"Babassa Cassa!"
Sontak Aku terperangah. Makhluk itu mengatakan sesuatu. Dan Aku sama sekali tidak mengerti apa perkataannya.
Tetapi matanya, menyiratkan sesuatu. Seolah Ia meminta pertolonganku.
Aku harus bagaimana?
"Kau... apa kau melihat te_temanku? Dua orang... temanku!?"
Aku mencoba berinteraksi dengan makhluk asing sejenis kelelawar besar itu.
"Vassa tapassa."
"Hahh? Aku tidak mengerti apa yang kamu bilang! Kalian, apa kalian memangsa teman-temanku? Sehingga kalian jadi mabuk daging manusia?"
Tetiba hanya kalimat itu yang keluar dari mulutku yang bergetar.
Andaikan itu benar, otomatis nyawaku pun tinggal sejengkal lagi. Sebentar lagi Aku mati.
Tapi, daripada Aku harus hidup sendiri diantara makhluk aneh seperti ini. Mati jauh lebih baik.
"Kerana vavassa. Gurassa bissasa!"
"Gue kaga ngerti ucapan Lo, Njiiinggg!!! Lo liat temen-temen gue kaga? Itu pertanyaan gue!"
Dia mengangguk.
Tentu saja Aku dibuat heran dan geram.
Apa mungkin dia mengerti pertanyaanku? Tapi bahasanya aneh. Bukan bahasa Inggris, Korea apalagi Rusia! Ini... bahasa alien kah? Wa_waduh!?!
Aku mundur selangkah.
"Ka_mu li_hat te_man a_ku?"
Kucoba mengulangi perkataan dengan sengaja mematahkan kata demi kata agar Ia bisa mengerti.
Dan...
Kepalanya kembali mengangguk-angguk.
"Wanjimmm! Lo ngerti bahasa gua? La gua kaga ngerti bahasa Lo, Cok! Coba translate ucapan Lo!"
Dia menggeleng.
"Hahh? kaga bisa?"
Dia mengangguk.
"Asemmm! Kampret Lo emang! Temen-temen gue ada dimana?"
"Vavassa krasiyya tassa."
"Njiirr asli gua kaga ngerti, Kunyuk!"
Spontan Aku kesal bukan main.
makhluk ini membuat rasa takutku yang tinggi berubah menjadi emosi jauh lebih tinggi.
"Who is vavassa? Vavassa penyanyi dangdut? Atau... Vavassa Angel yang udah almarhumah? Ehh, itu Vanessa Angel. Maaf!"
Makhluk itu mengusap lelehan darah dari mulutnya.
Dia perlahan bangkit dan... tangan, bukan, bukan tangan... tapi lebih mirip sayap tapi dipenuhi tulang seperti jaringan tangan. Dia mendekapku dan...
"Hei, hei... Ka_kau mau menggigit leherku?"
Aku panik. Menoleh mundurkan wajah dari mukanya yang bermoncong besar.
"Bikasi vassa. Cassa babassa ilayassa!"
"Heleh, gua kagak ngatri omongan Lo!"
Aku terkejut, dia menarikku untuk duduk di punggungnya.
Dan...
Dan dia perlahan merebah, lalu...
Wusss
Wusss
Kami terbang!!!
Sumpah ini sangat mirip di film trailer Avengers.
Tuhaaan!!! Tolong jangan kasih Aku mimpi yang menakjubkan seperti ini! Aku memang suka film bergenre petualangan. Tapi, please... Aku lebih inginkan hidup di dunia nyata, bukan dunia mimpi! Dan kalaupun ini adalah mimpi, tolong kembalikan Aku ke alam nyata. Aamiin...
Doaku dalam hati.
Krosak krosak krosak...
Krakk.
"Adawww! Pelan-pelan dong, Pret! Kepala gue kena dahan pohon nih!" pekikku seraya memegang pelipis yang rasanya lumayan sakit.
"Aihh?!?"
Aku kembali terkejut.
Dalam mimpi tidak mungkin merasa sakit. Dan...
Kurasakan ada sedikit lelehan di pelipis ini.
"Gelo!!! Kepala gua berdarah!!! Huaaa!!!"
Seketika Aku teriak sekencang-kencangnya.
Ini bukan mimpi! Ini nyata! Dan dimanakah Aku ini, Tuhaaan!!!
Wusss wusss
Tubuh kelelawar besar meliuk-liuk melewati pepohonan besar. Semakin gelap, kecepatannya semakin melesat dan Aku kian tidak dapat melihat keadaan sekitar karena malam yang gelap.
Kikk kiiik kiiik...
Bulu kudukku meremang.
Terdengar suara tawa seperti perempuan berambut panjang. Menakutkan.
Kiiik kikkk kiiiikkkk...
Klepak klepak.
Wuss.
Mataku membulat melihat dua pasang mata bulat besar melotot ke arahku.
"Astaghfirullahal'adziiim, astaghfirullahal'adziiim!!!"
Kupejam mata, berharap makhluk itu tidak melakukan apa-apa padaku.
Dan...
Werrrr klepak klepak.
What? Ternyata... Dua burung hantu! Woa... Suaranya mirip kuntilanak yang tertawa cekikikan.
Hhh...
Jantungku berdebar tak karuan.
Nafas bahkan seperti Senin Kamis. Sulit mengontrol udara keluar masuk vena dan alteri dalam darahku yang berdesir kencang.
"Mama... Papa! Aku sangat merindukan kalian! Hik hiks..."
Aku yang cengeng menangis mengingat kedua orang tuaku.
Papaku adalah seorang karyawan swasta di perusahaan ternak ayam broiler. Gajinya UMR, tapi demi untuk menyekolahkanku sampai tinggi dan bisa menyandang gelar sarjana, beliau rela bekerja sampai lembur.
Mamaku, hanya Ibu Rumah Tangga biasa. Tetapi beliau adalah Ibu yang luar biasa. Serba bisa dan si paling bisa mengatur keuangan rumah tangga yang sebenarnya morat-marit karena harus mampu membagi untuk biaya pendidikan putra-putrinya bertiga.
Bayangkan... Putra sulung mereka kuliah di universitas swasta. Dua putrinya juga sekolah SMA kelas dua dan SMP kelas satu. Semuanya membutuhkan biaya.
Sedangkan keluarga kami hanyalah keluarga sederhana saja.
Tetapi Papa dan Mama adalah pasangan suami istri yang solid yang mau berjuang bekerja keras demi keberhasilan putra-putrinya.
Ya Allah... tolong berikanlah kedua orang tuaku kebahagiaan dunia dan akhirat, lahir dan batin ya Allah! Ya Allah.. Izinkan Aku untuk dapat kembali bertemu dengan mereka. Please...
Dalam ketakutan hidupku yang tidak jelas ini, ada sebuah doa kupersembahkan kepada Papa Mama.
Wusss wusss
Syuut...
Jantung terasa menciut. Makhluk kelelawar besar itu menukik turun ke bawah. Nyaris tubuhku jatuh karena badan makhluk itu menurun tajam.
Tapi ternyata dia begitu lihai sehingga tubuhku seolah menempel erat di punggungnya.
Keplak keplak...
Aku kini menjejakkan kaki ke bumi dengan lutut gemetar.
Asli, ini bukan mimpi.
Dengkulku benar-benar goyang. Gemetaran hingga terduduk di atas tanah berumput liar.
"Dimana kita?" tanyaku dengan suara berbisik.
Suasananya tampak berbeda. Seperti ada di belakang sebuah bangunan persembunyian.
Dibilang rumah, tidak seperti rumah. Hanya kayu-kayu yang dirakit seperti halnya burung membuat sarang. Tapi, ini jauh lebih besar.
Apakah... sarang ini milik makhluk berwujud burung besar? Seperti makhluk yang membawaku terbang, sejenis kelelawar besar. Bahkan ukuran tubuh kami nyaris sama.
Aku mendekap hidungku.
Bau amis darah yang sangat menyengat.
Bilik sarang itu ada lubang-lubang kecil. Membuatku penasaran ingin mengintip.
Bertanya pada makhluk asing itu pun tak bisa membuat rasa penasaranku terjawabkan. Karena komunikasi kami yang tidak bisa dimengerti.
Mataku terbelalak...
"Fajar!!!" pekikku dengan suara tertahan karena langsung mendekap mulutku erat-erat.
Fajar tergeletak dengan dada penuh darah.
Fajar... sepertinya telah menjadi... mayat!!!
Dan tak jauh dari tubuh Fajar yang terlentang di atas meja, Aku melihat Yusman yang duduk di atas batu dengan tubuh diikat tali rami yang besar sekali.
A_apa ini? Apakah teman-temanku sedang dijadikan sesembahan?
Lututku gemetar hebat. Dan...
Bruk.
Tubuh ini kembali jatuh di tanah dengan air mata yang tertahan dan suara yang ditutup.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
lina
🤣🤣 yg kya gini bikin sewot
2023-05-08
0
lina
timpuk bae itu kelelawar, bikin darting 😅😅
2023-05-08
1
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
semangat satria
2023-04-05
0