Di sebuah mobil sport berwarna hitam metalik terlihat seorang wanita sama yang saat itu memantau Elsa dan juga Aslin di cafe. Perempuan itu terlihat tengah menikmati suasana di luar kaca jendelanya ketika Fano tengah melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang membelah jalanan Ibukota.
Disaat mobil yang ia kendarai melintasi sebuah jembatan gantung pandangannya terhenti pada seseorang yang tak asing baginya tengah berdiri di tepi pembatas jembatan tersebut, membuat wanita itu yang kerap di sapa Amara nampak mengernyit dengan tatapan yang bingung.
Amara yang curiga bahwa Aslin akan mengakhiri hidupnya, lantas langsung meminta Fano untuk menghentikan laju mobilnya.
"Berhenti sekarang juga!" pekik Amara yang lantas membuat Fano terkejut ketika mendengarnya.
Ckit
Suara decitan mobil yang berhenti secara mendadak terdengar di area tersebut, namun sama sekali tidak mempengaruhi Aslin yang terlihat sudah menaiki pagar pembatas jembatan tersebut. Melihat hal itu Amara langsung keluar dari dalam mobilnya dan mengambil langkah kaki setengah berlari menghampiri Aslin.
Ditariknya tangan Aslin yang hendak melompat dari sana, sehingga membuat tubuh Aslin langsung terhuyung ke belakang begitu mendapat tarikan tangan dari Amara barusan. Aslin meringis kesakitan ketika tubuhnya menyentuh bahu jalan saat itu. Namun dengan spontan langsung menatap ke arah sebelah untuk melihat siapa yang sudah menarik tangannya sehingga menggagalkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya barusan.
"Apa yang kau lakukan ha?" teriak Aslin dengan nada yang kesal.
Mendengar teriakan tersebut membuat Amara lantas terkejut dengan seketika, ditatapnya Aslin dengan tatapan yang tajam membuat Aslin yang melihat tatapan tersebut tentu saja terkejut bukan main.
"Harusnya kau berterima kasih karena aku telah menyelamatkan mu baik dulu maupun sekarang! Apakah pikiran mu itu sudah tidak ada? Menyianyiakan kehidupan itu bukanlah sebuah pilihan. Kau pikir jika kau memilih jalan ini semua masalah mu akan selesai? Tentu saja tidak!" ucap Amara tidak mau kalah ketika mendengar teriakan dari Aslin barusan.
Aslin terdiam di tempatnya sejenak, diusapnya rambutnya dengan kasar apa yang dikatakan oleh Amara barusan memanglah sebuah kebenarannya, namun Aslin juga tidak sanggup jika harus melanjutkan hidupnya seperti ini.
"Kau itu tidak tahu apapun jadi jangan sok tahu, kehidupan ku kini sudah hancur.. Elsa pergi dan sekarang tinggallah aku seorang diri, apa menurut mu hidup seorang diri itu enak ha?" ucap Aslin dengan manik mata berkaca-kaca.
Aslin terduduk di posisinya tepat setelah mengatakan hal tersebut, nyatanya membagi ceritanya sama sekali tidak akan membuat orang-orang mengerti akan perasaannya. Melihat hal tersebut Amara menatap ke arah Aslin dengan tatapan yang menelisik, Amara mengambil posisi berjongkok sambil menatap ke arah dimana Aslin berada dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Apa kamu sungguh ingin menyelamatkan teman mu itu?" ucap Amara dengan tiba-tiba yang lantas membuat Aslin mendongak dengan seketika disaat mendengar kata-kata dari perempuan tersebut.
"Kau jangan coba membujuk ku dengan cara klise ini, meski aku menginginkannya bagaimana aku melakukannya? Elsa bahkan sudah pergi..." ucap Aslin yang seakan tidak terlalu menggubris perkataan dari Amara.
Mendengar perkataan dari Aslin barusan membuat Amara lantas tersenyum dengan tipis.
"Sebuah cara sudah pasti ada, hanya tinggal niatan mu saja yang harus di pertanyakan. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini sekalipun memutar kembali waktu." ucap Amara dengan senyuman di wajahnya membuat Aslin kebingungan ketika melihat senyuman tersebut.
