Serangan Mendadak

Tapi Ruby yang sudah tidak sabar malah meminta untuk keluar, yang pada akhirnya Pangeran juga tidak bisa menyangkal perkataan dari bunda Ratu. Yang memang benar-benar orang tuanya tahu jika pangeran menikah dengan Putri Alinza bukan dengan Putri Ruby.

Sepertinya Pangeran harus meluruskan kesalahpahaman, meskipun ia sedikit merasa tidak senang dengan Putri Ruby. Tapi dia pun tidak ingin membuat lebih dalam masalah. Apalagi Ruby merupakan istri sahnya.

Walaupun tidak menyukainya, tetap saja Pangeran juga harus melindungi istrinya sendiri karena janji pernikahan yang mereka ucapkan sudah sah. Tidak mungkin Pangeran berkhianat sebuah kesetiaan dijunjung tinggi di kerajaan tersebut.

"Bagaimana dengan mu?" tanya Ratu Pada Pangeran untuk mempertimbangkan harus melaporkan hal tersebut kepada raja atau tidak.

Karena pasti masalahnya akan sangat rumit jika ia melaporkan hal tersebut pada Raja dan bisa saja terjadi pertempuran dua kerajaan, karena sudah terlihat jelas jika kerajaan teratai tidak memiliki niat baik sama sekali yang berusaha untuk membohongi kerajaan Lion yang membuat ratu uga tidak bisa bertindak gegabah.

Ruby yang tidak mengetahui masalahnya pun hanya bisa menyimak pembicaraan mereka berdua yang sepertinya sangat serius, lagi pula ia juga tidak paham tentang sistem kerajaan dan sekarang ia juga masih menyesuaikan diri.

Melihat Ratu yang begitu baik, sabar dan penyayang membuat Ruby memiliki harapan, karena masih ada orang baik di sana, ada harapan untuk tinggal dan meminta bantuan. Tapi sekarang Ruby yang sedang memahami situasinya memilih untuk diam sebelum bertindak.

"Saya tidak masalah," jawab pangeran Azlan yang tidak mempermasalahkan Ruby.

Walau ia tidak suka dengan Ruby, karena sikap ruby yang semaunya sendiri. Tapi Pangeran Azlan juga merasa tertarik dan ingin tahu tentang putri ruby, karena tidak banyak informasi yang ia bisa dapat dan semua informasi bertolak belakang dengan Ruby yang sebenarnya. Hal itu membuat Pangeran juga makin penasaran dengan Ruby.

Jika ia melapor pada Raja, bisa saja Ruby dihukum dan paling ringan ia dikembalikan ke kerajaan teratai. Jadi jelas Pangeran tidak ingin itu terjadi, karena Pangeran juga membutuhkan Ruby untuk urusan Politik yang membuat ia bisa naik tahta dengan cepat jika dia sudah memiliki istri, tinggal hanya satu bagaimana cara ia unud bisa sembuh dan bisa menjadi raja selanjutnya.

yang membuat Ibu Ratu merasa raga jika Pangeran merasa tidak masalah hal itu pun tidak perlu dilaporkan kepada raja.

"Maafkan saya Bu tadi saya juga tidak berniat buruk dan saya hanya mengikuti permintaan dari ayah saya, jika itu salah apakah saya dihukum?” tanya Ruby yang juga harus berhati-hati.

"Tidak apa-apa nak, Kok bisa tenang karena Pangeran tak mempermasalahkan hal itu," jawab Ratu yang sepertinya tidak akan melaporkan hal tersebut pada Raja.

Untuk saat ini Ruby bisa bernafas lega, ia tidak akan dihukum atau di laporkan ke raja. jadi Ruby bisa ikut bersantai jika memang itu keputusannya.

"Raja belum tahu dan seperti kerajaan teratai tidak memiliki niat baik kepada kita," kata Pangran Alzan sambil melihat taam ke arah Ruby.

Baru saja ia tenang untuk beberapa saat, tapi sepertinya Pangeran banar-benar menaruh dendam padanya hingga tidak memberikan ketenangan sedikitpun.

"Itu masalah kerajaan yang sekarang jika kau masih menerima Ruby, maka kita tidak perlu memperbesar masalah ini tapi jika kau merasa keberatan Lebih baik kau beritahu istrimu terlebih dahulu. Segera melaporkannya kerajaan," jawab Ratu menghilangkan ketenangan Ruby.

Memang terlihat jelas jika Pangeran Azlan memiliki dendam pada nya, tak heran ia terus membuat Ruby merasa tidak tenang. Padahal tadi ia sudah merasa lega karena tidak ada masalah, sekarang ke

"Baik akan akan saya pertimbangkan," kata Pangenan Azlan yang septinya sengaja mengatakan itu semua untuk membuat Ruby tidak bisa tenang.

Dari ekspresi wajah Ruby jelas ia kesal dengan perkataan Pangeran yang sepertinya dengan sengaja mengatakan itu pada Ratu, padahal Pangeran sendir yang awalnya tidak masalah, tapi sengaja sekarang ingin mempertimbangkannya lagi.

Entah apa yang ada di pikiran Pangeran Azlan yang membuat Ruby makin tidak suka padannya, niat untuk menyembuhkan Pangeran hilang sudah, ia tinggal membuat rencana lain untuk menyerang kerajaannya. Sekarang selain Pangeran Azlan ada Ratu yang baik hati juga, yang bisa ia pemanfaatan.

Tinggal bagaimana Ruby mengatur siasat dan strategi agar ia bisa membalas dendam sang Putri, ia merasa usaha akan sulit dan perjuangannya masih panjang banyak hal yang ia tidak ketahui membuatnya sangat kesulitan.

Mungkin jika Ruby memiliki satu orang kepercayaan ia bisa menyusun rencana dan bertanya tentang kerajaan, tapi sepertinya semua itu akan sangat sulit jika ia terus berada di samping Pangeran.

"Ruby jangan merasa takut, kami tidak akan mencelakaimu," kata Ratu yang tahu dengan perkataan Azlan yang tidak serius.

Karena Ratu sendir tahu bagaimana sifat anaknya yang sepertinya memang sedang membuat Ruby takut saja, tapi hal itu membuat Ratu jadi tenang karena kekhawatirannya salah. Ratu mengia jika ruby tidak bisa menerima pangeran begitu juga sebaliknya, tapi melihat ekspresi Ruby yang biasa saja sepertinya ruby tidak mempermasalahkan kelumpuhan pangeran.

"Iya Bu terima kasih," kata Ruby berterima kasih.

Setidaknya ia tahu jika ia dihukum maka ada ratau ang aan memeberlanya, hal itu membuat Ruby tersenyum pada pasangan jika ia memiliki pelindung.

Acara minum teh yan Ruby khawatirkan ternyata selesai sudah, ratu sangat baik kepadanya membuat Ruby begitu nyaman dan merasa aman jika dekat dengan Ratu, jadi ia tidak perlu merasa khawatir lagi jika pangeran membenci nya.

Sebelum Ratu pergi Ruby dan Pangeran Azlan tidak lupa memberikan salam pada ratu, saat Ratu meninggalkan merak, sekarang Ruby kembali bersama pangeran, tentunya tidak hanya berdua. Masih ada empat pengawal milik Pangeran yang masih berjaga.

“Ratu begitu baik hati dan elegan aku suka dengan beliau,” kata Ruby sambil menatap Ratu yang berjalan pergi meninggalkan mereka.

“Harusnya kau juga bisa meniru ibunda ratu yang bisa jadi panutan, jangan bertindak sembarangan dan bahan alasanmu saja sudah seperti prajurit perang, mana ada seorang Putri sepertimu,” kata Pangeran Alzan yang jelas menyindir Ruby.

“Jangan menghinaku, aku juga masih menyesuaikan diri. Apa benar kau akan mempertimbangkannku. aku kira pangeran tidak akan setuju dengan pernikahan ini sehingga kita bisa menyerang kerajaan Teratai,” kata Ruby yang masih sangat ingin menyerang kerajaannya sendiri.

“Apa kau sudah gila, minggir aku mau kembali saja ke kediamanku,” kata Pangeran Azlan yang meminta tolong pengawalnya untuk mengantarnya kembali ke kediamannya.

Ruby yang berjalan di samping Pangeran Azlan untuk kembali ke kediamannya, mereka yang sudah sampai di pelataran kediaman Pangeran membuat Ruby menggantikan mendorong pangeran karena mereka sudah hampir sampai.

Tapi suatu panah melesat begitu cepat ke arah pangeran, Putri Ruby yang melihat hal itu segera berlari melindungi Pangeran.

“Jleb!”

Legan Putri Ruby terkena panah saat ia mencoba untuk melindungi Pangean, kejadian yang begitu cepat membuat Pangeran Azlan kaget para pengawal segera melindungi pangeran dan menolong putri Ruby. Empat pengawal bayangan langsung mengejar orang yang berusaha membunuh Pangeran Azalan.

"Apa pangeran tidak apa-apa?" tanya Ruby sambil memegang erat tangan kiri pangeran.

"Jangan khawatir aku, tanganmu yang terluka." Pangeran Azlan yang mengetahui itu segera menyuruh pengawalnya untuk membantu.

"Aku tidak apa-apa kau tidak perlu khawatir," kata Ruby yang tidak terlihat kesakitan.

Pangeran yang merasa heran dengan ekspresi Ruby, yang benar-benar diluar dugaan. Dia bahkan tersenyum

Darah mengalir dari tangannya yang terkena panah, Ruby seger mencabut panah itu darah makin. Banyak hingga mengenai tangan kiri Pangeran Azlan yang lumpuh dan tak bisa digerakkan.

Tiba-tiba tangan kiri pangeran bisa digerakkan lagi dan ia membantu menarik panah dari tangan Ruby.

"Terima kasih, aku tidak apa-apa," kata Ruby yang sudah lega karena lukanya pasti akan cepat sembuh.

"Jangan bilang tidak apa-apa, kau harus segera diobati," kata Pangeran Azlan yang pakaiannya untuk membalut luka Rubby agar tidak keluar darah.

Tanpa sadar Pangeran juga menggunakan tangan kirinya padahal sudah lama tangan kirinya lumpuh dan bahkan tidak bisa digerakkan sama sekali.

"Eh tangan kirim pangeran sudah sembuh, jadi aku juga tidak apa-apa. Aku kan pernah bilang jika aku bisa menyembuhkan pangeran," kata Ruby tersenyum.

Untuk membuat Pangeran sadar Jika tangan kirinya benar-benar bisa digerakkan dia pun mencoba menggerakkannya kembali dan ternyata benar tangannya sudah sembuh Tapi tetap saja dia masih merawat merasa khawatir dengan tangan ruby karena tadi benar-benar mengeluarkan darah maka darah itu Pangeran ingin segera mengobati tangan Sang Putri.

"Jangan tersenyum seperti itu di hadapanku kemarin kan tanganmu!" Perintah pangeran yang ingin menghentikan darah di tangan Ruby.

Ruby Mengulurkan tangannya dengan malas. Padahal dia sudah bilang jika dia tidak apa-apa tapi Pangeran tidak percaya. Terus aja Pangeran mengecek kondisi tangan Ruri dan ternyata benar tidak ada bekas luka sama sekali hanya ada bekas darah di bajunya yang mengenai baju pangeran tentunya.

Hal itu membuat Pangeran Azlan melihat tajam ke arah ruby hanya tersenyum dan menjulurkan lidahnya mengejek Pangeran Azlan kalau dia memang tidak apa-apa.

"Bagaimana bisa?" Pangeran yang benar-benar merasa heran karena tidak ada bekas luka sama sekali padahal bekas darahnya masih.

Hal itu memang terlihat begitu aneh tidak ada orang seperti lebih sebelumnya maka dari itu Pangeran pun melihat ke arah ruby dengan tajam karena merasa penasaran dan butuh jawaban.

"Apanya?" Ruby yang Kembali bertanya seakan tidak menganggap serius apa yang terjadi.

Bahkan dia juga menganggap semuanya sudah selesai karena dia juga tidak terluka dan Pangeran juga sudah sembuh.

"Jangan pura-pura bodoh," kata pangeran yang merasa penasaran dengan apa yang sudah terjadi.

Tapi Ruby tidak menjawabnya sama sekali, ia tahu memiliki kekuatan untuk bisa menyembuhkan luka orang lain. Bahkan dirinya tidak bisa terluka sama sekali, hal itu juga tidak diceritakan kepada keluarganya, ataupun siapapun dia juga tidak ingin orang lain tahu tentang kehebatannya.

Maka dari itu dia dari kemarin menawarkan pada Pangeran untuk mengobati luka Pangeran, tapi pangeran yang menolaknya dan kali ini pun Ruby sudah memberitahukannya. Jadi ia merasa tidak perlu untuk menjelaskannya pada pangeran.

Dengan cepat ruby pun mengalihkan perhatiannya dan berjalan satu langkah didepan pangeran. Karena tidak ingin terus mendapatkan pertanyaan yang sudah pernah ia jawab.

"Aku mau kembali untuk mandi pakaiku kotor," kata Ruby dengan santainya masih bisa bercanda dan masuk ke dalam rumah.

"Biar aku panggilkan pelayan untuk membantumu," kata Pangeran Azlan.

Ruby memiliki pelayan pribadi yang akan melayaninya, hanya saja kemarin saat melihat Ruby. Pangeran benar-benar kaget dan tidak menyangka jika yang dikirim oleh Raja teratai bukanlah Putri Alinza, melainkan Putri keduanya.

Maka dari itu ia sengaja tidak mengizinkan peluru untuk keluar sama sekali dan tidak memberikan Ruby seorang pelayan satupun, padahal selain Ia memiliki pelayan dia juga memiliki kediaman sendiri.

"Benarkah aku punya pelayan?" Tanya Ruby yang merasa senang karena akhirnya dia memiliki pelayan.

Dia pun ingin banyak tahu tentang kerajaan yang merasa lebih leluasa, jika bertanya pada pelayan daripada bertanya pada pangeran. Yang jelas tidak membuat ruby nyaman sama sekali, karena terlihat jelas Pangeran tidak suka pada dirinya.

"Jangan bertanya dengan pertanyaan bodoh, semua putri raja pasti punya pelayanan," jawab pangeran Azlan yang tidak pernah mengerti dengan Ruby.

Ia benar-benar meremehkan Pangeran atau memang tidak tahu akan hal itu.

"Aku tidak punya dan aku tinggal ruangan gelap, hari-hariku hanya ada di dalam ruangan dan dilarang untuk keluar," jelas Ruby yang memiliki ingatan masa lalu tentang tubuh asli sang Putri.

Walaupun dia tidak bisa menjelaskan dengan detail, karena ia sendiri tidak menjalankannya dan hanya ingatan samar maka dari itu Putri Roby, hanya menjelaskan sekilas saja tentang dirinya yang selama ini diasingkan dan dikurung oleh keluarganya sendiri.

"Bagaimana mungkin, aku dengar jika kau sakit?" Tanya Pangeran tak percaya.

Karena dia mendapatkan data penyelidikan dari pengawalnya bahwa Putri ruby sakit. Hingga membuatnya tidak bisa keluar dari rumah dan terus berada di ruangan, agar menjaga kondisi tubuh Putri Roby

Ruby tersenyum mendengar hal itu dari pangeran. Sudah jelas Tadi Ruby tidak bisa terluka sama sekali mana mungkin dia bisa sakit dan Hal itu benar-benar membuat lebih bingung dengan informasi yang didapatkan oleh pangeran.

"Sakit apa badan aku tidak mempan senjata tajam, bagaimana aku bisa sakit," jelas Ruby.

Hal itu membuat Pangeran teringat dengan kejadian tadi dan anak panah itu, benar-benar terlihat jelas menancap di tangan putri Ruby. Setelah ruby mencabut anak panah itu dengan cepat lukanya sembuh dan bahkan Pangeran Azlan sendiri pun mengecek tangan sang putri yang benar-benar tidak ada luka sedikitpun.

"Menarik," batin Pangeran yang semakin tertarik dengan Putri Ruby.

Dari situ pangeran Azlan mulai penasaran dengan bagaimana kehidupan Ruby di kerajaan sampai bisa diperlakukan buruk. Sekarang Pangeran mengerti jika Ruby sampai memiliki dendam pada keluarganya karena perlakuan dari keluarganya yang juga

"Aku sekarang jadi paham itulah alasanmu kenapa kau ingin menyerang kerajaanmu sendiri," kata Pangeran Azlan yang tahu alasan dibalik keinginan Ruby.

"Iya, pangeran benar. Lalu apa pangeran bisa membantuku. Atau aku menghadap pada Raja dan bilang jika raja teratai sudah menipunya," kata Ruby yang memiliki ide baru agar perang bisa terjadi.

Mendengar itu membuat Pangeran Azlan mem gelengkan kepala bagaimana bisa ia memanfaatkan. Tadi pangeran yang benar-benar emosi dengan ruby memang ingin melaporkan hal tersebut kepada Raja. Tapi setelah melihat kehebatan yang dimiliki oleh ruby jelas Hal itu membuat Pangeran tidak ingin melepaskan Ruby sama sekali.

"Jangan!" Ucap Pangeran Azlan spontan membuat Ruby kaget.

Padahal tadi Pangeran Islam terlihat begitu membencinya, hingga ingin melaporkannya pada raja tapi sekarang beda lagi.

Terpopuler

Comments

R yuyun Saribanon

R yuyun Saribanon

ceritanya menarik cuma sayang kalimat di ulang2 berkali kali sampe bosN

2024-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan Tragis
2 Pengantin Pengganti
3 Kecurigaan Pangeran
4 Bertemu Pangeran
5 Serangan Mendadak
6 Kediaman Putri
7 Kecurigaan Ruby
8 Tinggal Bersama
9 Keputusan Mendadak
10 Permintaan Maaf
11 Hukum Atas Penipuan
12 Kebohongan Ruby
13 Dayang Pribadi
14 Menghadap Raja
15 Kecurigaan Raja
16 Rencana Penyelidikan
17 Dayang Istana
18 Rasa Ingin Tahu
19 Menjadikan Teman
20 Dilarang Keluar
21 Yang Harus Diwaspadai
22 Musuh Pangeran Azlan
23 Kebebasan Yang Diinginkan
24 Merahasiakan Kekuatan
25 Tidak Bisa Kemanapun
26 Mengisi Waktu Kosong
27 Mengisi Waktu Kosong
28 Mencoba Menenangkan Diri
29 Informasi Penting
30 Acara Penyambutan
31 Persiapan
32 Berangkat Bersama
33 Istana Kerajaan
34 Acara Penyambutan
35 Tatapan Mengawasi
36 Berakting
37 Pesta Yang Menyenangkan
38 Masih dalam Acara Pesta
39 Tidak Menarik
40 Salah Tuduhan
41 Keberadaan Pangeran Zein
42 Pesta Yang Masih Belum Berakhir
43 Ingin Istirahat
44 Kemampuan Ruby
45 Keinginan Raja
46 Membela Putri
47 Mengatur Siasat
48 Suasana Malam
49 Bersama Pangeran
50 Mencoba Mengobati
51 Bertemu Sang Paman
52 Bukan Orang Biasa
53 Salah Paham
54 Sedikit Pemahaman
55 Acara Minum Teh
56 Keseriusan Ruby
57 Bertemu Ratu
58 Berjalan Lancar
59 Bersama Ratu
60 Jawaban Dari Ratu
61 Kedatangan Pangeran
62 Masih Belum Akur
63 Menemui Putri
64 Bertemu Putri
65 Merasa Bersalah
66 Rencana Bertemu
67 Gagal Bertemu Pangeran
68 Orang Asing
69 Orang Tak Dikenal
70 Keributan Yang Terjadi
71 Berlatih Bersama
72 Kehebatan Pangeran
73 Mencari Cara Lain
74 Rencana Untuk Pergi
75 Baru Pertama Datang
76 Ruby Yang Sebenarnya
77 Membuat Jadwal
78 Mencoba Menyembuhkan
79 Mencoba Cara Penyembuhan
80 Kesembuhan Pangeran
81 Bantuan Pangeran
82 Keinginan Ruby
83 Kebebasan
84 Kehebatan Pangeran Zein
85 Perebutan Tahta
86 Keluarga Pangeran
87 Perhatian Pangeran
88 Berlatih Memanah Sendiri
89 Ucapan Terima Kasih
90 Sikap Baik Dion
91 Belajar Bersama Pangeran
92 92
93 93
94 Berjalan-jalan Bersama Pangeran
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Kecelakaan Tragis
2
Pengantin Pengganti
3
Kecurigaan Pangeran
4
Bertemu Pangeran
5
Serangan Mendadak
6
Kediaman Putri
7
Kecurigaan Ruby
8
Tinggal Bersama
9
Keputusan Mendadak
10
Permintaan Maaf
11
Hukum Atas Penipuan
12
Kebohongan Ruby
13
Dayang Pribadi
14
Menghadap Raja
15
Kecurigaan Raja
16
Rencana Penyelidikan
17
Dayang Istana
18
Rasa Ingin Tahu
19
Menjadikan Teman
20
Dilarang Keluar
21
Yang Harus Diwaspadai
22
Musuh Pangeran Azlan
23
Kebebasan Yang Diinginkan
24
Merahasiakan Kekuatan
25
Tidak Bisa Kemanapun
26
Mengisi Waktu Kosong
27
Mengisi Waktu Kosong
28
Mencoba Menenangkan Diri
29
Informasi Penting
30
Acara Penyambutan
31
Persiapan
32
Berangkat Bersama
33
Istana Kerajaan
34
Acara Penyambutan
35
Tatapan Mengawasi
36
Berakting
37
Pesta Yang Menyenangkan
38
Masih dalam Acara Pesta
39
Tidak Menarik
40
Salah Tuduhan
41
Keberadaan Pangeran Zein
42
Pesta Yang Masih Belum Berakhir
43
Ingin Istirahat
44
Kemampuan Ruby
45
Keinginan Raja
46
Membela Putri
47
Mengatur Siasat
48
Suasana Malam
49
Bersama Pangeran
50
Mencoba Mengobati
51
Bertemu Sang Paman
52
Bukan Orang Biasa
53
Salah Paham
54
Sedikit Pemahaman
55
Acara Minum Teh
56
Keseriusan Ruby
57
Bertemu Ratu
58
Berjalan Lancar
59
Bersama Ratu
60
Jawaban Dari Ratu
61
Kedatangan Pangeran
62
Masih Belum Akur
63
Menemui Putri
64
Bertemu Putri
65
Merasa Bersalah
66
Rencana Bertemu
67
Gagal Bertemu Pangeran
68
Orang Asing
69
Orang Tak Dikenal
70
Keributan Yang Terjadi
71
Berlatih Bersama
72
Kehebatan Pangeran
73
Mencari Cara Lain
74
Rencana Untuk Pergi
75
Baru Pertama Datang
76
Ruby Yang Sebenarnya
77
Membuat Jadwal
78
Mencoba Menyembuhkan
79
Mencoba Cara Penyembuhan
80
Kesembuhan Pangeran
81
Bantuan Pangeran
82
Keinginan Ruby
83
Kebebasan
84
Kehebatan Pangeran Zein
85
Perebutan Tahta
86
Keluarga Pangeran
87
Perhatian Pangeran
88
Berlatih Memanah Sendiri
89
Ucapan Terima Kasih
90
Sikap Baik Dion
91
Belajar Bersama Pangeran
92
92
93
93
94
Berjalan-jalan Bersama Pangeran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!