Setelah beberapa menit berkendara dan membawa Aslin melewati jalanan Ibukota dan beberapa daerah seperti perkebunan, mobil van tersebut nampak memasuki sebuah area Mansion dengan ukuran yang begitu besar dan juga luas. Halamannya yang begitu indah membuat Aslin lantas terpana ketika melihat sekumpulan bunga-bunga tertata dengan cantik di halaman tersebut, dengan perlahan mobil van tersebut terus membawa Aslin semakin masuk ke dalam Mansion itu dan berhenti tepat di halaman Mansion tersebut.
"Sudah sampai silahkan anda turun..." ucap si pengemudi kepada Aslin yang lantas membuyarkan lamunan Aslin dnegan seketika.
"Kemana aku harus pergi setelah ini?" tanya Aslin berharap si pengemudi tersebut bisa memberitahunya sesuatu.
"Masuklah ke dalam maka kau akan menemui beberapa orang yang mungkin memiliki tujuan yang sama dengan mu." ucap si pengemudi mobil tersebut.
Mendengar perkataan dari si pengemudi tersebut tentu saja membuat Aslin sedikit tersentak, tadinya Aslin mengira bahwa hanya dirinya yang akan berangkat dan merubah segalanya di masa lalu. Namun nyatanya ada beberapa orang lagi yang akan bergabung bersamanya, dengan perasaan yang bertanya-tanya namun tidak bisa menanyakannya kepada siapapun, Aslin terlihat mulai melangkahkan kakinya turun dari mobil dan mengikuti semua arahan dari si pengemudi mobil van tersebut untuk melangkahkan kakinya masuk ke dalam Mansion.
"Apapun yang terjadi aku tetap akan membulatkan tekad ku." ucap Aslin dalam hati sambil terus membawa langkah kakinya masuk ke dalam mansion tersebut.
Criet....
Suara pintu mansion yang terbuka dengan lebar membuat Aslin perlahan-lahan mulai melangkahkan kakinya memasuki area Mansion dengan langkah kaki yang perlahan. Ditatapnya area Mansion dengan tatapan yang kagum saking luas dan juga indahnya bagian dalam ruangan Mansion tersebut. Beberapa ornamen tertata dengan rapi di beberapa bagian ruangan tersebut, membuat suasana kian damai dan juga cantik dengan berbagai hiasan tersebut.
Ketika langkah kaki Aslin sampai di bagian dalam Mansion tersebut beberapa orang nampak sudah memenuhi ruangan tersebut, membuat Aslin lantas terdiam sejenak di tempatnya seakan cukup terkejut akan suasana ruangan tersebut yang terlihat ramai dengan beberapa orang.
Tua, muda, sampai remaja semuanya berkumpul menjadi satu di ruangan tersebut membuat Aslin sedikit ragu ketika memasuki ruangan tersebut. Sampai kemudian sebuah suara yang tak asing di pendengaran semuanya, lantas terdengar menggema di ruangan tersebut yang membuat suasana menjadi hening dengan seketika.
"Aku minta maaf telah membuat kalian menunggu, seperti yang telah kita semua ketahui bahwa keberadaan kalian semua di sini adalah untuk mereset waktu ke masa satu tahun yang lalu." ucap sebuah suara yang tentu saja berasal dari Amara.
Mendengar sebuah suara tersebut lantas membuat seorang pria mengangkat tangannya seakan ingin menyuarakan sesuatu.
"Apa hal ini benar, bahwa kita akan kembali mereset waktu?" ucap pria itu yang lantas membuat semua orang menatap ke arahnya termasuk dengan Aslin yang juga penasaran akan hal tersebut.
Mendengar perkataan tersebut membuat Amara lantas tersenyum dengan tipis ketika mendengarnya.
"Aku tidak pernah memaksa segala sesuatunya, jika memang kamu tidak percaya akan perkataan ku.. Kamu bisa angkat kaki dari tempat ini." ucap Amara dengan nada yang santai.
Tepat setelah mendengar perkataan dari Amara barusan suasana di ruangan tersebut langsung hening seketika. Tidak ada yang kembali membuka suaranya karena memang keberadaan mereka di sini untuk mereset ulang waktu dan memperbaiki segalanya.
Di tengah-tengah suasa hening yang tercipta Aslin sama sekali tidak ingin ikut campur dalam perdebatan yang terjadi di dalam ruangan tersebut, lantas mulai terlihat menatap satu persatu orang-orang yang ada di ruangan itu. Ditatapnya setiap wajah maupun karakter dari masing-masing orang yang mengisi ruangan tersebut, sampai kemudian pandangannya terhenti pada sosok pemuda tampan berwajah blasteran namun dengan kaki yang bagian kanannya yang nampak tidak bergerak. Jika melihat secara sekilas Aslin menduga bahwa kaki Pria itu lumpuh atau bahkan patah. Tidak ada yang pria itu lakukan selain hanya termenung tanpa mengatakan sepatah kata apapun selain hanya diam dan menatap segala hal yang terjadi di ruangan tersebut.
"Sayang sekali pemuda tampan sepertinya harus mengalami hal seperti itu di usia muda." ucap Aslin dalam hati seakan mengasihani nasib dari pemuda tampan tersebut.
"Jika memang tidak ada lagi yang bertanya ataupun menyanggah, sebaiknya kita percepat segalanya. Meski mungkin ada beberapa dari kalian yang sudah saling mengenal namun saya akan tetap memperkenalkan diri di susul dengan kalian satu persatu-satu." ucap Amara kemudian yang lantas di balas anggukan kepala oleh yang lainnya.
"Perkenalkan saya Amara pembimbing sekaligus pemandu yang akan menemani kalian untuk mereset waktu ke masa satu tahun yang lalu. Setiap dua minggu sekali kita akan bertemu di mansion ini dan membahas setiap perubahan kecil yang terjadi ketika kalian kembali ke masa lalu, apa kalian mengerti?" ucap Amara kemudian mulai menjelaskan segalanya.
"Ya baiklah... Baiklah..." ucap salah seorang Pria di sana.
"Jika kalian sudah menyetujui peraturan yang kami berikan mari mulai dengan perkenalan terlebih dahulu dimulai dari kamu." ucap Amara kemudian sambil menunjuk seorang Pria dari urutan sebelah kanan.
Mendengar perkataan tersebut membuat Pria tersebut langsung berdiri dan memperkenalkan namanya sebagai Arman, disusul di sampingnya yang ikut berdiri dan memperkenalkan dirinya sebagai Fadlan, selanjutnya ada Arkan, Fatia, Andi, Rani, Aston, Fatma, dan juga Ansel seorang pemuda yang sedari awal sudah menjadi pusat perhatian semua orang karena kakinya yang cacat.
Setelah semua memperkenalkan dirinya di paling ujung Aslin nampak berdiri dan mengenalkan dirinya.
"Saya Aslin, terima kasih." ucapnya dengan nada yang datar kemudian kembali duduk di kursinya.
Satu persatu orang-orang yang ada di ruangan tersebut sudah saling berkenalan dan saling mengetahui nama satu sama lain. Kini tiba saatnya Amara memulai segalanya yang sudah dinanti-nanti sejak sedari tadi. Sambil mengulum senyum dengan lebar Amara terlihat melangkahkan kakinya sedikit mendekat ke arah orang-orang yang tengah berkumpul di ruangan tersebut.
"Baiklah sekarang tiba waktunya untuk kita mereset segala hal yang terjadi di hidup kita. Saya berharap kalian bisa bijak dalam menggunakan kesempatan ini, perjalanan panjang menuju ke masa satu tahun yang lalu akan segera di mulai.. Selamat bersenang-senang." ucap Amara kemudian yang lantas membuat suasana kian menegang di ruangan tersebut.
Kilat raut wajah penuh ke khawatiran terlihat dengan jelas di wajah masing-masing orang, membuat suasana kian menjadi terasa tegang. Melihat hal tersebut Amara yang seakan tahu apa yang tengah dipikirkan oleh semua orang di ruangan tersebut lantas memasang senyuman dengan tipis.
"Ayo kita berangkat!" ucap Amara kemudian.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments