"Gantikan Kakak mu untuk menikah dengan Pangeran Alzan, Ruby. Kau sudah dengar bukan? Jika dia seorang pangeran yang lumpuh, jadi bersikap baiklah dan buat dirimu berguna untuk kerajaan," kata sang Raja. Nada bicaranya santai tapi seakan mengintimidasi.
Ruby hanya mengangguk pelan dan sulit untuk mengeluarkan kata-kata. Hatinya merasa takut bahkan untuk sekedar bertanya, kharisma yang dimiliki sang raja membuat hatinya gemetar.
Setelah menyampaikan hal tersebut, sang raja pun pergi meninggalkan Ruby. Tidak lama kemudian, semua pelayan membawa Ruby untuk pergi ke kerajaan Lion tempat Pangeran Alzan berada.
"Ah sial kenapa, orang itu seperti ini pada putrinya sendiri. Jika aku jauh darinya, aku akan melatih tubuh ini agar tidak takut lagi padanya."
Ruby berkata di dalam hatinya, saat ini ia sudah berada di kereta kuda. Ia benar-benar merasa kesal dengan apa yang dilakukan oleh keluarganya tersebut, pernikahan itu diluar dugaannya yang sempat berpikir hanya menjalani pengasingan saja.
Pernikahan berjalan dengan sederhana, tanpa adanya tamu dari kerajaan manapun. Hanya pihak keluarga kerajaan saja yang hadir di sana. Setelah selesai melakukan ritual pernikahan, Ruby di bawa ke kamar pengantin. Jantungnya berdegup kencang, tidak tahu lagi harus berbuat apa. Hati Ruby merasa tidak tenang, hingga akhirnya Pangeran datang menggunakan tandu dibantu oleh dua orang pengawal yang mengangkatnya duduk di ranjang.
Ekor mata Ruby melirik iba pada Pangeran Alzan. Betapa menyedihkannya kondisi sang pangeran yang kini menjadi suaminya, Ruby tidak mampu lagi untuk sekadar berkata-kata.
"Putri, akhirnya kita bisa bersama," kata Pangeran Alzan, pria itu menyunggingkan senyum lebar.
"Tunggu dulu, Pangeran tidak butakan?" tanya Ruby, ia merasa heran kenapa dia tidak bisa membedakan Ruby dengan Kakaknya. Walau Ruby belum tahu siapa sosok kakaknya tersebut, tapi Ruby yakin kalau wajah anak raja yang lainnya pasti berbeda.
Apalagi dia menikah dengan pangeran Azlan yang berasal dari kerajaan Lion, sedang Ruby dari kerajaan teratai menggantikan Kakaknya, tentunya mereka belum pernah bertemu sama sekali. Mendengar ucapan Pangeran Azlan yang seakan akrab, membuat Ruby bingung.
"Kau menghinaku!" bentak Pangeran Alzan marah.
"Tidak, aku tidak bermaksud menghina. Coba lihat aku baik-baik," pinta Ruby pada Pangeran. Karena tahu jika dia menggantikan kakaknya untuk menikah yang seharusnya Pangeran tahu dan sadar siapa dia.
Pangeran Alzan diam menatap Ruby dalam waktu lama, sebenarnya Pangeran juga sudah merasa ragu. Jika dia bukanlah Putri Alinza yang dijodohkan dengannya, padahal Pangeran menginginkan Putri pertama dari kerajaan teratai tersebut untuk menjadi istrinya.
Tapi melihat sikap Ruby dihadapannya, jelas dia bingung tidak mungkin dia menikah dengan Putri kedua dari kerajaan tersebut. Sebab yang ia dengar, putri kedua terkenal bodoh dan jelek, bahkan takut pada orang lain. Ia bahkan dikabarkan memiliki penyakit mematikan hingga tidak pernah keluar dari kerajaan.
"Siapa Kau?" tanya Pangeran Alzan.
Mata pria itu menyelidik tajam, karena seingatnya Putri Alinza terkenal dengan lemah lembut baik hati, Pangeran sengaja menjadikannya istri karena kekurangannya tersebut dan berharap putri bisa membantunya serta melengkapi kehidupannya. Pangeran Alzan berpikir wanita seperti Putri Alinza, pastilah memiliki hati yang sangat luas untuk menerima kekurangannya.
Pangeran Alzan juga tahu, Ruby yang terkenal dengan Putri jelek, karena sangat takut dengan manusia itu membuat Raja sangat marah kepada putrinya tersebut. Sehingga mengurungnya di ruangan yang jauh dari istana dan menganggapnya sebagai aib keluarga, tapi berita itu sudah begitu menyebar hingga semua kerajaan tahu seperti apa Putri Ruby.
"Ya ampun, kau bahkan tidak tahu jika menikah dengan orang lain," kata Ruby bangkit dan mencopot riasannya sendiri, tidak mungkin Pangeran yang lumpuh itu mau membantunya.
Seakan bebas dari kerajaan nya yang dulu, tanpa bayangan Ayah yang menyebalkan dan sosok Kakak yang tidak pernah baik pada nya. Jadi jelas hal itu membuat Ruby bertingkah semuanya sendiri.
Ruby bertingkah semaunya sendiri di ruangan tersebut, apalagi di dalam kamar itu hanya ada mereka berdua. Ruby mencari baju untuk mengganti gaun pengantin, pakaian itu benar-benar tidak nyaman dikenakan olehnya. Ruby membuka lemari dan tidak menemukan baju wanita di sana, Ruby memutuskan memakai baju milik pangeran yang paling sederhana yang biasa digunakan untuk tidur.
Melihat apa yang dilakukan oleh Ruby, Pangeran hanya bisa menatapnya karena dia sendiri juga tidak bisa bangun apalagi menegurnya. Seperti orang lain yang tidak memancarkan perilaku seorang putri, Ruby bertindak seenaknya dan menganggap tempat itu sebagai kamar sendiri. Pangeran Alzan hanya menggeleng tak berdaya dengan ulah wanita yang baru dinikahinya. Sekarang, ia semakin sadar bahwa yang dinikahinya bukanlah Putri Alinza wanita idamannya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku," kata Pangeran Alzan melihat Ruby sudah selesai berganti pakaian.
"Aku Ruby," jawabannya sambil mengabaikan Pangeran dan Ruby masih sibuk menghapus make up tebalnya hingga membuat ia mirip orang lain.
"Tidak mungkin kau putri jelek itu, yang bahkan takut dengan orang,?" tanya Pangeran Alzan, melihat seorang wanita yang bahkan tidak ia kenal sebelumnya.
Tapi rumor tentang Putri Ruby jelas sudah didengar oleh Pangeran, tak percaya melihat wanita itu yang jauh dan berbeda dengan apa yang dia katakan. Pangeran masih tidak percaya dengan hal itu, karena wanita yang ada di depannya begitu lincah, hingga membuat dirinya pun tidak percaya dengan kabar burung diluaran sana, yang mengatakan Putri Ruby yang buruk rupa dan penyakitan.
Setelah selesai menghapus riasannya, Ruby merasa mukanya pun menjadi lebih ringan daripada sebelumnya. Saat melihat wajah Ruby tanpa riasan, hal itu membuat Pangeran terpana dengan wajah putih bersih dan manis yang ada di hadapannya. Pangeran Alzan menatap Ruby sampai tidak berkedip.
“Kenapa menatapku, tenang saja aku tidak akan melukaimu.”
Ruby yang berjalan dan duduk di dekat Pangeran hanya untuk memastikan, Pangeran itu benar-benar lumpuh apa tidak, ia yang menatapnya dengan kasih sosok yang ada di hadapannya itu seakan tidak percaya jika sang Ayah tega melakukan semua itu.
“Mana ada ayah yang menikahkan putrinya dengan Pangeran yang cacat, sungguh tragis nasibku,” batin Ruby yang masih belum terbiasa dengan suasana di tempat baru.
Pangeran Alzan masih diam menatap Ruby, dia terpesona pada wanita yang ada di hadapannya. Banyak pertanyaan yang membuat Pangeran tidak percaya dengan perkataan Ruby.
"Kau tidak perlu berbohong padaku, katakan dengan jujur siapa kau sebenarnya?" tanya Pangeran Alzan lagi yang tidak percaya jika wanita di hadapannya itu adalah putri Ruby.
"Aku Putri Ruby dari kerajaan Teratai, adik dari putri Alinza yang akan kau nikahi itu. Apa kau kecewa tidak bisa menikah dengan Alinza?" tanya Ruby
Pangeran memalingkan wajahnya, saat Ruby mendekatinya karena penasaran dengan tangan kiri Pangeran yang tidak bisa digerakkan sama sekali.
"Tanganmu juga lumpuh?" tanya Ruby lagi tak percaya dengan pangeran yang ada di hadapannya ini.
"Kau tidak perlu menghinaku seperti itu, seharusnya kau sudah tahu bagaimana kondisiku, jadi kau tidak perlu berbohong padaku," kata Pangeran Alzan yang tidak suka dengan orang lain yang menanyakan kelemahannya.
"Aku tidak menghinamu, aku bertanya bagaimana kondisi suamiku sekarang ini, aku harus tahu kan?" tanya Ruby, sudut bibirnya terangkat sebelah.
"Harusnya kau sudah tahu dan tidak perlu berpura-pura. Tidak perlu mengatakan hal itu, karena menyinggung perasaanku," kata Pangeran, pria itu melirik tajam pada Ruby. "Siapa kau sebenarnya?" lanjutnya.
"Aku sudah mengatakan untuk yang ketiga kalinya, bahwa aku Putri Ruby. Ingat dengan jelas namaku, agar kau tidak bertanya lagi Aku adalah Putri Ruby," jawab Ruby kesal.
"Kau bohong," kata Pangeran Alzan, membuat Ruby makin kesal dibuatnya.
"Aku tidak bohong, apa Pangeran ingin aku berubah jadi Alinza? Jangan mimpi," kata Ruby merasa jika ia benar-benar sudah jujur.
"Sudah lah, aku akan menyelidiki mu," kata Pangeran Alzan.
Keraguan dalam hati Pangeran membuat bertekad untuk mencari tahu siapa Putri Ruby sebenarnya. Sebab, apa yang diceritakan oleh mereka, faktanya sangat jauh dari yang dilihatnya sekarang. Mata Pangeran Alzan masih menatap tajam pada Ruby, perasaannya tidak karuan antara kagum akan kecantikan yang dimiliki wanita dan benci karena sudah menggantikan posisi Putri Alinza.
"Selidiki saja aku tidak takut padamu, sekarang saja aku bisa dengan mudah membunuhmu,” kata Ruby yang kesal.
Ruby tak sadar jika di kamar itu jelas tidak hanya ada mereka berdua. Pangeran selalu dilindungi oleh pengawal bayangan, yang selalu siap untuk melindunginya.Saat Pengawal bayangan itu ingin bergerak menyerang Ruby, Pangeran Alzan memberikan kode untuk berhenti dan tidak boleh menyerang wanita yang kini ada di sampingnya.
“Kenapa kau diam apa kau takut padaku?” tanya Ruby yang senang bisa mengancam seorang Pangeran lumpuh.
Apalagi kalau ingat perkataan Ayahnya jika ia akan menggantikan Kakaknya yang jelas membuat Ruby merasa kesal, dari perlakuan keluarga kerajaan jelas Putri Ruby yang asli sudah banyak menderita.
“Jaga ucapanmu, apa kau senang mengancam suamimu.”
Pangeran Azlan hanya bisa menatap Ruby dengan tak mengerti, melihat sosok asing yang bahkan memiliki keberanian untuk mengancam suaminya sendiri yang merupakan putra mahkota, seperti tidak ada rasa takut sama sekali
“Hah, suami? sejak kapan? padahal sedari tadi jelas kau mencurigaiku dan tidak kenal denganku,” kata Ruby yang masih merasa kesal.
Saat tahu jika Pangeran mengharapkan menikah dengan Putri Alinza bukan dengan dirinya. Ruby yang teringat kembali dengan Permintaan pemilik tubuh asli yang meminta dirinya untuk membalaskan dendam pada keluarganya, jelas membuat Ruby terbebani karena belum menemukan cara untuk dapat membalas dendam.
“Apa kau bodoh, baru saja kau menganti gaun pengantinmu kau sudah lupa, jika kau bukan istriku aku sudah menyuruh pengawal untuk menyeretmu keluar,” kata Pangeran Azlan dibuat kesal oleh Ruby.
“Benarkah, aku takut,” kata Ruby sengaja bersikap tak berdaya.
“Kau tahu kan dengan siapa kau menikah harusnya kau paham dan tidak membuat ulah,” kata Pangeran memebuat Ruby terdiam.
Ruby baru sadar jika ia menikah dengan putra mahkota yang jelas, meski ia lumpuh pasti dia memiliki kekuatan di kerajaan.
”Apa kau meminta bantuannya saja untuk balas dendam?” batin Ruby.
Ruby yang sadar jika dirinya tidak memiliki dukungan, sedangkan ia harus balas dendam. Jadi hal itu jelas membuat Ruby ingin memanfaatkan Pangeran Azlan.
“Aku memiliki permintaan padamu. Aku akan menyembuhkanmu, jika kau mau berjanji untuk membentuk membalaskan dendam kepada sang Raja. Raja sudah membawaku dan menipumu dengan menukar kakakku," kata Ruby langsung melontarkan ucapan untuk bekerjasama dengan pangeran.
"Jelas tanpa di minta saja, aku akan menyerang kerajaan mu," jawan Pangeran Alzan yang sudah memiliki rencana untuk menyerang Kerajaan Teratai karena sudah membohonginya.
Tapi Pangeran tidak percaya jika Ruby bisa menyembuhkan dirinya, apalagi sedari tadi Ruby terlihat tidak seperti orang yang memiliki kekuatan. Ditambah tingkahnya juga tidak elegan dan menunjukkan keturunan seorang bangsawan.
"Aku setuju, jadi kau mau sembuh tidak?" tanya Ruby lagi meyakinkan Pangeran.
"Jangan memberi harapan palsu," jawab Pangeran Alzan, yang masih tidak percaya dengan semua perkataan Ruby.
Ruby menghela nafas panjang, ia sendiri belum tahu bagaimana caranya menggunakan kekuatan dalam tubuh Putri Ruby yang asli. Sebab, otak logisnya berpikir bahwa tidak mungkin hanya meneteskan darah saja bisa menyembuhkan orang. Ruby diam sambil berpikir untuk meyakinkan Pangeran untuk percaya padanya.
"Kau masih memiliki kekuasaan bukan di kerajaan ini, jadi aku ingin menyerang kerajaan teratai dan mengajaknya perang," kata Ruby yang masih duduk di kaki Pangeran dan bahkan tidak beranjak pergi dari sana.
"Jelas saja aku masih memiliki kekuasaan di kerajaan ini. Aku sedang merencanakan penyerangan, ada kendala kecil yang sebenarnya kau tidak perlu tahu," kata Pangeran Alzan.
"Kendala apa? Aku ini istrimu, katakan saja padaku, Pangeran." Ruby memaksa, Hatinya tidak bisa menerima jika Pangeran Alzan tidak mau menyerang kerajaan Teratai.
Pangeran Alzan masih diam tidak menjawab, sebetulnya pernikahan ini hanyalah alasan untuk melakukan perang dengan kerajaan teratai. Namun, Pangeran Alzan yang memahami politik, tidak mau bertindak sembarangan. Apalagi menyerang tanpa alasan yang jelas, tentu saja hal itu akan meruntuhkan citra baiknya yang selama ini dijaga.
Selain strategi yang masih belum matang, Pangeran Alzan juga mendapat penolakan dari Pamannya yang mengatakan bahwa ia belum bisa memulai peperangan, karena kekurangan yang dimilikinya. Di sisi lain Pangeran juga memahami bahwa ada niat terselubung dari sang Paman, desas desus ingin menggulingkan kekuasaannya sudah sampai ke telinganya.
Namun, karena ikatan baik keluarga kerajaan. Pangeran masih mencoba percaya pada sang paman. Saat ini Pangeran mempunyai rencana untuk memperluas wilayah kekuasaannya, termasuk menaklukkan kerajaan Teratai. Dirinya yang tidak mendapatkan dukungan dan malah mendapatkan sebuah isu penghianatan, jelas membuat Pangeran marah.
Tapi dengan adanya Ruby di sana, membuat Pangeran pun bertanya, jika memang benar dia adalah sang putri yang terbuang. Ia pun bisa memanfaatkan situasi tersebut, walaupun dia tidak seperti putri yang diceritakan. Tapi sebelum itu Pangeran ingin menyelidiki dulu siapa wanita yang menikah dengan dirinya sekarang yang benar-benar jauh berbeda dari kenyataan.
"Pangeran, kenapa anda diam saja?" tanya Ruby.
"Aku akan pikirkan kerjasama kita nantinya. Tapi, setelah aku tahu siapa kau sebenarnya dan kau bisa membuktikan. Bahwa memang kau bisa menyembuhkan kelumpuhan ku," jawab Pangeran Alzan.
"Syukurlah kalau begitu, jadi sekarang aku tenang, karena bisa meminta bantuanmu," sahut Ruby tersenyum lebar.
"Ya, tapi aku katakan sejak awal. Kau jangan besar kepala dulu," kata Pangeran Alzan.
Ruby tersenyum tipis, ia kemudian bangkit dari duduknya." Pangeran membutuhkan bantuanku atau tidak? Pangeran butuh ganti baju, tidak mungkin kan, menggunakan baju pengantin seperti itu?" tanya Ruby dengan lemah lembut, menanyakan apa ada yang butuh dibantu kepada pangeran. Karena merasa jika Pangeran dalam posisi yang benar-benar tidak nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Kania Rahman
semangat 👍👍
2023-08-04
0