Seperti biasanya. Setelah bangun tidur, ia akan memasak untuk sarapan baru mandi. Saat ini Kalea sudah duduk anteng di depan meja lipat, dia duduk lesehan, menikmati nasi serta ayam gorengnya. Tak lupa ponsel di genggamannya, itu adalah sebuah kebiasaan buruk Kalea yang tidak boleh ditiru.
Kalea nyaris tersedak ketika membaca chat dari sang ibu.
Mama
Sayang, besok mama sama ayah ke situ. Ada yang mau kami bicarakan
Ada apa? Kenapa tiba-tiba?
Kalea terus memikirkannya. Walaupun dari lubuk hatinya ia merasa senang karena orang tuanya akan berkunjung. Tetapi, kenapa perasaan Kalea tidak enak?
"Semoga gak ada apa-apa," gumamnya seraya membalas chat dari Mama.
Kalea
Okeee mam!
*****
"Leaaa!" Itu pekikan Viola yang tak lain adalah teman Kalea.
Gadis dengan rambut diurai itu berlari menghampiri Kalea yang akan menuju gerbang masuk sekolahnya.
Viola merangkul pundak Kalea dengan senyum gembira.
"Bahagia banget kayaknya?" Kalea menatap geli temannya itu.
"Hah! Iya dong! Pacar gue mau ngajak gue ke rumahnya. Katanya, Mamanya pengen kenalan!" ucap Viola antusias. Bahkan gadis itu sudah jingkrak-jingkrak.
Kalea tertawa geli. Viola memang sudah memiliki pacar. Kekasih temannya itu adalah kakak kelas mereka yang terkenal kalem, sopan, dan tampan, tentunya juga tajir.
Kalea sudah beberapa kali bertemu pria itu, dan memang, dia adalah pria yang sopan. Dalam hati, Kalea sedikit meringis membayangkan bagaimana kesabaran lelaki itu menghadapi kecerewetan Viola.
Viola menatap Kalea dengan senyum yang sulit ditebak. Buru-buru ia merangkul pundak Kalea kembali.
"Makanya, lo punya pacar juga! Biar kita bisa double date!" serunya.
"Ah! Atau elo mau gue jodohin sama temen cowok gue? Biar hidup lo gak kaku-kaku amat, Al!" tawar Viola yang dibalas gelengan oleh Kalea. Tentu saja Kalea menolak. Ia sudah nyaman dengan kesendiriannya.
"Nggak, ah! Aku udah nyaman kayak gini," ucapnya.
"Nyaman gimana?! Selama ini gue liat hidup lo kaku banget! Untung aja lo punya temen unyu kayak gue!" kata Viola memuji dirinya.
"Ayolah, Al. Lo pasti ketagihan, deh! Kalo udah punya pacar tuh, ya, kemana-mana lo diantar! Ditemenin, dibeliin ini itu, dimanjaaa—" celotehan Viola tak ada habisnya. Gadis itu mengoceh sambil membayangkan momen-momen yang ia lewati bersama sang kekasih.
Kalea memutar matanya, lalu segera berlalu meninggalkan Viola yang sudah cemberut kesal. Meskipun begitu, Viola berlari menyusul teman laknatnya itu. Perasaan, dulu Kalea tidak setega itu meninggalkannya. Sekarang, gadis lugu itu sudah berani ternyata.
Ada syukurnya kalau Kalea sudah tidak pemalu lagi. Berarti Viola sudah menjadi teman yang baik untuk Kalea. Iya, kan?
*****
Elang, Hero, Wira serta Fendi kini sudah sampai parkiran sekolah. Terdengar pekikan dari para siswi saat melihat anggota inti The Lion yang selalu tampan itu. Dengan kepedean tingkat dewa, Wira melambaikan tangannya dan memberi flying kiss untuk para gadis itu. Dan itu membuat semuanya makin gaduh. Tak bisa dipungkiri bahwa visual Wira juga sangat diidamkan oleh kaum hawa.
"Emak ama bapak gue pasti bangga," cengir Wira. Cowok itu sibuk menyapa para siswi yang berdiri di koridor.
Fendi menggeplak kepala Wira. "Emak bapak lu kagak bangga kalo anaknya modelan kayak elo!"
"Tau apa lo? Gue anaknya!" ujar Wira merasa tak terima akan ucapan Fendi.
"Iye anak! Anak pungut!" Segera Fendi berlari menghindari Wira yang sudah mengamuk dan mengejarnya. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran dari anggota inti The Lion itu.
Sedangkan Elang dan Hero hanya geleng-geleng kepala melihatnya. Mereka berdua sedang menuju koridor kelas 11. Katanya Hero ingin menemui pacarnya dulu. Dari pada sendirian, mending Elang ikut Hero saja.
Terdengar pekikan dari seorang siswi ketika mereka sampai kelas 11 IPA 1. Itu suara Viola yang tak lain adalah pacar Hero. Iya, Viola di cerewet, temannya Kalea. Entah setan apa yang merasuki Hero, hingga memiliki rasa pada gadis cerewet itu.
"Hai!" sapa Hero ketika sang kekasih berada dihadapannya, tangan besarnya mengacak-acak rambut Viola. Elang berdecih sinis. Bucin, batinnya.
Cowok yang berstatus ketua geng motor itu menyandarkan tubuhnya didinding depan kelas, seraya memperhatikan sekitar. Matanya terpaku pada seorang gadis yang sedang memunguti sampah di depan kelas itu.
Gadis dengan kuncir kuda itu dengan telaten mengambil sampah yang berserakan. Sepertinya, dia murid disiplin, terlihat pakaiannya yang rapi dan lengkap. Elang tak mengalihkan pandangannya dari gadis manis itu.
"Kalau suka, gebet aja, Lang!" celetuk Viola yang tak sengaja melihat Elang memperhatikan temannya. Sedari tadi, Elang memang memperhatikan Kalea. Hal itu membuat Viola senang bukan main. Karena memang rencananya, ia akan membuat mereka bersama dan jatuh cinta. Kebetulan macam apa ini?
Elang menatap Viola sekilas, ia kembali menatap Kalea yang kini berjalan ke arah nya, tepatnya ke arah Viola.
"Rajin amat, Bu!" cibir Viola.
Kalea hanya menyengir. Ia mendekatkan dirinya pada Viola. Kalea malu berdekatan dengan Elang. Kadang, saat Viola meminta menemaninya bertemu Hero dan teman-teman cowok itu, Kalea akan menolaknya mentah-mentah. Jika Viola tetap memaksanya, maka Kalea akan menangis. Kalea sangat pemalu. Mungkin rasa malunya sudah tingkat dewa.
Viola tersenyum mengejek ketika Elang berpura-pura memainkan ponselnya. Padahal tadi curi-curi pandang ke arah temannya. Elang dan Kalea, sama-sama pemalu jika disatukan.
Viola tak bisa membayangkan bagaimana jika keduanya berpacaran, apakah mereka akan saling diam seperti itu?
"Ya udah, aku ke kelas dulu," pamit Hero setelah berbicara singkat dengan Viola.
Mendengarnya, Elang segera mengantongi ponselnya dan berdiri tegak, menatap kedua adik kelasnya itu.
Viola mengangguk, matanya beralih menatap Elang yang juga menatapnya datar. "Kalo mau nomornya, chat gue aja. Pasti gue kasih!" Gadis itu mengacungkan jempol nya.
Hero tersenyum, sedangkan Elang hanya memutar matanya malas. Setelah itu, Elang dan Hero langsung menuju kelas mereka.
"Itu siapa, La?" tanya Kalea sambil menatap punggung lebar milik Elang yang mulai menjauh.
"Namanya Elang. Temennya Hero, sekaligus ketua geng motor The Lion," jelas Viola.
"The Lion?" gumam Kalea bingung.
Viola mengangguk, ia menuntun Kalea menuju bangku mereka.
"The Lion itu geng motor yang dipimpin Elang dua tahun yang lalu. Ketua yang dulu udah pindah ke luar negeri. Dan Elang sebagai penggantinya. Makanya, Al, sekali-kali lo update status. Biar gak kudet gini. Satu sekolah aja tau kalau dia itu ketua geng motor. Gue yakin sih, kalau elo doang yang kagak tau siapa Elang," terang Viola.
Kalea membenarkan ucapan Viola. Ia memang kudet. Karena Kalea tidak tertarik dengan hal-hal yang seperti itu. Menurutnya, dunianya lebih tenang.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Mamah Kekey
mereka baru kelas X1 masih lama lulus nya dong
2024-07-24
0
Qaisaa Nazarudin
Eh tgu.. Berarti satu skolah ya Lea ama Elang..Hadeeuuh..😂
2024-07-04
0
Qaisaa Nazarudin
Oh Hero pacarnya Vio..Wah bagus tu bentar lagi Lea juga sama sama Elang..👏👏👍😁
2024-07-04
0