengah padam saat ini?" tanya sang Istri kepada Arkan yang terlihat sibuk membuka kemejanya.
"Sudahlah sayang biarkan saja, bukankah urusan yang ini lebih penting?" ucap Arkan sambil membuang kemejanya secara sembarangan.
Mendengar perkataan dari Arkan barusan lantas langsung membuat sang Istri tersenyum. Hanya saja raut wajah yang semula tersenyum mendadak berubah menjadi histeris begitu sebuah tongkat panjang dipukul dengan keras tepat di area kepala Arkan yang membuat Arkan langsung terhuyung dan jatuh dengan seketika.
"Aaaaaaa"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments