Awal keluar melihat istana yang mewah dan megah, bersama dengan Pangeran Azlan,di setiap sudut hampir ada pengawal. Pelayan yang terus bekerja dan berlalu larang. Seperti tidak pernah sepi.
Ruby yang baru melihat hal itu jelas merasa takjub, tidak disangka jika banyak hal yang sebelumnya belum pernah ia lihat, tanpa sadar ia hampir menabrak pohon yang ada di depan. Untung saja saat itu Pangeran memperingatinya.
"Berhenti!"
Azlan yang mencoba menghentikan Ruby, karena ia hampir celaka akibat ulah Ruby.
"Kenapa Pangeran?" tanya Ruby yang memang sedari tadi sedang melamun, ia bahkan tak sadar hampir mencelakai Azlan.
"Kau tidak melihat pohon besar di depanku, apa kau berniat untuk membunuhku."
Pangeran Azlan menunjuk pohon besar yang ada di hadapannya. Hal itu membuat Ruby sadar akan kesalahannya.
"Wah maaf aku tak sengaja, karena aku baru pertama kali melihat istana megah ini jadi aku tidak sadar," jelas Ruby yang tak ingin Azlan marah.
Sayangnya penjelasan Ruby tak berpengaruh apapun pada Azlan, malah makin membuat Azlan kesal. Ia benar-benar dalam masalah sekarang, semua berjalan tak sesuai rencana Ruby.
Padahal Ruby ingin meminta bantuan pada Azlan untuk balas dendam, dengan menyembuhkan kakinya, tapi sepertinya Alzan semakin membencinya dan akan sulit untuk bisa mendekatinya lagi.
"Aku sudah merasa heran dengan mu sejak awal, Kau ini benar-benar putri raja atau bukan?" Azlan memandang Ruby dengan tatapan menyelidik, tak percaya jika seorang Putri Raja bisa merasa takjub dengan bangunan istana.
Padahal Putri Raja sendiri juga tinggal di istana. Hal itu jelas ada yang sedang di sembunyikan oleh Ruby.
"Aku sudah minta maaf, seharusnya aku tidak mengorek kesalahan ku," kesal Ruby tak mendapatkan respon baik dari Azlan.
"Sudahlah, sejak awal kau sudah terlihat aneh," ucap Pangeran tak suka dengan Ruby.
"Kenapa kau terus menghinaku begitu?" tanya Ruby kesal dan ingin mendorong saja kursi roda itu agar menabrak pohon.
"Jangan pegang kursi roda ku!" Azlan merang Ruby mendorong kursi rodanya.
Ruby mengangkat tangannya dan berusaha tidak menyentuh sama sekali kursi roda itu. Ia harus lebih bersabar menghadapi Pangeran, yang sepertinya tidak menyukai Ruby, apalagi Pangeran Azlan yang terlihat sangat kecewa dan emosi. Membuat Ruby tidak bisa tenang dan tidak bisa mendekatinya sama sekali.
Tingkah laku Ruby membuat Azlan heran dan semakin tidak percaya padanya, selain peralatannya yang sembarangan, tak memiliki sopan santun, tidak terlihat seperti seorang putri, bertindak semuanya sendiri dan merasa heran dngan bangunana istana. Semua itu terlihat jelas jika Ruby bukan Putri, mebuat Pangeran Azlan semakin kesal dengan tingkah laku Putri yang benar-benar tidak sesuai layaknya seorang Putri.
Maka membuat kecurigaan Pangeran semakin kuat, jika Raja teratai membohonginya, selain menukar calon pengantinnya, Raja juga dengan sengaja mengirimkan seorang Putri yang tidak berguna, yang membuat Pangeran Azlan makin merasa kesal dan marah jika ia melihat Ruby.
"Pengawal, dorong kursi roda ku!" Perintah Azlan yang lebih percaya pada pengawalnya daripada Ruby.
Pangeran yang dikawal empat pengawal, membuat Ruby tidak bisa berjalan di samping pangeran Azlan, pemandangan yang miris, ia yang terlihat seperti pelayan tuan putri.
Ruby yang tidak memiliki persiapan apapun saat datang ke kerajaan jelas membuat Ia juga bingung apa yang harus ia lakukan, rencananya untuk menyembuhkan pangeran juga gagal, ia yang makin dicurigai tak bisa melakukan apapun. Hanya bisa mengikuti alurnya dan mencari kesempatan untuk bisa menyembuhkan pangeran Alzan.
Rencana awalnya yang tidak sesuai expetasi, membuat Ruby terus berfikir untuk bisa dekat dengan pangeran, agar dia bisa meminta pertolongan. Untuk bisa membalaskan dendamnya dengan meminjam pasukan kerajaan, untuk menyerang kerajaan Teratai yang merupakan kerajaannya sendiri,
Sayangnya Ruby tidak memiliki kesempatan untuk mengatakan itu semua, yang membuat dirinya semakin dicurigai dan makin dianggap aneh oleh Pangeran, apalagi saat usahanya kemarin yang akan menyembuhkan Pangeran gagal.
Ruby hanya bisa mengikuti Pangeran dengan kesal, bagaimana bisa ia bahkan lumpuh dan tak mau dibantu. Penuh dengan kecurigaan, jadi membuatnya seperti seorang penjahat.
Gagal sudah rencananya untuk menyembuhkan Pangeran. Apalagi hubungan mereka makin renggang, memang sedari awal tidak pernah dekat dan tidak pernah bertemu sebelumnya.
Sekarang Pangeran Alzan jelas makin curiga, dan marah pada Ruby. Selain ia merasa di bohongi oleh Raja Gahar yang merupakan ayah Ruby. Kini tingkah laku sang Ruby juga aneh di mata Pangeran Azlan.
Ruby yang berjalan di belakang para pengawal seperti terasingkan dari rombongan. Benar-benar pemandangan yang membuatnya kesal.
Selain diabaikan oleh Pangeran ia juga bahkan tidak memiliki pelayanan pribadi layaknya putri raja, ia juga diperlakukan dengan tidak baik oleh Pangeran. Dicurigai sebagai mata-mata dan dianggap ingin membunuh Pangeran Azlan. Bahkan kali ini mendekat pun tidak boleh. Kehidupan kedua yang sepertinya akan sulit.
Jika bukan karena permintaan pemilik tubuh asli untuk balas dendam mungkin Ruby sudah hidup semaunya sendiri di kerajaan. Tidak harus menjadi istri pangeran lumpuh yang bahkan kini membencinya.
Terpaksa Ruby harus berjalan di belakang sendiri dengan sanatin,sambil melihat suasana yang ada di sana, rumah kuno yang tersusun rapi dan pandangan pada pelayan yang melihat pemandangan aneh karena Ruby diabaikan oleh Pangeran.
“Ya ampun, kenapa mereka semua menatapku seperti itu. Tamatlah riwayatku, mungkin aku akan di bully nanti. Menyeramkan sekali,” batin Ruby yang tahu ada yang salah dengan tatapan mereka semua yang jelas tidak bersahabat sama sekali.
Ruby berjalan makin lemas, tahu jika dirinya diabaikan oleh Pangeran, bukannya bisa dekat malah semakin menjauh, entah apa yang membuat Pangeran benci itu. Sadar Ia hanya Pengantin Penganti membuat Ruby tahu jika sedari awal Pangeran tidak menyukai nya, tapi menyukai Alinza yang merupakan kakaknya.
Rombongan yang tiba-tiba berhenti membuat Ruby juga menghentikan langkah kakinya, terlihat semua orang memberikan hormat pada sosok wanita paruh baya yang cantik dan berwibawa, dilihat sama semua orang tahu jika itu Ratu.
Dengan mengikuti gerakan yang lain juga Ruby ikut membungkuk dan memberikan hormat, ia sudah pernah bertemu Ratu sebelumnya saat acara pernikahan. Tapi, kali ini berbeda terlihat begitu anggun dan berwibawa, panatas semua menghormati Ratu.
“Salam hormat pada Ratu!”
Seru para pengawal dan pelayan yang ada di sana, membuat Ruby juga mengikuti mereak, ia juga tidak tahu jika harus memberi hormat pada Ratu seperti itu.
Tiba-tiba Ratu berjalan menghampir Ruby, memebuatnyatengan, karean sebelumnya belum pernah dekat bahakan bicara dengan Ratu.
“Kenapa harus ke sini, kau kan tidak tahu apapun tentang kerjaan matilah aku, jangan-jangan aku punya mertua galak,” batin Ruby yang semakin tidak tenang saat dirinya dihampiri Ratu.
Ratu yang benar-benar penuh kharismatik itu datang di hadapan Ruby. Membuat Ruby pun bingung harus berbuat apa, tapi dia yang berusaha untuk lebih tenang lagi.
“Bangulah Nak.” Ratau yang menghampiri Ruby dan mengajak Ruby bersammnnaya.
Hal itu membuat Ruby bingung dan kaget pasalnya ia sudah mengira jika Ratu jahat, tapi ternyata begitu lemah lembut membuat Ruby tidak terlalu tegang sekarang.
“Iya saya,” jawab Ruby merasa tidak percaya diri.
Tapi ia berusaha untuk tenang, dan berusaha untuk tidak tegang. Ia mengingat lagi film-film tentang kerajaan. Yang mana Ratu dan Raja pasti sangat dihormati,dan kini ia sadar sebagai seorang putri haruslah bersikap lembut seperti sang Ratu.
Dari cara jalan dan cara menyapa juga sudah terlihat jelas, membuat Ruby paham jika dirinya yang sembarangan dan semua nya sendiri, jelas membuat Pangeran Azlan semakin benci padanya.
“Aku ingin minum teh bersamamu,” ajak Ratu dengan megandengan tangan Ruby.
Membuat Ruby menyetujuinya, dengan anggukan pelan dan mencoba mengikuti sang Ratu, walau ia harus menahan diri untuk berjalan pelan mengikuti sang Ratu dan berusaha untuk tampil elegan.
Ruby yang akhirnya ikut bersama dengan Ratu, jela bersama Pangeran Alzan juga ikut bersama mereak, setelah sampai di sebuah banguna seperti balai telihat luas dan ada tatanan kursi lengkap dengan bangku yang terlihat santai, dengan posisi menghadap ke danau dan pepohonan yang rimbun membuat suasana sejuk dan benar-benar nyaman.
Lebih dari delapan prajurit berdiri menjaga keamanan di setiap penjuru arah dari bangunan itu, lima orang pelayan wanita membantu menyajikan teh mereka yang kini Ruby bersama dengan Ratu dan Pangeran Alzan yang ikut dengan mereka.
Sebenarnya Ruby ingin berdecak kagum, tapi ia tahan, mengetahui jika ia harus bersikap elegan di hadapan Ratu, agar ia mendapatkan citra yang baik di hadapan Ratu. Mungkin Pangeran Azlan membencinya dan kini Ruby sedang memebangun image baik dihaadapan Ratu, tampapedulu tatapan PAngeran azlan yang terus memperhatikan sikap Ruby yang dengan mudah berubah.
"Apa kamu betah di sini, bagaimana dengan keadaanmu?" Punya ratu kepada Ruby.
Tahu jika Ruby baru dua hari di kerajaan tersebut, hingga membuat Ratu pun ingin tahu bagaimana tentang pendapat Ruby, berada di kerajaan dan juga kondisinya karena Ratu tidak ingin melihat jika ruby merasa bersedih. Apalagi sebagai pengantin baru jelas harus selalu bahagia.
"Saya sangat baik dan betah. Pangeran juga memperlakukan saya dengan baik," jawab Ruby dengan hati-hati.
Ruby tidak ingin membuat Ratu merasa bersedih, ia menjawab hal tersebut sesuai dengan keinginannya. Walaupun dia benar-benar merasa tidak betah dengan perlakuan dari pangeran, ia juga merasa tidak senang dengan pangeran yang mengabaikannya dan bahkan tidak memperdulikannya sama sekali.
"Benarkah, ibu suka kalian akur. Ibu khawatir Putri Alinza sampai merasa kesulitan."
Ratu yang tahu jika pangeran benar-benar menikah dengan Alyssa dan tidak tahu sama sekali Jika Itu adalah Putri ruby karena sebelumnya perjanjian antara dua kerajaan jika Pangeran akan menikah dengan Putri Al insya yang merupakan Putri pertama dari kerajaan teratai.
"Saya Putri Ruby," jawab ruby agar Ratu tahu jika dia Bukan alimza kakaknya.
Walaupun dia tahu jika dia adalah pengantin pengganti yang mana dia juga sudah diberitahu sebelum berangkat ke kerajaan jadi hal itu juga membuat ruby merasa bingung jangan Apa yang dilakukan oleh ayahnya sehingga ia mengirimkan ruby ke kerajaan Lion.
"Putri Ruby?" Hanya Ratu yang tidak mengerti sama sekali Kenapa namanya jadi berubah padahal dia masih ingat juga putranya akan menikah dengan Putri alinda.
Hal itu jelas membuat putriku Ratu pun bingung dan membutuhkan penjelasan karena itu terlihat seperti penipuan saja Padahal mereka sudah setuju dengan pernikahan itu karena pangeran menikah dengan Putri Alinza.
"Maaf sebelumnya ibu, Mungkin ibu belum tahu jika Putri Ruby putri kedua dari kerajaan teratai."
Pangeran Alzan, yang benar-benar memberitahukan kepada ibunya siapa sebenarnya Ruby dan juga bagaimana dia bisa datang ke sana. Padahal memang Raja dan Ratu tahu, jika Pangeran Azlan akan menikah dengan Putri Alinza, yang merupakan Putri pertama dari kerajaan teratai. Tapi, seperti yang memang disengaja Raja mengirimkan Putri keduanya membuat Pangeran mengatakan semua itu kepada Ratu, karena dia juga belum memutuskan apapun untuk melaporkan nya atau tidak.
Apalagi melihat putri Ruby yang mencurigakan, membuat Pangeran Azlan, juga tidak senang dengannya. Maka dari itu Pangeran Azalan mengatakan semua itu pada sang Ratu, untuk meminta solusinya karena jelas ia sendiri juga merasa bingung apa yang harus ia lakukan. Dan entah mengapa raja mengirimkan Putri Kedua mereka dan hal itu tidak diketahui oleh ratu dan juga Raja hanya diketahui oleh pangeran saja.
Pangeran juga tidak melaporkan hal tersebut dan menyuruh Ruby, untuk berdiam diri di kamar. Tapi karena rupiah ingin pergi keluar maka akhirnya pun ia tidak bisa berbohong kepada Ratu padahal Pangeran sendiri belum memiliki alasan yang tepat.
"Bukannya kemarin kamu bilang jika, menikah dengan Putri Alinza?" tanya Sang Ratu yang kini membuat Ruby ada dalam masalah.
Ratu juga harus meluruskan masalah itu dan harus melaporkannya kepada Raja. Pasalnya itu bukan masalah yang kecil, apalagi mengingat Pangeran arsiran lumpuh terlihat jika Kerajaan Ternate sedang menghina kerajaan mereka dengan mengirimkan Putri kedua tidak sesuai dengan kesepakatan awal.
"Matilah aku, kenapa juga pangeran sampai bilang semua itu oada Ratu," batin Ruby merasa jika dirinya ada dalam masalah.
Hal tersebut tidak diketahui oleh Ruby, jika permasalahannya bisa sampai sebesar itu, padahal dia tidak melakukan apa-apa. Hanya tahu sejarah istilah tersebut dia bisa sampai dihukum dengan membuat Ruby, harus benar-benar berhati-hati.
"Apa sang Raja tahu tentang itu?" tanya Ratu semakin membuat Ruby mendapatkan tekanan.
Bisa saja ia dianggap musuh kerajaan karena sudah berbohong kepada Raja, harusnya bukan dia yang seharusnya menikah dengan sang pangeran.
"Beliau Belum tahu," jawab Pangeran yang memang belum memberitahukan kepada siapapun.
Selain Pangeran Azlan juga masih bimbang dan juga bingung dengan keputusannya. Ia merasa jika Ruby tidaklah berbahaya dan malah terlihat baik. Jika dia jujur dan apa adanya.
Tapi tetap saja kecurigaan itu ada saat melihat Ruby yang berperilaku semaunya sendiri tidak memancarkan seorang putri, membuat Pangeran juga merasa ragu dengan kebenaran, jika ia putri kerajaan teratai atau bukan.
Tapi setelah melihat hasil dari penyelidikannya kemarin buat Pangeran sadar, jika memang selama ini Putri uby diasingkan oleh keluarganya dan bahkan tidak mendapatkan pendidikan sedikitpun. Ada sedikit rasa ibu maka dari itu Pangeran menahan Ruby, untuk tidak keluar dari ruangan. Agar ia bisa mencari solusi yang tepat. Bagaimana cara untuk menyampaikan kepada Raja dan juga Ratu tentang Ruby.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments