Haii selamat pagii kesayangan.
Selamat baca yaa
🤗🤗🤗
***
Sesuai keinginan Bima bahwa hari ini Fatih harus datang ke kantor nya untuk mengantarkan beberapa laporan yang sudah ia minta untuk di revisi.
Terlihat sang keponakan sedang merayu-rayu Pamannya.
"...Tolong ya Om---" ucap Fahmi mengiba.
"Hemmm...ya baiklah. Om akan coba, tapi jika cara ini gagal. Om nggak mau melakukan hal seperti ini lagi, kamu faham kan, Mi?"
Fahmi mengangguk. "Iya, Om!"
"Ya sudah kamu bersembunyi dulu sana, nanti kalau Fatih datang dan melihat kamu. Bisa gagal rencana kita!"
"Iya Om Baik--" Fahmi mulai bangkit dari kursinya untuk masuk keruangan khusus yang ada diruangan Bima.
Tak berapa lama
Tok..tok..tok
Terlihat Fatih mendorong pintu untuk masuk ke dalam.
"Ayo, Nak. Silahkan masuk." Bima bangkit dari kursinya dan menyambut Fatih.
"Om, bagaimana kabarnya?" tanya Fatih lalu mencium tangan Bima.
"Baik, Nak. Silahkan duduk. Kamu mau minum apa, Fat?"
"Nggak usah repot-repot Om, soalnya aku nggak lama. Masih ada rapat lagi. Ini Om hasil revisian yang kemarin Om minta. Semua sudah aku perbaiki sebisa ku--"
Om Bima meraih laporan itu dan membacanya dengan kilat. "Ya sudah, Om setuju!"
"Hemmm..?" Kedua mata Fatih membulat. "Acc, Om??"
"Ya, Om acc laporan ini--"
"Aneh!! Revisian aku sama Lani kan nggak jauh beda, kenapa kemarin malah di tolak dan sekarang dengan gampangnya di terima? Tau gitu kan aku nggak usah cepat pulang dari Bali..Uh!!"
Fatih terus mengumpat dalam hatinya lantaran Bima bersikap aneh saat ini.
"Baik lah Om, kalau begitu Fatih permisi ya untuk kembali ke kantor--" Ia pun bangkit.
"Tunggu, tunggu. Fat!" Bima menyuruh Fatih untuk kembali duduk. "Kenapa, Om?"
"Duduk, dulu sebentar. Ada yang ingin om bicarakan denganmu..."
Sikap Bima semakin membuat Fatih bertanya-tanya.
"Tentang??"
"Om ingin berbicara tentang Fahmi---"
Seketika wajah Fatih berganti dengan raut tidak suka. "Kenapa, Om?" Fatih berdecak malas.
"Apa kamu nggak ingin kembali dengan Fahmi? Semenjak ditinggal sama kamu, dia seperti orang yang kehilangan arah, Fat!"
Fatih hanya diam terus bersikap acuh.
"Walau kamu sudah menikah, apa tidak sebaiknya kamu memutuskan saja pernikahanmu itu dan kembali kepada Fahmi?"
Fatih berdecis geli. "Suatu surga bagi Fatih Om, untuk menikah dengan Mas Ibra! Namun berbeda dengan Fahmi, aku merasa sedang di dalam neraka jika menikah dengannya!" Wajah Fatih berubah menjadi dingin. "Bawa saja Fahmi ke dr Spesialis Jiwa, Om. Dia itu sakit!"
Bima pun merasa susah untuk mengendalikan Fatih saat ini, maka dengan cepat ia mengeluarkan jurus pamungkas nya.
"Fat, kamu tau kan Om mempunyai saham terbesar di Perusahaan kamu? Itu semua juga ada sumbangsih dari keluarganya Fahmi---"
Fatin memotong dengan cepat. "Jadi, Om ingin menggertak saya?" ucapan ini membuat Bima menghentikan seketika ucapannya. Ia kaget dengan Fatih yang mulai berani.
"Kalau Om, ingin menarik semua saham om dari perusahaan, saya nggak akan larang! Itu hak setiap pemegang saham, mau menarik atau menambahkan saham mereka!Fatih kecewa sama Om, bisa-bisanya Om mengancam Fatih dengan cara seperti ini---" Fatih seketika bangkit, ada genangan air mata yang akan turun membasahi pipinya.
"Fat, Fat! Nggak begini maksud Om--" Bima bangkit dari kursinya dan menghampiri Fatih yang sudah berdiri.
"Lalu, maksud Om bagaimana? Menyuruh Fatih pisah dengan suami lalu kembali dengan keponakan, Om? Om fikir pernikahanku itu MAINAN??" Terdengar nada tinggi diakhir kalimat yang terucap dari bibir Fatih. Membuat Bima tersentak kaget.
Wajah Fatih mulai memerah, nafasnya naik turun, dadanya berdebar menahan kecewa dan tubuhnya terasa bergetar karena cemas.
"Fatih nggak akan kembali sama Fahmi, Om! Aku sayang suamiku! Permisi, Om!"
Fatih memutuskan untuk meninggalkan ruang kerja Bima begitu saja dengan luka perih menyayat hati. Ia tidak akan menyangka jika mendapatkan teguran seperti ini. Disisi itu pun ia sedikit kalut, ia sudah menantang Bima untuk mencabut sahamnya, demi mempertahankan pernikahannya dengan Ibra.
Yang dirinya saja belum tahu bagaimana jalan pernikahannya nanti dengan Ibra. Apakah akan menjadi rumah tangga sungguhan? Atau akan berakhir dengan cepat.
Bukannya hanya hatinya yang hancur, tapi sudah dipastikan perusahaan pun akan hancur jika Bima benar-benar mencabut saham itu.
Fatih masih memukul-mukul stir mobilnya dan menangis.
"Kenapa sih Mas, kamu selalu aja menyakiti perasaanku?" Fatih memaki sosok Fahmi dalam bayangannya.
"Dimana sih harga diri kamu? Dasar nggak tau MALU!! Sudah ketangkap basah berselingkuh! KDRT! Pshyco!! Kami tetap ingin aku kembali! SIALANN!"
Tok..tok
Fatih pun menoleh ke samping jendela mobilnya. Melihati Fahmi yang masih terus mengetuk pintu mobil Fatih agar wanita ini membukanya.
"Brengssek!! Mau apa lagi dia??"
Bukan membuka kaca jendela mobil, Fatih langsung menyalahkan mobil dan menekan pedal gas untuk pergi dengan cepat dari sana. Ia membiarkan Fahmi begitu saja dengan langkah terseok hampir terhempas karen pergerakan mobilnya yang kasar.
Fahmi pun kembali ke mobilnya untuk menyusul Fatih. Terlihat angin mengiringi lajuan mobil mereka yang saling beruntun. Sesekali Fatih melihat spion untuk melihat mobil Fahmi yang terus mengejarnya sampai ke kantor.
"Benar-benar keterlaluan kamu, Mas!"
****
Hari ini Ibra memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Tugasnya memang belum selesai, namun ia meminta untuk semua laporan yang berkaitan dengan cabang di Bali agar di kirimkan lewat email atau dalam bentuk lainnya.
Sebenarnya ini hanya alasannya saja, karena ia merasa beberapa malam ini tidurnya tidak nyenyak. Hati dan fikirannya terus memikirkan sang istri. Ucapan Fahmi selalu terbayang-bayang dalam benaknya.
Setelah melakukan penerbangan udara, akhirnya Ibra pun sampai di Jakarta. Ia sudah bersiap untuk meraih kembali cintanya Fatih Medina, sang istri tercinta.
Terlihat Ibra sudah turun dari taxi di lobby kantor Fatih. Wajah bahagia tersirat dari nya, karena sebentar lagi ia ingin memeluk istrinya dengan erat.
Namun sebelum langkah kaki nya berputar untuk masuk ke dalam. Ia seperti mendengar suara istrinya sayup-sayup. Ibra pun penasaran dan akhirnya mengikuti sumber suara itu ke arah parkir belakang kantor Fatih.
"LEPASIN AKU MAS!!" Fahmi masih menggenggam tangan Fatih. "Aku akan lepasin, kalau kamu mau ceraikan dia!"
Kedua mata Fatih melotot dengan tajam. Ia melepas tangan Fahmi secara paksa lalu mendaratkan tamparan yang keras di tulang pipi Fahmi.
"Lihat kan bagaimana aku sekarang? Aku berani untuk menampar kamu? Karena aku akan terus memperjuangkan pernikahanku! AKU CINTA SUAMIKU!!"
"KAMU!!"
Seketika kedua mata Fatih tertutup, ketika melihat Fahmi akan menamparnya balik. Tiba-tiba ia mendengar suara Fahmi terhempas begitu saja di atas aspal parkir.
Sontak ia langsung membuka matannya dan kaget ketika melihat Ibra tengah menghajar mantan suaminya tanpa ampun sama sekali. Segudang emosi dikeluarkan habis oleh Ibra. Ia benci lelaki ini, lelaki yang sudah berani mengancam dirinya dan akan berlaku kasar kepada istrinya.
"Mas? Alhamdulillah suamiku kembali--" desah Fatih sebelum kedua matanya menutup karena kabut putih mulai menerpa. Ia lemas tidak berdaya.
****
.
.
.
.
.
Oh iyaa selagi kalian nunggu aku Update, bisa loh baca karya ku yang lain:
Mantanku Presdirku Suamiku
2.Bersahabat Dengan Cinta Terlarang
3.Jangan Berhenti Mencintaiku
Bisa klik di profil aku ya, terus pilih karya.
Like dan komen ya guyss🖤🖤❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ayo Ibraaa !!! hajar teros si br3ngs3k Fahmi ...
2023-01-22
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
good Fatih ... mmmuuaaacchh 👏👏👍👍
biarpun kamu sendiri sebenernya masih belom mantep ... tapi tetep hargai suami dan hormati kesucian pernikahan ...
💝💝😍😍😘😘⚘️⚘️
2023-01-22
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
oh ... ternyata kongkalikong om sama ponakan ....
tiati om Bima ... siap2 di pecat ini mah .... 🤔
2023-01-22
0