Perhatian Memalukan

Mengingat tentang kesepakatannya, Vivian menarik sebelah sudut bibirnya. Entahlah, ia merasa seolah merasa berjalan lancar. Ia tidak mungkin hamil karena ia sudah meminum pencegah kehamilan. Perkataan nenek Amel ada-ada saja baginya.

Drt

Vivian menepikan mobilnya, ia mengambil ponsel di tasnya dan melihat siapa yang menghubunginya, ternyata hanyalah nomor yang tidak di kenal.

"Kau ada di mana? Aku sedang berada di rumah mu?"

Vivian mengerutkan keningnya dan melihat ke layar ponselnya. Kalau di pikir-pikir ia pernah mendengarkan suara ini.

"Vivian, aku Anderson."

Ingin sekali Vivian membanting ponselnya setelah tau siapa menghubunginya. "Jadi kau, kenapa menghubungi ku?"

"Aku tau kau sedang bersama nenek, tadi nenek mengatakannya. Jadi aku langsung ke rumah mu. Jangan bilang kau tidak mau pulang atau aku akan mengatakan semuanya pada adik tiri mu tentang apa yang kita lalui."

Bibir Vivian bergemalatuk, ia sangat jengkel dengan pria ini. "Aku ada di jalan, kau tunggu saja. Ingat! Jangan mengatakan apapun." Tidak mau tidak, Vivian terpaksa harus menurutinya, jangan sampai rencana yang ia susun menjadi kacau.

....

"Anderson." Sapa Alena. Dia baru saja berdandan rapi, secantik mungkin menemui tunangannya itu. Pasti Anderson mengajaknya jalan-jalan.

Anderson terpaksa menarik kedua sudut bibirnya. Ia merasa Alena seperti para wanita di luar sana yang ingin menggodanya.

"Oh iya, kita mau kemana?" tanya Alena.

Anderson menggaruk keningnnya yang tak gatal. Tujuannya bukan ingin mengajak Alena jalan-jalan tapi hanya untuk bertemu dengan Vivian, menemui Alena hanyalah sebuah alasan.

"Em, aku cuman ingin bertemu saja." Anderson melihat pergelangan tangannya. Ia menunggu sekian lama tapi orang yang ia tunggu belum muncul.

Alena tersipu malu, kedua pipinya merah merona, sekalipun tidak mengajak jalan-jalan dengannya, tetapi bertemu dengannya, ia sudah bersyukur. "Baiklah,"

Alena memutari meja di depannya, tanpa rasa lalu ia duduk di samping Anderson.

Vivian aku akan membuat perhitungan pada mu, awas saja, akan aku buat kau tidak berkutik geram Anderson.

Alena perlahan menggeser tubuhnya kesamping Anderson, hingga tubuhnya seakan menghimpit tubuh Anderson dan tanpa sadar membuat sang mpuh kesal.

Anderson melirik Asistennya, memberi kode lewat ekor matanya agar membuat Alena menjauh.

"Ekhem ...." Seorang pria menghampiri Alena. "Maaf Nona, tuan merasa tidak nyaman."

Alena langsung menatap pria itu dengan tatapan tajam. Dia mengganggu waktunya untuk menggoda Anderson dan malah membuatnya malu.

"Alena, sebaiknya kau duduk di sana." Anderson menunjuk sofa di depannya yang hanya di pisahkan dengan meja saja. "Tidak enak jika di lihat orang tua mu."

Alena yang awalnya curiga dengan Anderson yang menolaknya dan ternyata bukan menolaknya, melainkan ingin menjaga harga dirinya.

"Baiklah, kau sangat perhatian pada ku. Aku akan duduk di sana." Alena melangkah ke arah sofa di depannya.

Saat Alena memunggungunya ia langsung membersihkan bagian jasnya yang di sentuh Alena. Wanita di depannya terlalu genit untuknuya.

Tak

Tak

Tak

Anderson menoleh ke arah pintu, terlihat Vivian yang baru datang. Wanita itu menghampiri Anderson dan Alena. Dia melirik adik tirinya itu.

"Tuan Anderson." Sapa Vivian dengan ramah, kedua ekor matanya menyipit seakan ingin mengancam Anderson.

Apa yang di lakukan wanita ini di depan suami ku? Dia berniat sekali menggoda suami ku.

"Ekhem, Kakak, kau datang dari mana saja? Kau malah keluar keluyuran." Alena ingin mengungkit kalau Vivian wanita yang suka ke Mall dan membuatnya di pandang buruk.

"Oh ini," Vivian melihat beberapa paper bagh di kedua tangannya. "Nenek Amel mengajak ku."

Kedua mata Alena langsung melebar. Bagaimana bisa nenek Amel mengajak Vivian, bukan dirinya. Seharusnya dirinyalah yang di ajak karena ia adalah menantunya.

"Kakak, kau tidak mengajak ku? Kau ingin membuat nama ku buruk di depan nenek Amel." Alena memasang raut sedih. "Kau tega sekali pada ku Kak?" Alena melirik Anderson dan memasang air mata palsunya.

"Bagaimana aku bisa mengajak mu kalau nenek Amel mengajak mu?"

"Tidak mungkin," Alena tidak percaya kalau nenek Amel tidak mengajaknya. Pasti Vivian yang menipulasi.

Vivian berdecak kesal, "Kalau kau tidak percaya kau bisa bertanya pada nenek Amel." Vivian menoleh pada Anderson. "Aku ke kamar dulu."

Anderson merasa suasananya tidak nyaman. Ia berdiri dan merapikan jasnya. "Alena, aku harus pergi karena ada pertemuan penting."

Tanpa menunggu jawaban Alena, pria itu bergegas pergi ke luar dan mengabaikan Alena yang memanggilnya.

Alena sangat kesal dengan Vivian yang mengambil perhatian nenek Amel, ia tidak terima. Lantas ia menuju kamar Vivian dan akan membuat perhitungan dengannya.

Terpopuler

Comments

Erlin Sylviana

Erlin Sylviana

, /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2023-12-02

0

Месяц™

Месяц™

thorr kebalik ini hrus'a "Mau tidak mau" begitu😁

2023-05-30

1

rodiah

rodiah

ga tau malu kamu ale ale

2023-05-05

0

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Pembalasan
3 Alena!!!
4 Kelicikan
5 Kau Bodoh Alena.
6 Feng Yan dan Alena
7 Bertanggung Jawab
8 Terjadi Sesuatu
9 Mempermainkannya
10 Kesepakatan
11 Perhatian Memalukan
12 Pertengkaran Mommy Diane
13 Permintaan Maaf
14 Apa Semua Ini?!
15 Istri Yang Patuh
16 Masa Lalu Anderson dan Vivian
17 Tidak Mungkin
18 Permohonan Nyonya Diane
19 Kurang Ajar
20 Elina dan Dixon
21 Nomor Tak Di Kenal
22 Sebatas Pernikahan Kontrak
23 Teman Dalam Pernikahan
24 Diremehkan
25 Meninggalkan Vivian
26 Tolong Aku
27 Pekerjaan Mendesak
28 Khawatir 2 perasaan
29 Vivian atau Elina
30 Vivian
31 Kemarahan Nenek Amel pada Elina
32 Keterdiamannya
33 Buket Bunga yang sama
34 Dinner yang Terganggu
35 Sebagai Ayahnya
36 Kue Untuk Lucy, tapi Untuk Vivian
37 Foto nomor Asing
38 Pembahasan Perceraian
39 Balas Dendam Dixon
40 Bodoh
41 Pertukaran Nyawa
42 Kesialan Ini Gara-gara dirimu
43 Lihatlah Istri Mu
44 Pikiran Berkecambuk
45 Novel Baru
46 Jadi Kau sudah menjadi Daddynya?
47 Kebahagiaan Ku?
48 Benar-benar Berakhir
49 Perceraian?
50 Queen Yang Tak Di Hargai
51 Mendatangi Anderson
52 Leon?
53 Surat
54 Edinburg
55 Sangat Penting
56 Itu Dia
57 Dia Putri Ku
58 Daddy Sangat Jahat
59 Aku Memang Pantas
60 Aku Membutuhkan Mu Vi
61 Gunakan Nyawa Mu
62 Ditinggalkan
63 Terima Kasih
64 Maafkan Nenek Leon
65 Syok
66 End
67 Jangan Pikirkan Orang Lain
68 Cerita Baru
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Pembalasan
3
Alena!!!
4
Kelicikan
5
Kau Bodoh Alena.
6
Feng Yan dan Alena
7
Bertanggung Jawab
8
Terjadi Sesuatu
9
Mempermainkannya
10
Kesepakatan
11
Perhatian Memalukan
12
Pertengkaran Mommy Diane
13
Permintaan Maaf
14
Apa Semua Ini?!
15
Istri Yang Patuh
16
Masa Lalu Anderson dan Vivian
17
Tidak Mungkin
18
Permohonan Nyonya Diane
19
Kurang Ajar
20
Elina dan Dixon
21
Nomor Tak Di Kenal
22
Sebatas Pernikahan Kontrak
23
Teman Dalam Pernikahan
24
Diremehkan
25
Meninggalkan Vivian
26
Tolong Aku
27
Pekerjaan Mendesak
28
Khawatir 2 perasaan
29
Vivian atau Elina
30
Vivian
31
Kemarahan Nenek Amel pada Elina
32
Keterdiamannya
33
Buket Bunga yang sama
34
Dinner yang Terganggu
35
Sebagai Ayahnya
36
Kue Untuk Lucy, tapi Untuk Vivian
37
Foto nomor Asing
38
Pembahasan Perceraian
39
Balas Dendam Dixon
40
Bodoh
41
Pertukaran Nyawa
42
Kesialan Ini Gara-gara dirimu
43
Lihatlah Istri Mu
44
Pikiran Berkecambuk
45
Novel Baru
46
Jadi Kau sudah menjadi Daddynya?
47
Kebahagiaan Ku?
48
Benar-benar Berakhir
49
Perceraian?
50
Queen Yang Tak Di Hargai
51
Mendatangi Anderson
52
Leon?
53
Surat
54
Edinburg
55
Sangat Penting
56
Itu Dia
57
Dia Putri Ku
58
Daddy Sangat Jahat
59
Aku Memang Pantas
60
Aku Membutuhkan Mu Vi
61
Gunakan Nyawa Mu
62
Ditinggalkan
63
Terima Kasih
64
Maafkan Nenek Leon
65
Syok
66
End
67
Jangan Pikirkan Orang Lain
68
Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!