Aslin terdiam ditempatnya ketika mendengar sebuah perkataan dari Amara yang terdengar sangat ambigu di telinganya. Tidak ada yang pernah tahu maksud dari perkataan Amara kecuali dirinya sendiri, hal itulah yang membuat Aslin kini hanya bisa menatap ke arah Amara dengan tatapan yang penuh tanda tanya.
"Apa maksud perkataan mu sebenarnya?" ucap Aslin dengan raut wajah yang penasaran seakan menanti jawaban dari Amara atas perkataannya.
"Datanglah ke taman kota tepat pukul 8 malam nanti, akan ada mobil van yang menjemput mu. Semua keputusan ada di tangan mu... Jangan pernah ada penyesalan ketika kamu melakukan sesuatu pikirkanlah segalanya terlebih dahulu dengan kepala dingin. Kau pasti mengerti akan perkataan ku, bukan?" ucap Amara sambil bangkit dari posisinya.
Setelah mengatakan hal tersebut Amara berlalu pergi begitu saja tanpa menjelaskan terlebih dahulu kepada Aslin setiap kata yang keluar dari mulutnya itu. Aslin yang masih tidak mengerti apapun dengan segala hal yang baru saja terjadi, lantas hanya menatap kepergian Amara dengan tatapan yang bertanya-tanya hingga mobil milik Amara melaju pergi meninggalkan dirinya di sana dengan tatapan penuh kebingungan.
"Apa yang sebenarnya coba ia katakan? Mengapa aku merasa ia seperti tahu akan sesuatu hal?" ucap Aslin dengan tatapan kosong ke arah depan.
***
Rumah kontrakan Aslin
Malam ini tepat pukul 7 malam, satu jam lagi menuju ke waktu janji temu antara Aslin dan juga Amara. Di ruang tamunya Aslin nampak melangkahkan kakinya secara mondar-mandir ke arah kanan dan kiri. Aslin benar-benar bingung antara pergi atau tidak, tidak ada jaminan apapun bagi Aslin untuk mempercayai perkataan wanita itu namu rasa penyesalan yang membumbung di hatinya membuat Aslin memikirkannya selama berulang kali. Sebuah keputusan sulit yang lantas membuat kepala Aslin berdenyut dengan seketika disaat memikirkannya lagi dan lagi.
Aslin menghentikan gerakannya sejenak dan kembali menatap ke arah jam dinding.
"Aku benar-benar tidak tahu apakah wanita itu hanya membual atau tidak sampai aku membuktikannya sendiri. Untuk Elsa aku akan melakukan apapun asal bisa menyelamatkan Elsa kembali." ucap Aslin pada diri sendiri.
Setelah membuat keputusan Aslin lantas terlihat mengambil jaket kulitnya beserta tas selempang miliknya kemudian bergegas keluar dari rumah kontrakannya menuju ke arah taman kota dimana tempat ia dan juga Amara berjanjian untuk bertemu.
***
Taman kota
Tepat di bahu jalan taman kota dimana tempat kejadian tersebut berlangsung Aslin terlihat berdiri menatap ke arah jalanan. Di sinilah tempat dimana Elsa mengalami kecelakaan tragis tepat di depan matanya. Helaan napas terdengar berhembus dengan kasar dari mulut Aslin begitu kembali terbayang setiap detail kejadiannya kala itu.
Setetes air mata jatuh membasahi pipinya namun sebisa mungkin langsung Aslin hapus menggunakan jari tangannya dengan cepat.
"Aku bisa dan untuk itulah aku berada di sini." ucap Asli mencoba menguatkan dirinya sendiri.
Disaat perasaan dalam dirinya bercampur menjadi satu dan memenuhi hatinya sebuah mobil van terlihat berhenti tepat di depannya, membuat Aslin yang melihat hal tersebut lantas langsung menelan salivanya dengan kasar. Perlahan-lahan pintu mobil bagian kursi penumpang nampak terbuka, membuat Aslin lantas langsung menatap ke arah dalam dengan tatapan yang menelisik.
"Aku datang Els... Aku datang..." ucap Aslin dalam hati kemudian sambil mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments