"Elsa!" teriak Aslin yang terkejut dengan pemandangan yang mendadak tersaji di hadapannya secara tiba-tiba dan sama sekali tidak ia inginkan.
Nging.......
Suara dengungan dengan cukup keras terdengar menggema di telinga Aslin tepat ketika melihat tubuh Elsa terseret beberapa meter dari tempatnya berada. Darah segar terlihat berceceran di sekitar area jalanan, membuat mata Aslin lantas langsung berkunang-kunang ketika melihat segala kejadian tepat di depan matanya saat itu.
Dada Aslin mendadak terasa sakit dengan pandangan yang kabur karena saking terkejutnya. Sambil mencari sebuah pegangan untuk mengembalikan kesadarannya Aslin nampak mulai melangkahkan kakinya dengan perlahan dan terus menarik napas dalam-dalam.
"Els..." panggilnya dengan nada yang lirih sambil mencoba mencari pegangan untuk ia bisa bertumpu saat itu.
Dengan langkah yang terseot-seot Aslin terlihat melangkah dengan perlahan menuju ke arah dimana tubuh Elsa berada. Diantara banyaknya orang-orang yang mengerumuni tubuh Elsa saat itu, Aslin menerobosnya begitu saja tanpa perduli tatapan kesal dari orang-orang yang ingin melihat kondisi Elsa saat itu.
Tubuh Aslin langsung lemas seketika begitu melihat tubuh Elsa yang sudah berlumuran dengan darah segar tergeletak di jalanan saat itu. Sambil merangkak dengan perlahan di peluknya tubuh Elsa dengan erat sambil menangis dengan tersedu mendapati bahwa Elsa tidak bergerak sedikit pun juga.
"Panggil Ambulans ku mohon... Tolong aku... hiks hiks.. Panggil Ambulans..." teriak Aslin dengan nada yang terdengar histeris sambil mendekap tubuh Elsa dengan erat.
Suara bisik-bisik dan juga dengungan dari beberapa orang yang melihatnya begitu histeris saat itu terdengar begitu jelas di telinganya. Namun Aslin yang sudah terlanjur khawatir dan berduka atas segala hal yang terjadi pada Elsa ketika itu sama sekali tidak menghiraukan tatapan dari banyaknya pasang mata yang melihat kejadian tersebut. Dipeluknya tubuh Elsa dengan erat dan terus berteriak agar orang-orang di sana memanggilkan Ambulans dengan segera tanpa memperdulikan lagi pandangan dari orang-orang sekitar saat itu.
"Els... Jangan tinggalkan aku Els... Ku mohon..." ucap Aslin dengan tangis yang tersedu-sedu karena tidak ingin kehilangan Elsa.
*****
Satu tahun kemudian
Suasana rumah kontrakan Aslin saat itu terlihat begitu sunyi dan sepi, sebuah cahaya pagi hari yang berasal dari sinar mentari terlihat masuk ke dalam celah-celah kamar, membuat Aslin lantas langsung mengerjapkan kelopak matanya berulang kali ketika menerima sinaran cahaya tersebut.
"Ayo bangun Asl, mau sampai kapan kamu tidur terus seperti ini!" ucap sebuah suara yang begitu lembut dan tak asing di pendengaran Aslin.
Mendengar sebuah suara tersebut lantas membuat Aslin langsung bangun dengan seketika karena terkejut akan sebuah suara yang begitu mirip dengan Elsa. Ditatapnya area sekitar kamarnya dengan tatapan yang menelisik, hari ini tepat satu tahun kepergian Elsa dan hingga kini sama sekali tidak bisa membuat Aslin bisa melupakan sosok Elsa begitu saja dalam hidupnya. Terlalu banyak berbagai macam hal dan juga kehidupan yang ia lalui bersama dengan Elsa, membuat Aslin sama sekali tidak bisa melupakan kepergian Elsa walaupun sudah satu tahun berlalu.
Diusapnya tengkuknya dengan perlahan seakan mencoba untuk mengusir rasa halusinasi yang selalu menghampirinya setiap waktu jika ia teringat tentang Elsa.
Aslin terlihat bangkit dari posisinya dan menuju ke arah kamar mandi. Pagi ini ia hendak berangkat menuju ke arah tempat peristirahatan terakhir dimana Elsa berada, sebuah penghormatan yang selalu ia lakukan setiap satu bulannya dan saat ini tepat setelah kepergian satu tahun Elsa.
Dibasuhnya raut wajahnya sebanyak beberapa kali kemudian menatap ke arah kaca wastafel dengan tatapan yang menelisik.
"Aslin apa kamu memakai sabun muka ku lagi? Ayolah Asl itu harganya mahal.. Jika memang kamu ingin menggunakannya pakailah dengan hemat!" ucap Elsa dengan raut wajah yang cemberut sambil menatap ke arah Aslin yang terlihat termenung sambil menatap ke arah cermin wastafel saat itu.
"Aku akan mengingatnya Els..." ucap Aslin dengan tersenyum ketika melihat bayangan Elsa di dalam kaca menghilang secara perlahan.
Helaan napas kembali terdengar berhembus di mulutnya membuat suasana kian terasa begitu hening dan sunyi.
"Sebaiknya aku segera mandi dan bertemu dengan Elsa, aku yakin dia pasti bahagia ketika melihat kedatangan ku ke sana." ucap Aslin dengan raut wajah yang tersenyum bahagia.
***
Rumah duka
Di area abu jenazah terlihat Aslin tengah berdiri tepat di sebuah kotak kaca di mana tertulis nama Elsa di sana. Di letakkannya buket bunga kecil di dalam kotak kaca tersebut kemudian tersenyum dengan manis.
"Aku datang Els... Apa kamu bahagia di sana? Kamu benar-benar jahat karena telah meninggalkan ku lebih dulu. Tidakkah kamu terlalu jahat padaku Els? Setidaknya bawa aku juga bersama mu!" ucap Aslin dengan raut wajah yang sendu namun masih mencoba untuk tetap tersenyum.
Meski Aslin masih sedih akan kepergian Elsa namun sebisa mungkin Aslin mencoba untuk tersenyum seakan berusaha menunjukkan kepada Elsa bahwa ia baik-baik saja meski Elsa tidak lagi bersama dengannya.
"Aku bisa.. Ya aku pasti bisa..." ucap Aslin sambil mengusap air matanya yang menetes begitu saja tanpa ia minta sama sekali.
***
Di sebuah jembatan yang terletak di Ibukota
Terlihat Aslin tengah melangkahkan kakinya dengan perlahan sambil menatap ke arah air sungai yang terlihat begitu jernih ketika terkena cahaya sinar matahari saat itu. Aslin menghentikan langkah kakinya sejenak dan melipir mendekat ke arah pinggir jembatan untuk melihat jernihnya air sungai saat itu.
Pikiran Aslin melayang membayangkan segala hal yang telah ia lalui bersama dengan Elsa. Kepergian Elsa benar-benar menyisakan begitu banyak luka di hati Aslin. Setiap kenangan dan juga tingkah laku yang begitu membekas di kepala Aslin, benar-benar membuat Aslin begitu sulit melupakan Elsa hingga detik ini.
Ditatapnya air sungai yang terlihat begitu deras sambil memikirkan kenangan yang telah ia lalui dengan Elsa. Sampai kemudian sebuah pemikiran yang gila mendadak terlintas dibenaknya begitu saja dan membuat Aslin mulai goyah ketika memikirkannya.
"Apa kamu akan menyambut ku jika memang aku datang menyusul mu Els? Jemput lah aku Elsa..." ucap Aslin pada akhirnya sambil mulai naik ke atas pagar pembatas sungai tersebut dan bersiap hendak lompat ke bawah.
Ketika Aslin memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dan pergi menyusul Elsa, disaat ia hendak berusaha melompat sebuah tangan seseorang mendadak menariknya dengan kuat sehingga membuat Aslin terjatuh namun dengan posisi yang terbalik, bukan jatuh ke dalam sungai melainkan ke bahu jalan karena tarikan tangan dari seseorang tersebut.
"Apa yang kau lakukan ha?" teriak Aslin dengan nada yang kesal.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments